https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://dupak.dinkes.jatimprov.go.id/assets/media/demos/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/app.htmlhttps://elearning.ittelkom-sby.ac.id/group/s1/https://lms.unhi.ac.id/login/maxwin/https://e-learning.unim.ac.id/notes/-/smaxwin/https://uinsatu.ac.id/media/sthailand/https://simpenmas.untirta.ac.id/panduan/-/http://keris.bondowosokab.go.id/public/system/https://tik.unj.ac.id/wp-content/konten/https://perizinanfilm.kemdikbud.go.id/uploads/blog/https://dishub.babelprov.go.id/images/sgacor/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/img/user/https://dpupr.bantenprov.go.id/dpupr/uploads/files/http://bendungan-kita.sda.pu.go.id/assets/css/demo/https://agroteknologi.faperta.untad.ac.id/kaktus/images/https://sisurat.itenas.ac.id/application/core/https://www.umm.ac.id/files/media/https://simojang.jabarprov.go.id/demos/seo/
Dukung Pengembangan Seni Budaya Desa Adat di Garut, MAC UI Bermitra dengan Dinas Kebudayaan Garut - Universitas Indonesia
id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Dukung Pengembangan Seni Budaya Desa Adat di Garut, MAC UI Bermitra dengan Dinas Kebudayaan Garut

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Dukung Pengembangan Seni Budaya Desa Adat di Garut, MAC UI Bermitra dengan Dinas Kebudayaan Garut

Seni tradisi yang ada di komunitas adat mengandung nilai dan pengetahuan yang sangat dibutuhkan oleh bangsa. Jika nilai-nilai dan pengetahuan tradisional itu digali dan dikembangkan, akan sangat bermanfaat untuk menjawab tantangan zaman. Hal itu menjadi penekanan yang disampaikan oleh Dr. Ngatawi Al-Zastrouw M.Si, Kepala Makara Art Center (MAC) Universitas Indonesia (UI), tentang berbagai program kegiatan seni dan budaya di Kabupaten Garut yang dilakukan oleh MAC selama tiga hari, sejak 16 Maret hingga 18 Maret 2022.

Ia berpendapat, “Di Kampung Pulo ini, kita dapat melihat, bagaimana toleransi dan moderasi sudah diajarkan oleh para leluhur. Di sini ada Candi Cangkuan peninggalan Hindu yang berdampingan dengan makam syech Arifu Muhammad yang beragma Islam. Dengan adanya candi dan makam keramat yang berdampingan ummat Hindu yang beribadah di candi dan ummat Islam yang ziarah di makam dapat sama-sama melakukan ritual tanpa saling mengganggu,” katanya.

Beberapa kegiatan budaya dilaksanakan di Garut, seperti kunjungan penelitian ke desa adat Kampung Pulo, sarasehan kebudayaan dan workshop fotografi, serta pagelaran seni tradisional. Rombongan yang dipimpin oleh Ngatawi Al-Zastrouw ini melakukan kegiatan yang mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan tinggi UI, khususnya pengabdian masyarakat. Kegiatan tersebut terlaksana atas kerja sama MAC UI dengan Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut (DKKG), didukung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Garut.

Pada sesi sarasehan kebudayaan, Dr. Ari Prasetiyo M.Si, dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI bersama tokoh budaya Garut, Asep Santana, membahas topik manajemen pementasan seni dan budaya. Menurut Prasetiyo, saat dipentaskan seni tradisional harus memiliki performa indah, juga harus melihat manfaatnya sebagai sarana pembentukan karakter. Misalnya, harus mampu melatih pelakunya memiliki sifat kepemimpinan, kepercayaan diri, dan rasa saling menghormati kepada sesama.

Pada sesi workshop fotografi, Gunawan Wicaksono, pewarta foto Majalah Tempo, alumni UI, membawakan materi terkait fungsi fotografi yang berguna untuk sarana mempromosikan seni dan budaya guna memajukan dunia pariwisata. Ada berbagai seni tradisi yang dipentaskan dalam kegiatan ini diantaranya tarawangsa, dang ding, debus, pencaksilat Garut, dan lain-lain. Workshop tersebut melibatkan ratusan seniman tradisional dari puluhan padepokan seni dan lembaga adat Garut.

Saat memberikan sambutan, Kang Jiwan, Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut (DKKG) menyatakan bahwa ada ratusan sanggar seni tradisional di Garut yang masih eksis hingga saat ini. Mereka bertahan hidup ala kadarnya. “Kami merasa bersyukur MAC UI hadir dan mendukung pengembangan seni tradisi yang ada di Garut. Saya yakin, teman-teman adat yang selama ini bergerak sendirian merasa bangga dan besar hati dengan dukungan MAC UI ini. Semoga dukungan ini bisa berlanjut agar seni tradisi dan adat di Garut dapat berkembang dan eksis sehingga bermanfaat bagi umat,” ujar kang Jiwan. Acara gelar seni yang berlangsung di gedung Art Center Garut ini berlangsung hingga tengah malam.

Menanggapi pernyataan Jiwan, Zastrouw mengatakan akan berupaya menjadikan komunitas adat Garut sebagai laboratorium kebudayaan MAC dan mendorong pengembangan seni budaya adat yang sudah dilakukan oleh para penggerak kebudayaan di Garut. “Kami akan mengajak mahasiswa UI untuk belajar di sini dan mendorong para akademisi UI melakukan penelitiaan dan kajian di sini,” kata Zastrouw.

Related Posts