id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Dosen UI Kembangkan Branding Desa Tumang Jadi Pusat Kerajinan Logam di Indonesia

Universitas Indonesia > Berita > Dosen UI Kembangkan Branding Desa Tumang Jadi Pusat Kerajinan Logam di Indonesia

Tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (Pengmas FIB UI) yang melibatkan 3 Dosen yaitu Prapto Yuwono, M.Hum. ; Dwi Kristianto, M.Kesos., Dr. Tony Doludea dan didukung 2 mahasiswa Dewi Dian Lestari, Trisnani Jati Winahyu menjalankan serangkaian program yang bertujuan untuk membangun branding desa Tumang Cepogo sebagai pusat kerajinan logam di Indonesia.

Diharapkan program ini mampu menjadikan Tumang menjadi salah satu sentra kerajinan logam di Indonesia serta menjadi destinasi wisata bagi para turis domestik maupun internasional.

 Tidak kurang dari 60% produksi kriya logam yang diproduksi masyarakat Tumang diekspor untuk pasar Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Australia, dan sejumlah negara Asia dan Eropa.

Sementara data Dirjen IKM Kemenperin tahun 2017 menunjukkan sebanyak 53 persen produk kerajinan tembaga dan kuningan dari Cepogo, Boyolali ini diekspor ke Perancis, Australia, Malaysia, dan Amerika Serikat.

Selebihnya dijual ke pasar lokal seperti ke Jakarta, Surabaya, Bali, Yogyakarta, Bandung, dan Semarang. Angka tersebut menunjukkan bahwa hasil produksi Tumang berhasil menembus pasar internasional dan memiliki daya saing unggul.

Lebih lanjut, Anggota Tim Pengmas Dwi Kristianto menuturkan, “persaingan dalam era industri 4.0 menjadikan ancaman tersendiri terhadap daya saing dari produk kriya yang dihasilkan. Di sisi lain ancaman terhadap regenerasi pengrajin sendiri juga tidak berjalan dengan baik. Meskipun masih banyak generasi muda yang mau menjadi pengrajin, tetapi jika didasarkan pada kebutuhan sumber daya manusianya, masih jauh dari mencukupi,” ujarnya.

Identitas juga menjadi persoalan mendesak yang perlu mendapatkan perhatian, karena meskipun saat ini produk kriya tembaga di Tumang sudah menembus pasar global, persoalan branding masih menjadi pertanyaan yang harus segera dijawab karena berkaitan dengan identitas dan jatidiri serta nilai-nilai filosofi dan budaya masyarakat Tumang sendiri.

Agar tidak melewatkan kesempatan emas tersebut, tim Pengmas FIB UI menggagas rangkaian program untuk memperkenalkan Desa Tumang Cepogo kepada masyarakat dengan turut mendampingi dalam pagelaran event di Paragon Mall Solo pada tanggal 9-10 November 2019, menyusun masterplan Desa wisata dimana Tumang sudah ditetapkan sebagai wisata kerajinan dan pendidikan, menyusun sejarah desa sebagai landasan membangun branding desa dalam bentuk buku berjudul: Melacak Jejak Peradaban Tumang “Sebuah langkah merumuskan konsep branding kriya logam dari Tumang” yang akan dirilis pada Desember 2019.

Kepala Desa Tumang Mawardi berharap dengan adanya pendampingan dari UI, dapat segera menjawab berbagai persoalan yang dihadapi masyarakatnya agar tampak arah pembangunan desa.

Tumang merupakan sebuah Dusun di Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. “Dusun ini sudah ribuan tahun mengembangkan kerajinan logam, khususnya Tembaga dan Kuningan yang dilakukan secara turun-temurun dan diwariskan lintas generasi. Pasang surut produk kriya kerajinan logam ini menjadikan Tumang sebagai salah satu pusat kerajinan logam yang tertua di Indonesia.”

Diharapkan, upaya tim Pengmas FIB UI mengenalkan daerah ini sebagai daerah penghasil kerajinan tembaga dan kuningan dapat meningkatkan nilai tambah Desa Tumang serta meningkatkan pendapatan dari sektor lain khususnya pariwisata baik kepada para turis dalam maupun luar negeri.

Related Posts

Leave a Reply