https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://masjidjoglo.fikk.unesa.ac.id/assets/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/app.htmlhttps://elearning.ittelkom-sby.ac.id/group/s1/https://lms.unhi.ac.id/login/maxwin/https://e-learning.unim.ac.id/notes/-/smaxwin/https://uinsatu.ac.id/media/sthailand/https://simpenmas.untirta.ac.id/panduan/-/http://keris.bondowosokab.go.id/public/system/https://tik.unj.ac.id/wp-content/konten/https://perizinanfilm.kemdikbud.go.id/uploads/blog/https://dishub.babelprov.go.id/images/sgacor/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/img/user/https://dpupr.bantenprov.go.id/dpupr/uploads/files/http://bendungan-kita.sda.pu.go.id/assets/css/demo/https://agroteknologi.faperta.untad.ac.id/kaktus/images/https://sisurat.itenas.ac.id/application/core/https://www.umm.ac.id/files/media/<
Dies Natalis FIA UI: Peran Governansi Dalam Menyelesaikan Masalah Korupsi - Universitas Indonesia
id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Dies Natalis FIA UI: Peran Governansi Dalam Menyelesaikan Masalah Korupsi

Universitas Indonesia > Berita > Dies Natalis FIA UI: Peran Governansi Dalam Menyelesaikan Masalah Korupsi

Fakulltas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) menggelar orasi ilmiah dalam rangka menyemarakkan Dies Natalis-nya yang ke-2 pada Jumat (31/3/2017).

Orasi tersebut disampaikan oleh Erry Riana Hardjapamekas, mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2003-2007.

Bertempat di Auditorium Juwono Sudarsono, FISIP UI Depok, Erry bicara panjang lebar soal seluk-beluk korupsi dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

Menurut data Transparency International Indonesia melalui rilis Corruption Perception Index 2016, Indonesia duduk di posisi ke-4 di lingkup ASEAN dan 90 secara global.

Kabar baiknya, masyarakat menilai ada perbaikan upaya pemberantasan korupsi walaupun lembaga legislatif pusat maupun daerah tetap dinilai paling korup.

Korupsi juga sangat rentan terjadi pada sektor administrasi dan pelayanan publik, seperti perizinan dan pengurusan kepentingan umum lainnya.

Maka dari itu, Erry menekankan pentingnya niat baik oleh para stakeholders baik pusat maupun daerah untuk menjadi problem solver ditunjang dengan kreativitas dan inovasi.

Tak kalah penting, sistem inovatif itu mesti dijalankan secara konsisten. Ia mencontohkan sejumlah wilayah seperti Surabaya, Bandung, Yogyakarta, dan Banyuwangi yang dinilainya memenuhi syarat tersebut.

Di samping itu, Erry tak menampik bahwa ihwal pemberantasan korupsi merupakan persoalan yang pelik, sehingga sukar dicapai dalam waktu dekat,

“Singapura saja butuh empat puluh tahun, itu pun belum bersih seluruhnya. Masalah korupsi tak bisa selesai 10-20 tahun, tapi satu generasi,” ungkap pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UI.

Di Indonesia, ia menekankan bahwa di samping peran pemimpin, soliditas dan integritas anggota KPK adalah yang utama.

“Sulit sekali menyatukan visi 100-an kepala saja, antara KPK dan penegak hukum lain,” tambah Erry sekaligus menuntaskan orasinya.

Meskipun dinilai membaik, namun pemberantasan korupsi juga patut didukung segala elemen masyarakat, termasuk kalangan akademisi.

FIA UI diharapkan mampu menjadi role model yang sanggup memberikan teladan tentang tata kelola untuk mencegah korupsi dengan memenuhi kriteria kreatif, solid, dan berintegritas tinggi.

 

Penulis: Vitorio Mantalean

Related Posts

Leave a Reply