https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://masjidjoglo.fikk.unesa.ac.id/assets/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/app.htmlhttps://elearning.ittelkom-sby.ac.id/group/s1/https://lms.unhi.ac.id/login/maxwin/https://e-learning.unim.ac.id/notes/-/smaxwin/https://uinsatu.ac.id/media/sthailand/https://simpenmas.untirta.ac.id/panduan/-/http://keris.bondowosokab.go.id/public/system/https://feb.unitomo.ac.id/application/cache/https://estudy.unmuhjember.ac.id/question/-/https://sci.unhas.ac.id/system/https://dishub.babelprov.go.id/images/sgacor/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/img/user/https://dpupr.bantenprov.go.id/dpupr/uploads/files/http://bendungan-kita.sda.pu.go.id/assets/css/demo/https://agroteknologi.faperta.untad.ac.id/kaktus/images/https://sisurat.itenas.ac.id/application/core/
FEB UI & The Union: SDM Unggul 2045 Dimulai Dari Pola Hidup Sehat - Universitas Indonesia
id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

FEB UI & The Union: SDM Unggul 2045 Dimulai Dari Pola Hidup Sehat

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Ekonomi dan Bisnis > FEB UI & The Union: SDM Unggul 2045 Dimulai Dari Pola Hidup Sehat

Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) bersama International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (The Union), menyelenggarakan webinar nasional dengan tema “Menyongsong Indonesia Emas 2045: Peningkatan Kualitas SDM dan Pembangunan Kesehatan Berkelanjutan”.

Tiga narasumber tampil sebagai pembicara di webinar tersebut, yakni Prof. Sri Moertiningsih Setyo Adioetomo, Ph.D., Guru Besar FEB UI sekaligus Peneliti Adjunct di Lembaga Demografi FEB UI; Prof. Ascobat Gani, Guru Besar FKM UI; dan Prof. Yayi S. Prabandari, Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada.

Dua penanggap yang merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, hadir pada kesempatan tersebut, Dr. Hj. Netty Prasetyani, M.Si dari Komisi IX dan Badan Anggaran DPR RI dan Rizki Natakusumah, Anggota Dewan Komisi I DPR RI. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Senin (5/7) dan dihadiri oleh 120 peserta yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, juga dari akademisi, peneliti, pegawai pemerintah dan dinas kesehatan, politikus, rekan media, hingga mahasiswa.

Prof. Sri Moertiningsih menyampaikan bahwa peluang dari bonus demografi harus bisa dimanfaatkan untuk intervensi pembangunan manusia. Salah satu hal yang dapat dilakukan ialah dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sejak dini, yakni mulai dari 1000 hari pertama kehidupan (HPK) atau sejak ibu hamil mengandung anaknya. Hal tersebut dikarenakan perkembangan kognitif pada anak dimulai ketika 1000 HPK dimulai. Ibu yang sedang mengandung dapat menjaga pemenuhan gizinya dan menjaga pola hidup sehat dengan tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok yang dapat mengganggu pertumbuhan janin.

Sebagai pembicara kedua, Prof. Ascobat Gani, mengatakan bahwa pembangunan SDM berkualitas dapat dilakukan dengan berfokus pada sistem kesehatan yang memerhatikan the current stock human capital (penduduk usia 0 – 20 tahun) dan the future stock human capital (penduduk usia 20 – 55 tahun).

Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga mutu the current stock human capital, antara lain dengan menyediakan tenaga kesehatan dan sarana prasarana kesehatan memadai dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, mengalokasikan pembiayaan promosi kesehatan lebih besar, redistribusi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari puskesmas ke klinik swasta agar puskesmas tetap dapat berfokus pada promotif preventif, serta menurunkan prevalensi merokok mengingat 60% penjualan rokok berasal dari masyarakat yang berada di kuintil pendapatan 1-3.

Lebih lanjut, Prof. Yayi memaparkan bahwa strategi untuk perubahan perilaku dalam promosi kesehatan dapat dilakukan melalui informasi, pemasaran, insentif, restriksi, indoktrinasi dan peraturan yang dilakukan oleh individu, kelompok, faskes, sekolah, dan lainnya. Untuk menghasilkan SDM berkualitas diperlukan perencanaan dan strategi promosi kesehatan yang komprehensif, kerja sama lintas sektor dan pemangku kepentingan. “Kita perlu bergandeng tangan dengan semua pihak dari berbagai bidang dan tidak hanya dari sisi kesehatan, karena persoalan kesehatan ini ditentukan oleh banyak sisi,” ujarnya.

Dr. Netty, sebagai penanggap, mengatakan bahwa ia dan rekan lainnya di Komisi IX DPR selalu mengingatkan pemerintah mengenai gerakan masyarakat sehat atau GERMAS bukan hanya sekedar jargon, diperlukan breakdown lebih lanjut mengenai apa-apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkannya. “Ke depan, harus ada upaya-upaya terobosan termasuk juga kreativitas untuk terus melakukan efisiensi dan efektivitas anggaran utamanya dalam konteks menjamin kesehatan bagi seluruh warga negara dan menjamin jaminan sosial bagi seluruh masyarakat,” kata Dr. Netty.

Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS) merupakan institusi di bawah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) yang didedikasikan menjadi center of excellence untuk penelitian dan pelatihan sesuai kebutuhan akademik, industri, dan masyarakat. Saat ini, PEBS FEB UI bekerja sama dengan The International Union Against Tuberculosis and Lung Diease (The Union) menjalankan berbagai kegiatan yang mendukung rencana pemulihan pemerintah melalui reformasi perpajakan.

Related Posts