id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

AUA Youth Forum 2018: Laut Sehat, Bumi pun Sehat

Universitas Indonesia > Berita > AUA Youth Forum 2018: Laut Sehat, Bumi pun Sehat

Kesadaran terhadap pelestarian lingkungan saat ini makin bertambah. Pola pembangunan dan pola hidup ramah lingkungan menjadi suatu isu yang tidak lagi asing diperbincangkan generasi muda saat ini.

Menyadari hal ini, Asian Universities Alliance (AUA) dan Universitas Indonesia (UI) menggelar kegiatan AUA Youth Forum 2018 dengan tema Healthy Ocean. Kegiatan ini adalah sebuah forum diskusi bagi generasi muda untuk membahas isu-isu terkini yang menjadi perhatian dunia.

Tahun ini merupakan tahun kedua penyelenggaraan AUA Youth Forum, setelah sebelumnya kegiatan ini diselenggarakan di Chulalongkorn University, Thailand. Dengan tema “Healthy Ocean”, tahun ini AUA Youth Forum membahas topik-topik penting sebagai berikut: Reducing Marine Polution and Ocean Acidification; Practicing Sustainable Fishing; Conserving and Restoring Marine Ecosystem; Increasing the Use of Scientific Knowledge and Technological Use; dan Increasing the Economic Benefit.

AUA Youth Forum menghadirkan beberapa pakar dari UI terkait topik-topik diatas, diantaranya adalah Prof. Dr. Ir. Sunaryo, M.Sc, Nuzul Achjar, Ph.D, Dr. Dra. Noverita Dian Takarina, M.Sc, dan Dr. Rer. Nat. Mufti Petala Patria.

Dalam pemaparannya, Prof. Sunaryo yang membahas isu “Increasing the Use of Scientific Knowledge & Technological Use” dan menyatakan pentingnya sinergitas antara teknologi dan regulasi dalam upaya pelestarian lingkungan laut Indonesia.

“Banyak sebenarnya teknologi kelautan yang ditemukan yang berguna bagi pelestarian kelautan kita, tapi ini tidak akan ada gunanya tanpa didukung peraturan yang memudahkan dari pemerintah,” jelasnya.

Ia mencontohkan adanya Monitoring Control and Surveillance (MCS) dan Computerized Data Base (CDB) yang dapat memudahkan nelayan karena dapat mengirimkan data-data hasil penangkapan ikan di pelabuhan-pelabuhan dan informasi lainnya terkait cuaca dan iklim.

Namun, teknologi-teknologi ini tidak dapat dipergunakan secara masif karena tidak didorong sokongan dana dan peraturan yang mewajibkan para nelayan untuk mempergunakan kedua teknologi tersebut.

Padahal, menurutnya perkembangan teknologi yang semakin baik akan sangat berdampak pada pelestarian lingkungan laut.“Contohnya, dengan kedua alat tersebut, nelayan dapat efektif menangkap ikan, sehingga praktek penangkapan ikan ilegal dengan alat-alat seperti bom yang dapat merusak laut, dapat dikurangi,” tambahnya.

Di akhir pemaparannya, Prof. Sunaryo mengingatkan bahwa upaya pelestarian lingkungan harus dimulai dari tingkat individu. Kesadaran harus dimulai dari tingkat terkecil, seperti mengurangi penggunaan plastik dan memilih benda-benda yang dapat dipakai berulang-ulang dalam keseharian.

AUA Youth Forum ini diselenggarakan pada tanggal 12-16 November 2018 di Hotel Sintesa Jimbaran, Bali dan diikuti oleh 41 mahasiswa dari 14 universitas unggulan di Asia yang merupakan anggota AUA.

 

Dalam kegiatan yang digelar hampir seminggu ini, para peserta mendapat kesempatan untuk membahas secara mendalam isu-isu pelestarian kehidupan bawah laut dalam bentuk diskusi, tanya jawab serta aksi langsung membersihkan pantai.

Pada hari ketiga penyelenggaraan, para peserta diajak menuju Pantai Kedonganan untuk membersihkan pantai dari sampah. Kegiatan pembersihan pantai tersebut lalu dilanjutkan dengan workshop dari Bye Bye Plastic Bag yang bertujuan untuk mengurangi pemakaian plastik sekali pakai.

Di hari terakhir, para peserta juga diajak untuk melakukan presentasi proyek dalam kelompok terkait 5 topik diskusi yang sudah disebutkan di atas. Presentasi dilakukan di depan para wakil rektor dan delegasi universitas Anggota AUA yang hadir dalam AUA Executives’ Meeting yang juga berlangsung di hotel yang sama pada tanggal 14-16 November 2018.

 

 

 

Related Posts

Leave a Reply