https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://masjidjoglo.fikk.unesa.ac.id/assets/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/app.htmlhttps://elearning.ittelkom-sby.ac.id/group/s1/https://lms.unhi.ac.id/login/maxwin/https://e-learning.unim.ac.id/notes/-/smaxwin/https://uinsatu.ac.id/media/sthailand/https://simpenmas.untirta.ac.id/panduan/-/http://keris.bondowosokab.go.id/public/system/https://tik.unj.ac.id/wp-content/konten/https://perizinanfilm.kemdikbud.go.id/uploads/blog/https://dishub.babelprov.go.id/images/sgacor/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/img/user/https://dpupr.bantenprov.go.id/dpupr/uploads/files/http://bendungan-kita.sda.pu.go.id/assets/css/demo/https://agroteknologi.faperta.untad.ac.id/kaktus/images/https://sisurat.itenas.ac.id/application/core/https://www.umm.ac.id/files/media/<
Bentuk Karakter Bangsa Lewat Wayang - Universitas Indonesia
id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Bentuk Karakter Bangsa Lewat Wayang

Universitas Indonesia > Berita > Bentuk Karakter Bangsa Lewat Wayang

Wayang_cropTak hanya melegenda karena kisah-kisah heroiknya, wayang juga menjadi sarana penyampai pesan-pesan baik tentang kehidupan. Wayang merepresentasikan berbagai macam karakter manusia. Oleh karena itu, sebagai salah satu kearifan lokal nusantara, wayang pantas menjadi salah satu sumber budaya yang berfungsi membentuk karakter bangsa. “Di dalam wayang banyak sekali nilai-nilai tentang hidup yang bisa dijadikan landasan,” kata Sri Teddy Rusdy, S.H., M.Hum., dalam acara Seri Ceramah Kajian Indonesia, Rabu (27/8/2014).

Bertempat di FIB UI, kajian tersebut mengangkat tema “Wayang dan Pembentukan Karakter Bangsa”. Hadir sebagai pembicara, Ketua DPH Senawangi Sri Teddy Rusdy, S.H., M.Hum. danDarmoko, S.S., M.Hum. Bertindak sebagai moderator Dr. Selu Margaretha Kushendrawati, S.S., M.Hum.

Menurut Sri Teddy Rusdy, wayang merupakan simbol kehidupan yang kaya akan ajaran-ajaran luhur yang penting bagi generasi muda. Sebelumnya, pada masa penjajahan, pertunjukan wayang sempat mendapat larangan karena dianggap menjadi media yang efektif untuk menyampaikan kepentingan-kepentingan yang tidak disukai penjajah saat itu. Hal tersebut, kata dia, juga terjadi pada masa Orde Baru saat pertunjukan wayang dianggap merupakan alat propaganda.

Lebih lanjut, ia mengatakan, penting bagi seorang dalang untuk mengemas pertunjukan wayang mejadi pertunjukan yang menarik dan menghibur. Dengan demikian, meski terkesan klasik, kisah-kisah pewayangan dapat dipahami generasi muda dengan baik. Nilai dalam wayang selain masih relevan di era modern saat ini juga dapat dipakai sebagai dasar pembentukan karakter bangsa. “Peran dalang dominan agar wayang bisa disosialisasikan ke generasi muda,” ungkap Sri Teddy Rusdy. (KHN)

(Ilustrasi: www.gettyimages.com)

Leave a Reply