id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Dinamika Cryptocurrency sebagai Safe-Heaven untuk Pasar Saham AS & Negara Berkembang

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Ekonomi dan Bisnis > Dinamika Cryptocurrency sebagai Safe-Heaven untuk Pasar Saham AS & Negara Berkembang

Program Pascasarjana Ilmu Manajemen (PPIM), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), menyelenggarakan sidang terbuka promosi doktor dengan promovendus Christy Dwita Mariana, S.T., M.M. Ia dinyatakan lulus dengan predikat “cumlaude” dan merupakan doktor ke-292 di Bidang Ilmu Manajemen Keuangan dan Perbankan. Christy menyampaikan disertasi yang berjudul “Dinamika Cryptocurrency sebagai Safe-haven untuk Pasar Saham di Amerika Serikat dan Negara-negara Berkembang”.

Sidang promosi doktor tersebut diketuai oleh Prof. Dr. Adi Zakaria Afiff, dengan pembimbing Prof. Dr. Irwan Adi Ekaputra (Promotor) dan Zaäfri Ananto Husodo, Ph.D. (Ko-Promotor). Tim penguji pada sidang tersebut adalah Prof. Rofikoh Rokhim, Ph.D. (Ketua Penguji) serta penguji lainnya yaitu Arief Wibisono Lubis, Ph.D., Dr. Hendrikus Passagi, Maria Ulpah, Ph.D., dan Sigit Sulistiyo Wibowo, Ph.D.

Promovenda Christy Dwita Mariana meneliti bahwa dalam ekonomi yang semakin maju dengan kemungkinan investasi yang sangat beragam dan luas, karakteristik cryptocurrency sebagai investasi alternatif telah banyak dipelajari. Studi-studi tersebut sebagian besar mengenai pro-kontra dalam mengelola cryptocurrency.

Pandemi Covid-19 telah menyediakan laboratorium alami untuk mempelajari sejauh mana konsistensi dan kekuatan cryptocurrency sebagai instrumen lindung nilai atau safe-haven dalam kondisi ekonomi yang ekstrem. Studi ini menyelidiki dampak krisis global pada peran safe-haven dari dua cryptocurrency paling signifikan berdasarkan kapitalisasi pasar terdiri dari Bitcoin dan Ethereum yang bertindak sebagai tempat berlindung paling kuat untuk saham Amerika Serikat (AS) selama pandemi.

Studi ini membandingkan transmisi volatilitas antara Bitcoin dan pasar saham di empat negara berkembang, yaitu Indonesia, Malaysia, Nigeria, dan Afrika Selatan. Hasil keseluruhan mendukung gagasan cryptocurrency sebagai investasi alternatif. Secara umum, ada proses pembalikan rata-rata dalam spillover volatilitas berpasangan bersih antara Bitcoin dan pasar saham di empat negara berkembang tersebut dalam waktu sekitar dua-tiga hari. Hasil riset ini memberikan rekomendasi pilihan investasi jangka pendek bagi investor di pasar Bitcoin. Riset ini pun mengajukan kerangka regulasi yang dapat diterapkan pada pasar cryptocurrency di Indonesia.

“Untuk penelitian lebih lanjut diperlukan lebih banyak variabilitas dalam metodologi, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi peran safe–haven cryptocurrency, dan menyelidiki faktor-faktor untuk memperkaya kerangka peraturan (tingkat perpajakan, identifikasi manipulasi pasar, literasi keuangan investor),” ujar Christy, pada promosi doktor yang dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom pada Senin (12/7).

Dalam penelitiannya, Christy menggunakan dua metode multivariat, yakni Dynamic Conditional Correlation dan corrected Dynamic Conditional Correlation, untuk mengakomodasi dimensi estimasi, dan juga beberapa skenario (rolling window untuk standar deviasi, korelasi) guna memastikan hasil yang konsisten.

Related Posts