id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Adaptasi Teknologi: Kunci Kemajuan Diri di Era Society 5.0

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Adaptasi Teknologi: Kunci Kemajuan Diri di Era Society 5.0

Penulis: Rizky Syahputra

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menggelar Career Talk UI 2021 pada hari Sabtu (4/9/2021) siang secara virtual melalui Zoom Meeting. Seminar yang mengambil tema “Realizing Society 5.0” tersebut menghadirkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, B.A, MBA., Founder and commisioner Liga Mahasiswa Ryan Gozali, Rektor UI Prof. Dr. Ari Kuncoro, SE. MA. Ph.D, serta Bryan Eduardus Christiano yang bertindak sebagai moderator pada sesi tersebut.

Prof. Ari dalam sambutan mengatakan pihaknya sangat berterimakasih pada Menteri BUMN yang pada acara ini memberikan banyak insightful bagi dunia karir, khususnya bagi generasi milenial. Hal ini sangat berharga, dikarenakan saat ini pendidikan di Indonesia masih menganut sistem replikasi yaitu menyalin apa yang diajarkan oleh pengajar dan terus terjadi selama puluhan tahun. “Sistem pendidikan perguruan tinggi di Indonesia saat ini masih pada medium level thingking, belum mencapai tingkat higher level thingking dan masih mengandalkan Indeks Prestasi Kumulatif sebagai acuan utama dalam menentukan seseorang memiliki prestasi yang baik atau tidak,” ujar Ari. Maka dari itu pihaknya berharap dapat di masa depan UI dapat melakukan lebih banyak kolaborasi dengan berbagai pihak untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan dunia industri.

Erick Thohir dalam pemaparannya mengatakan, saat ini era Society 5.0 menhasilkan banyak transformasi dan disrupsi digital. Hal ini merupakan suatu peluang, namun juga sebagai ancaman bagi sumber daya manusia khususnya generasi milenial. “Pada tahun 2005, 10 perusahaan terbesar di dunia merupakan perusahaan yang bergerak pada pengelolaan sumber daya alam, namun saat ini 7 dari 10 perusahaan terbesar di dunia merupakan perusahaan yang berbasis pada teknologi,” ujarnya. Data ini mengindikasikan bahwa saat ini telah terjadi  pergeseran tren ekonomi, dari berbasis industri menjadi berbasis teknologi digital.

Berawal dari kondisi tersebut, saat ini pemerintah sedang gencar mengupayakan hilirisasi industri teknologi yang bertujuan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dengan negara lain, terutama dalam bidang perusahaan rintisan (startup). Sebagai perbandingan, saat ini Amerika Serikat memiliki 207 unicorn (startup dengan pembiayaan investor tertinggi) dan Cina memiliki 145 unicorn. Harapannya pada tahun 2045, Indonesia mampu memiliki 25 perusahaan unicorn berskala global karena dengan jumlah penduduk 270 juta jiwa, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam mengembangkan unicorn yang diperkirakan bisa menyumbangkan 18% dari nilai pendapatan domestik bruto suatu negara.

Erick juga menambahkan, bahwa di masa depan beberapa pekerjaan konvensional akan hilang seperti post manteller bank, kasir, customer service, supir, librarian, dan beberapa pekerjaan lainnya. Selain itu akan muncul juga beberapa pekerjaan baru, seperti software developer, computer system analyst, web developer, information security analyst, programmer, dan IT manager. Saat ini juga telah terjadi pergeseran tren minat pekerjaan. Banyak generasi muda saat ini yang lebih berminat sebagai entepreneur, daripada bekerja sebagai pegawai swasta ataupun pegawai negeri.

Untuk menyesuaikan dengan berbagai perkembangan zaman tersebut, Erick berharap agar universitas dapat mengubah pola pembelajaran konvensional di ruang kelas, dan memberikan kesempatan bagi mahasiswanya untuk mengikuti pembelajaran di luar kampus seperti yang terdapat pada program Kampus Merdeka. Menurutnya, hal ini merupakan suatu keniscayaan karena di masa depan, kemampuan yang dibutuhkan tenaga kerja adalah hal-hal yang bersifat soft skill yang tidak bisa didapatkan di ruang kelas semata.

 

Pihaknya juga meminta para akademisi untuk duduk bersama dengan berbagai pemangku kebijakan seperti pemerintah dan industri untuk membuat suatu road map agar terjadi kesinambungan antara kampus dan dunia kerja karena dua hal ini tidak bisa dipisahkan. Ia juga mendorong generasi milenial untuk terus melakukan inovasi dan adaptasi agar di masa depan, lapangan pekerjaan yang ada tidak diambil oleh pihak asing sebagai akibat dari persaingan pasar bebas. “Tugas pemerintah itu menjaga avaibility jobs, namun generasi muda juga harus meningkatkan capability yang ada pada diri kalian,” ujarnya.

Pernyataan Erick ini juga turut didukung oleh Ryan Gozali sebagai narasumber kedua yang mengatakan bahwa pada Society 5.0, adaptasi teknologi adalah suatu keniscayaan. Dengan adaptasi, seorang individu akan mendapatkan opportunity lebih bahkan melewati border administratif. Individu yang tidak melakukan adaptasi maka akan tersisih oleh zaman. Pada closing statement , Ryan mengungkapkan bahwa Society 5.0 bukanlah suatu hal yang harus ditakuti, justru generasi mudah harus menjadikan ini sebagai sebuah momentum untuk terus melakukan improvisasi, inovasi, dan adaptasi teknologi. Pihaknya juga berharap mahasiswa dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar karena mahasiswa merupakan agent of change dan termasuk 10% dari total populasi masyarakat Indonesia yang beruntung karena mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan tinggi.

Pada akhir sesi dari webinar yang diikuti oleh kurang lebih 400 peserta ini, dilakukan prosesi foto bersama secara virtual yang dilakukan oleh moderator. Acara Career Talk UI 2021 ini merupakan program kerja BEM UI 2021 yang bekerja sama dengan yayasan BUMN dan didukung oleh beberapa sponsor.

Related Posts