id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Ditha Adinda: Sebuah Kisah Perjalanan Penyintas Perundungan

Universitas Indonesia > Berita > Ditha Adinda: Sebuah Kisah Perjalanan Penyintas Perundungan

Ditha Adinda, salah satu mahasiswa berprestasi perwakilan Vokasi UI, mempunyai kisah hidup yang tidak mudah. Dibalik segala keceriaan, kelincahan, dan prestasi yang diraihnya, perjalanan hidup Dinda bukanlah hal yang mudah. “Saya ini penyintas anxiety disorder,” ungkap wanita yang akrab dipanggil Dinda ini mengawali pembicaraan.

Gangguan kecemasan atau  anxiety disorder adalah kelompok gangguan mental yang ditandai dengan perasaan cemas dan takut yang signifikan. Gejala yang muncul biasanya berupa gemetar, pingsan, serta menarik diri dari pergaulan sosial. Semua gejala ini ia alami pada saat Sekolah Menengah Pertama (SMP), ketika ia menjadi korban perundungan senior. Ia mengalami gemetar hebat, dan keenganan untuk datang ke sekolah.

Kondisi ini semakin menjadi-jadi, karena tanggapan orang tua Dinda yang menganggap bahwa kondisi Dinda terbentuk  karena kurang dekat dengan Tuhan sehingga perlu di-ruqiyah. Namun, gejala paling parah terjadi saat Sekolah Menengah Atas (SMA). Dinda sampai melakukan upaya cutting pada tangannya, dan itu menjadi sebuah kebiasaan.

“Ada rasa sakit yang tersalurkan dengan melakukan cutting. Pada saat itu, saya merasa semakin dalam luka yang saya lakukan, semakin nyaman diri saya,”ujarnya. Untungnya, kebiasaan ini berhenti ketika lulus SMA dan memasuki perkuliahan. Ia tidak membiarkan masa lalunya mempengaruhi dirinya saat ini.

Dinda menemukan dunianya, melalui kegiatan tulis-menulis. Berangkat dari kisah hidupnya tersebut, Dinda konsisten menulis tentang perjuangannya menghadapi perundungan. Ia sering membagi kisahnya di media sosial dan tulisan-tulisannya.

“Yang terpenting itu adalah mau berbagi kisah, menemukan komunitas yang mau mensupport kita. Sehingga kita bisa menemukan solusi, dukungan, serta pandangan baru terhadap masalah yang kita hadapi,”tambahnya.

Terinspirasi dari pengalaman hidupnya ini, dalam proses pemilihan mahasiswa berprestasi ini Dinda mengangkat kesehatan mental sebagai tema besar dari karya ilmiahnya. “Saya mengusulkan SentiMental, aplikasi untuk peningkatan media literasi guna menurunkan tingkat depresi di kalangan remaja,” ujar Dinda.

Aplikasi ini diharapkan dapat menjadi media curhat bagi para korban perundungan. Dalam aplikasi ini, para korban dapat berinteraksi langsung dengan para psikolog atau dengan komunitas anti perundungan, sehingga diharapkan dapat mengurangi beban mental dari para korban.

 

Related Posts

Leave a Reply