iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Doktor FIA UI: Pemasaran Berbasis Nilai Budaya Sebagai Solusi Tingkatkan Pengelolaan Museum di Indonesia

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Ilmu Administrasi > Doktor FIA UI: Pemasaran Berbasis Nilai Budaya Sebagai Solusi Tingkatkan Pengelolaan Museum di Indonesia

Sebagai negara yang kaya akan cerita dan sejarah, Indonesia memiliki ratusan museum guna menjaga peninggalan-peninggalan masa lalu. Museum bukan hanya sebagai tempat penyimpanan benda bersejarah, tetapi juga sebagai media pembelajaran dan pelestarian kebudayaan.

Sayangnya, sampai dengan saat ini keberadaan museum di Indonesia masih kurang diminati pengunjung karena seringkali dianggap kuno dan kurang menarik. Museum di Indonesia didominasi dengan kepemilikan dan dikelola oleh pemerintah, baik kementerian maupun lembaga, dan pemerintah daerah. Hal ini bukan berarti tidak dapat menerapkan konsep bisnis dalam pengelolaan museum di Indonesia, namun konsep tersebut harus dipahami secara utuh.

“Sebagai instansi publik yang dikelola pemerintah, museum memiliki banyak tantangan seperti masalah keterbatasan pendanaan, kompetensi sumber daya manusia, dan persepsi masyarakat yang menganggap museum sebagai tempat yang menyeramkan. Sehingga, bentuk pemasaran untuk pengelolaan museum harus yang disesuaikan dengan keadaan tersebut,” ujar Ixora Lundia Suwaryono dalam promosi doktor di bidang Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI), dengan judul disertasi “Pengelolaan Museum di Indonesia: Pemasaran Berbasis Nilai Budaya” pada, Jumat (08/07).

Lebih lanjut Ixora menjelaskan, untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan penyesuaian konsep pemasaran bagi museum dengan nilai-nilai budaya Indonesia. Hal ini dianggap sebagai kritisi terhadap konsep pemasaran yang umumnya mengacu pada negara-negara maju, yang mungkin kurang tepat apabila diterapkan pada budaya yang berbeda.

“Perkembangan museum-museum di negara maju dan perkembangan museum ke arah yang berorientasi terhadap pengunjung, mendorong museum di Indonesia untuk mengikuti perkembangan tersebut. Namun konsep tersebut adalah sesuatu yang baru bagi pengelola museum di Indonesia sehingga terdapat kekhawatiran adanya komersialisasi museum yang mementingkan kuantitas pengunjung daripada kualitas,” kata Ixora.

Menurutnya, untuk mengembangkan museum di Indonesia, nilai-nilai budaya Indonesia seperti guyub dan kolektivitas dapat menjadi kekuatan sekaligus mengatasi tantangan sumber daya manusia. Novelty yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah pemasaran museum dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya Indonesia di dalamnya.

Dalam penelitian yang dilakukannya, Ixora menemukan beberapa temuan, yakni kata yang muncul di benak responden saat mendengar kata museum didominasi dengan kata sejarah. Ixora menyampaikan, sebagian responden ingin berkunjung ke museum di kemudian hari jika museum tersebut menarik, menampilkan objek yang variatif dan tidak membosankan. Sehingga, dalam penelitian ini memberikan rekomendasi terhadap pengelolaan museum di Indonesia yaitu pengelolaan museum ini merupakan tugas bersama antara pemerintah, pengelola museum, perguruan tinggi dan masyarakat.

Sidang promosi doktor Ixora diketuai Dekan FIA UI, Prof. Dr. Chandra Wijaya, M.Si., M.M., dengan Promotor Prof. Ir. Bernardus Yuliarto Nugroho, MSM, Ph.D., dan Dr. Effy Zalfiana Rusfian, M.Si., selaku Kopromotor. Tim penguji dalam sidang tersebut adalah Prof. Dr. Martani Huseini, MBA., Dr. Retno Kusumastuti, M. Si., Dr. Sapta Nirwandar., dan Dr. Ali Akbar, S. S., M.Hum.

Related Posts