id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Doktor UI Teliti Persoalan Akses Tanah Pengungsi Timor Timur di Belu

Universitas Indonesia > Berita > Doktor UI Teliti Persoalan Akses Tanah Pengungsi Timor Timur di Belu

Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia meluluskan satu lagi mahasiswa doktoralnya. Farid Abud Alkatiri, berhasil meraih gelar doktor setelah menyelesaikan disertasi yang berjudul “Ekslusi Sosial ‘Warga Baru’ Asal Timor Timur di Kawasan Perbatasan Kabupaten Belu”.

Disertasinya ini memuat analisa persoalan sosial, khususnya yang berkaitan dengan akses atas tanah yang dihadapi oleh pengungsi Timor Timur, yang kemudian diistilahkan sebagai ‘warga baru’, di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.

Farid melihat bahwa resettlement, salah satu bentuk penanganan persoalan sosial pengungsi tersebut sebagai bagian dari program durable solutions milik pemerintah, sering menimbulkan persoalan ekslusi tanah di beberapa lokasi.

Berkaca dari banyak studi tentang isu akses tanah di negara-negara Asia Tenggara, Farid menggunakan beberapa konsep yang terdapat di dalam perspektif powers of exclusion, yaitu regulasi, kekerasan, pasar, dan legitimasi. Hasilnya, penelitian ini menunjukkan bahwa keempat konsep tersebut berkontribusi terhadap pembentukan ekslusi tanah di Kabupaten Belu, walaupun kekuatan pasar tidak berdampak signifikan seperti yang terjadi dalam temuan di negara Asia Tenggara lainnya.

Temuan terpentingnya yakni terkait kontribusi institusi sosial setempat dan dampak dari pembangunan kawasan perbatasan. Nilai kekeluargaan dalam institusi keluarga dan peran penting tokoh komunitas warga baru sangat menentukan, pada beberapa kasus menunjukkan bahwa peran tokoh warga baru dalam mendorong kerja sama warga baru keluar dari persoalan eksklusi tanah.

Institusi politik juga demikian, pemerintahan desa dan tokoh lokal saling bekerjasama, memanfaatkan legitimasi institusi politik dan budaya, dan didukung oleh hukum adat, mencegah warga baru dalam mendapatkan bantuan sosial atau memperoleh akses tanah, sebaliknya mengutamakan kepentingan mereka. Selain itu, kondisi warga baru juga diperburuk dengan pembangunan kawasan perbatasan yang jauh tertinggal dengan daerah lain, ataupun pemerintah pusat.

Sidang doktoralnya diselenggarakan di Auditorium Juwono Sudarsono, dengan diketuai oleh Prof. Dr. Dody Prayogo, MPSt, dan dipromotori oleh Prof. Dr. Iwan Gardono Sujatmiko pada Selasa (3/7/2018).

Sumber : fisip.ui.ac.id

Related Posts

Leave a Reply