id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Doktor UI Ajukan Masukan Kebijakan untuk Polri

Universitas Indonesia > Berita > Doktor UI Ajukan Masukan Kebijakan untuk Polri

rinny wowor

Selasa (12/1/2016), Rinny Wowor berhasil mempertahankan disertasi dalam bidang psikologi yang berjudul “Budaya Senjang Kekuasaan, Rasa Percaya dan Unjuk Kerja: Analisis Mediasi Termoderasi Pengaruh Kepemimpinan Melayani dan Komitmen Afektif terhadap Unjuk Kerja Petugas Pemolisian Komunitas”. Sidang terbuka itu dilakukan di Gedung H Fakultas Psikologi UI itu dipimpin oleh Dekan Fakultas Psikologi UI, Dr. Tjut Rifameutia Umar Ali, M.A., Psi.

Perempuan yang sehari-harinya berprofesi sebagai polisi wanita berpangkat AKBP ini meneliti implementasi Pemolisian Komunitas oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Model pemolisian ini mengedepankan pendekatan pencegahan tindak kejahatan (crime prevention) melalui jalinan kemitraan dengan masyarakat (partnership) dan memfasilitasi masyarakat agar mampu memecahkan masalah di lingkungannya (problem solving). Dalam hal ini, terdapat penekanan peran polisi sebagai pelayan masyarakat, tanpa meninggalkan fungsi penegakan hukum.

Menurut Rinny, penerapan model pemolisian ini di Indonesia belum optimal. Oleh karena itu, ia lantas mengidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi unjuk kerja petugas kepolisian, antara lain budaya senang kekuasaan, komitmen afektif, kepemimpinan melayani, dan rasa percaya petugas kepada pemimpin.
Dari hasil studi kuantitatif, ditemukan bahwa Pemolosian Komunitas dapat berhasil jika budaya senjang kekuasaan berada pada level moderate atau rendah. Idealnya, menurut Rinny, para pimpinan harus menunjukkan sikap kepemimpinan melayani (servant leadership) untuk meningkatkan unjuk kerja petugas. “Kita dapat mencontoh Pemolisian Komunitas yang dilaksanakan oleh Kepolisian Jepang yang menekankan budaya hierarki, tetapi juga fokus pada kebutuhan personal anggotanya,” ujar Rinny.

Prof. Dr. Hamdi Muluk, M.Si. selaku Promotor mengungkapkan bahwa penelitian ini bisa menjadi acuan bagi Polri untuk melaksanakan tugasnya. “Penelitian ini membuktikan bagaimana budaya senjang kekuasaan antara atasan dan bawahan yang tinggi dapat ‘merusak’ komitmen kepemimpinan dan kepercayaan yang dimiliki anggota. Maka jika Polri ingin berhasil, ia harus menguatkan Kepolisian Sektor (Polsek), bukan Markas Besar (Mabes) karena Mabes akan memperkuat hierarki.”

Pernyataan itu diamini pula oleh Rinny. Menurutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Polri sebagai salah satu landasan ilmiah yang objektif apabila Polri melakukan evaluasi terhadap pasal-pasal dalam Peraturan Kapolri No. 7/2008 yang selama ini lebih fokus pada kompetensi Petugas Pemolisian Komunitas dan perubahan budaya.

Rinny Wowor diangkat menjadi doktor dengan yudisium sangat memuaskan dan menjadi doktor ke-116 yang dihasilkan oleh Fakultas Psikologi UI. Dalam mengerjakan disertasi, Rinny juga dibimbing oleh Ko-Promotor: Prof. Dr. Andreas Budihardjo. Sementara itu, Tim Penguji sidang beranggotakan Prof. Dr. Sarllito Wirawan Sarwono selaku Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia,Prof. Adrianus E. Meliala, M.Si, M.Sc, Ph. D. selaku Guru Besar FISIP UI, Irjen Pol (P) Dr. Beni Jozua Mamoto, S.H., M.Si selaku Sekretaris KIK UI, Dr. Mohammad Kemal Derrmawan, M.Si selaku Dosen Tetap FISIP UI, dan Dra. Corrina Deborah Silalahi Riantoputra, M.Com, Ph.D selaku Dosen Tetap Fakultas Psikologi UI.
Penulis: Dara Adinda Kesuma Nasution

Related Posts

Leave a Reply