id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Di Hari Kartini, FEB UI Adakan Seminar tentang Ketangguhan Perempuan

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Ekonomi dan Bisnis > Di Hari Kartini, FEB UI Adakan Seminar tentang Ketangguhan Perempuan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) bekerja sama dengan Oxford Poverty and Human Development Initiative (OPHI) menggelar seminar Courageous Women dengan mengangkat tema “Multidimensional Poverty & Gender: Towards a Strong & Equitable Recovery from Covid-19”. Seminar ini disiarkan secara virtual di kanal Youtube “Humas FEB UI” pada Rabu (21/4/2021).

Pada seminar tersebut, hadir dan memberi sambutan adalah drg. Nurtami, Ph.D., Sp,OF(K) (Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi), yang mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah membawa ketidaksetaraan gender semakin kuat bagi perempuan, baik di ranah domestik maupun profesional.

“Bagi perempuan, penutupan sekolah-sekolah telah membawa beban tambahan bagi mereka, yaitu untuk mengurus anak yang tadinya masih bisa dibagi tanggung jawabnya dengan guru di sekolah. Sedangkan bagi wanita karier, beban tambahan ini juga dibarengi dengan tanggung jawab mereka di kantor,” ujarnya. Hal ini diperparah dengan kondisi ketika sebagian besar tenaga kesehatan di Indonesia masih didominasi perempuan yang sangat rentan terpapar virus Covid-19.

Kondisi yang khas perempuan tersebut juga diperparah dengan fakta bahwa gender gap antara perempuan dan laki-laki masih terjadi dalam dunia ketenagakerjaan. “Menurut data United Nations Women Report pada 2016, jumlah perempuan yang dapat mengakses lapangan pekerjaan mengalami stagnasi selama kurun waktu tahun 1999- 2010, dan upah mereka sebagai pekerja lebih kecil sekitar 24% dibandingkan upah pria,” ujar Sri Mulyani, Menteri Keuangan Republik Indonesia, pada pemaparannya sebagai pembicara kunci.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah telah melakukan strategi pengelolaan anggaran yang memprioritaskan kepada program perlindungan sosial. Program penyaluran bantuan sosial non-tunai, program kesehatan ibu dan anak, serta program kredit bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah salah satu dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam penanganan masalah perempuan di tengah kondisi pandemi.

Prof. Sabina Alkire (Direktur Oxford Poverty and Human Development Initiatives/OPHI) mengatakan bahwa perempuan dan kemiskinan adalah dua hal yang saling berkaitan. Dalam pemaparannya terkait Multidimensional Poverty Index (MPI), perempuan yang berpendidikan rendah cenderung akan menghasilkan generasi muda berpenghasilan rendah yang rentan terhadap kemiskinan.

Menurutnya, faktor utama yang berkontribusi kepada keluarnya seseorang dari kemiskinan adalah inisiatif yang berasal dari dalam diri. “Kita sering berpikir bahwa faktor utama keluarnya seseorang dari kemiskinan adalah program bantuan pemerintah, program Non Governmental Organisation (NGO), atau faktor eksternal lainnya. Ternyata, menurut penelitian kami, faktor utamanya adalah keinginan individu untuk berubah yang akhirnya dapat merajut faktor-faktor eksternal tersebut menjadi sesuatu yang dapat mendorong mereka untuk keluar dari kemiskinan,” ujarnya.

Selain hal-hal negatif yang telah disebutkan diatas, ternyata pandemi juga membawa dampak yang positif bagi masyarakat, diantaranya adalah solidaritas sosial yang semakin kuat. Hal ini terbukti dari meningkatnya angka donasi dan program crowdsourcing pengentasan kemiskinan selama masa pandemi. Hal ini disampaikan oleh salah satu panelis, Rahmatina Awaliah Kasri, Ph.D, (Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah FEB UI) dalam pemaparannya. Panelis lainnya dalam seminar ini adalah Dana Iswara, M.A (mantan jurnalis), Hanna Keraf (pemilik bisnis UMKM Du Anyam). Dekan FEB UI, Dr. Beta Yulianita juga turut hadir dalam acara ini.

Related Posts