https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://masjidjoglo.fikk.unesa.ac.id/assets/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/app.htmlhttps://elearning.ittelkom-sby.ac.id/group/s1/https://lms.unhi.ac.id/login/maxwin/https://e-learning.unim.ac.id/notes/-/smaxwin/https://uinsatu.ac.id/media/sthailand/https://simpenmas.untirta.ac.id/panduan/-/http://keris.bondowosokab.go.id/public/system/https://tik.unj.ac.id/wp-content/konten/https://estudy.unmuhjember.ac.id/question/-/https://dishub.babelprov.go.id/images/sgacor/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/img/user/https://dpupr.bantenprov.go.id/dpupr/uploads/files/http://bendungan-kita.sda.pu.go.id/assets/css/demo/https://agroteknologi.faperta.untad.ac.id/kaktus/images/https://sisurat.itenas.ac.id/application/core/https://www.umm.ac.id/files/media/<
Dokter Mata UI Temukan Glaukoma Implan Terjangkau - Universitas Indonesia
id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Dokter Mata UI Temukan Glaukoma Implan Terjangkau

Universitas Indonesia > Berita > Dokter Mata UI Temukan Glaukoma Implan Terjangkau

Kebutaan masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua setelah katarak, dan jumlah penderitanya terus meningkat. Di Indonesia, data Kemenkes mencatat, prevalensi pengidap glaukoma mencapai 4,6 per 1.000 penduduk. Sedangkan prevalensi glaukoma menurut Jakarta Urban Eye Health Study mencapai 2,53 persen.

Glaukoma merupakan penyakit mata yang ditandai dengan kerusakan saraf mata dan memiliki kaitan dengan peningkatan tekanan bola mata. Kerusakannya bersifat permen dan dapat berakhir pada kebutaan.

Di antara berbagai pilihan pengobatan mengatasi penyakit glaukoma, pemasangan alat glaukoma implan merupakan metode terakhir yang dipilih jika berbagai jalan menurunkan tekanan intraokular tidak juga berhasil. Namun akses terhadap pengobatan ini masih sangat terbatas, terutama karena harga implan yang mahal.

Dekan Fakultan Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ari Fahrial Syam, mengatakan, FKUI memperkenalkan penemuan terbaru berupa alat drainase glaukoma. Alat yang diberi nama Virna Glaucoma Implant ini dikembangkan Virna Dwi Oktariana bekerja sama dengan Western Austrdia’s Lions Eye Institute (LEI). “Alat ini telah mendapatkan izin edar dan produksinya dilakukan PT Rohto Laboratories Indonesia,” ujar Ari Fahrial dalam keterangan tertulisnya, Rabu (26/6).

Ari menjelaskan, FKUI akan terus berupaya mengakomodasi seluruh staf dan pakar menjadi dokter-dokter academic business-govemment. Akademisi yang melahirkan solusi relevan untuk berbagai masalah kesehatan di Indonesia.

Virna Dwi Oktariana merupakan staf pengajar di Departemen llmu Kesehatan Mata FKUl-RSCM yang juga merupakan peneliti. Ia berhasil mengembangkan glaukoma implan. “Saya ingin membuat glaukoma implan dengan harga terjangkau bagi masyarakat dan mudah pengerjaannya,” kata Virna.

Virna Glaucoma Implant diindikasikan untuk pasien glaukoma yang tidak merespons terapi medis maksimal atau jika trabekulektomi gagal menurunkan tekanan intraokular. Di Indonesia, Virna mengatakan, ada banyak pasien dalam situasi ini. Tetapi bagi kebanyakan masyarakat, hal ini bukanlah pilihan karena faktor biaya.

Board of Director PT Rohto Laboratories Indonesia, Mukdaya Masidy, menyatakan Virna Glaucoma Implant telah mendapatkan izin edar dari Kemenkes dan produksinya dilakukan Rohto. “Diharapkan  dengan penemuan ini dapat  membuat angka kebutaan yang diakibatkan oleh glaukoma dapat diturunkan seiring berjalannya waktu,” kata Mukdaya.

Peluncuran Virna Glaucoma Implant secara simbolis dilakukan di Imeri FK UI oleh Plt Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes, Kuwat Sri Hudoyo. Hadir pula dalam kesempatan itu, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI Rosari Saleh.

Related Posts

Leave a Reply