id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

60 Tahun Indonesia-Jepang: Sebuah Simbiosis Mutualisme

Universitas Indonesia > Berita > 60 Tahun Indonesia-Jepang: Sebuah Simbiosis Mutualisme

Selasa pagi (4/09) Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia (PSJ UI) menyelenggarakan simposium peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang dengan tema “Peran Akademisi dalam Peningkatan Interaksi Budaya” yang digelar di auditorium PSJ UI.

Simposium ini dibagi menjadi 2 sesi, sesi pertama membahas topik seputar peran pemerintah, pendidikan & perguruan tinggi. Selanjutnya, sesi kedua membahas mengenai topik yang berkaitan dengan dinamika sosial, budaya & bahasa.

Acara ini diantaranya dihadiri oleh Direktur Eksekutif Pusat Studi Jepang UI, Dr. Diah Madubrangti dan Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia, Mr. Masafumi Ishii yang sekaligus membuka acara dan memberikan sambutan pada simposium pagi itu.

Pada sesi pertama, Mr. Norihisa Tsukamoto (Direktur Jenderal The Japan Foundation, Jakarta) mengawali simposium dengan membahas hubungan Indonesia-Jepang di masa depan dengan berbagai kegiatan untuk mempererat hubungan diplomatik.

Selanjutnya, Dr. Ir.Alinda Fitriany Malik Zain, M.Si (Atase Pendidikan & Kebudayaan KBRI) membahas bagaimana peran KBRI Tokyo dalam meningkatkan Kolaborasi Riset & Budaya para Akademisi dan Budayawan Indonesia-Jepang.

Julian Aldrin Pasha, MA.,PhD (Universitas Indonesia, Asosiasi Studi Jepang di Indonesia) juga tidak kalah menjelaskan secara historis dinamika hubungan 60 tahun Indonesia-Jepang yang dilihat dari perspektif pendidikan.

Sesi ini ditutup oleh Prof. Dr. Kyoko Funada (Kanda University of International Studies) yang mengajak melihat kondisi pendidikan bahasa Indonesia di Jepang terus meningkat dan perguruan tinggi yang mengakomodasikan kelas bahasa Indonesia juga terus bertambah.

Pasca istirahat, sesi kedua dibuka oleh Prof. Furihata Masashi membahas partikel “WA” dalam bahasa Jepang dari segi studi kontrastif dengan bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda.

Kemudian dilanjutkan oleh Dr. Agus Suherman Suryadimulya, M.A (Universitas Padjadjaran, Asosiasi Studi Pendidikan Bahasa Jepang Indonesia) menekankan pembahsan mengenai peran akademisi dalam peningkatan interaksi budaya.

Selain itu, Prof. Dr. Hisanori Kato (Chuo University, Tokyo) juga menjelaskan studinya tentang faktor religi-kultural yang diperlukan dalam memahami Indonesia.Bahtiar Alam, Ph.D (Universitas Indonesia) mengakhiri simposium ini dengan berbicara mengenai kebangkitan wacana dan praktik anti-ujaran kebencian di Jepang melalui beberapa tinjauan awal perspektif sosiologis.

Melalui simposium ini terlihat bagaimana peran akademisi lewat penelitian dan tulisan ilmiah yang diterbitkan secara tidak langsung berperan dalam meningkatkan interaksi dan pertukaran budaya dari tahun ke tahun antara Indonesia & Jepang. Kerjasama ini diharapkan juga dapat berjalan secara seimbang terutama dalam Penelitian Berbasis Komparasi Budaya.

Related Posts

Leave a Reply