https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://dupak.dinkes.jatimprov.go.id/assets/media/demos/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/app.htmlhttps://elearning.ittelkom-sby.ac.id/group/s1/https://lms.unhi.ac.id/login/maxwin/https://e-learning.unim.ac.id/notes/-/smaxwin/https://uinsatu.ac.id/media/sthailand/https://simpenmas.untirta.ac.id/panduan/-/http://keris.bondowosokab.go.id/public/system/https://tik.unj.ac.id/wp-content/konten/https://perizinanfilm.kemdikbud.go.id/uploads/blog/https://dishub.babelprov.go.id/images/sgacor/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/img/user/https://dpupr.bantenprov.go.id/dpupr/uploads/files/http://bendungan-kita.sda.pu.go.id/assets/css/demo/https://agroteknologi.faperta.untad.ac.id/kaktus/images/https://sisurat.itenas.ac.id/application/core/https://www.umm.ac.id/files/media/https://simojang.jabarprov.go.id/demos/seo/
Napak Tilas Perkembangan UI: Membangun Negeri Melalui Keberagaman - Universitas Indonesia
id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Napak Tilas Perkembangan UI: Membangun Negeri Melalui Keberagaman

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Napak Tilas Perkembangan UI: Membangun Negeri Melalui Keberagaman

Penulis: Satrio Alif

Depok, Selasa (27/7). Menjelang dimulainya tahun akademik baru, Universitas Indonesia (UI) kembali menyelenggarakan Kegiatan Awal Mahasiswa Baru (KAMABA). Kegiatan ini ditujukan sebagai wadah yang memfasilitasi mahasiswa baru untuk mengenal UI dalam masa adaptasinya di dunia perkuliahan. Pada tahun ini, kegiatan KAMABA UI terdiri dari beberapa rangkaian mulai dari latihan paduan suara, pengenalan sistem akademik fakultas, hingga Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Di tahun ini, PKKMB UI mengangkat tema “Satu Karena Beda”, yang diselenggarakan pada tanggal 25 – 29 Juli dan 27 Agustus 2021.

Hari ini, pelaksanaan PKKMB UI telah memasuki hari kedua dengan topik pembahasan Memotret UI Sebagai Miniatur Indonesia. Dalam topik ini, pembahasan akan difokuskan pada sejarah perkembangan UI dari masa ke masa dan keberagaman yang ada di UI sebagai miniatur Indonesia. Topik tersebut dibahas dengan metode penyampaian kuliah umum dengan narasumber Dr. Bondan Kanumoyoso selaku perwakilan dari tim persiapan museum UI dan Prof. Budi Susilo Supandji yang merupakan mantan Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional.

Kegiatan PKKMB hari kedua dimulai dengan pembukaan berupa penyampaian pengantar dan video manifesto tentang nilai-nilai kebangsaan. Penyampaian pengantar mengenai materi yang akan dipelajari pada kegiatan hari ini oleh dr. Agustin Kusumayati, Ph.D. selaku Sekretaris Universitas. Dalam kesempatan itu, beliau menyampaikan bahwa PKKMB UI merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan UI kepada mahasiswa baru mengenai keberagaman atau kebhinekaan yang dimiliki UI dan Indonesia dengan berbagai macam agama, suku bangsa, dan ras yang ada di dalamnya, dengan harapan mahasiswa baru dapat memahami keberagaman tersebut dan menjadikannya sebagai alat untuk memajukan negeri.

“Ibu sangat berharap mulai hari ini kita dapat memahami kebhinekaan kita sebagai bangsa maupun warga UI. Kemudian, kita dapat memahami dan merasakan bahwa keragaman yang kita miliki merupakan kekuatan dan kekayaan bagi kita semua. Melalui pertemuan bersama teman dengan latar belakang yang berbeda, diharapkan dapat meningkatkan sensitivitas, memahami perbedaan, dan memanfaatkan perbedaan ini untuk kemajuan negeri,“ ujar Agustin.

Selepas pemaparan pengantar oleh Sekretaris Universitas, acara dilanjutkan dengan pemutaran video manifesto tentang nilai-nilai kebangsaan selama lima menit sebagai pengantar kuliah umum yang diselenggarakan pada hari kedua. Pemutaran video tersebut dilanjutkan dengan sesi kuliah umum seputar sejarah perkembangan UI yang dibawakan oleh Dr. Bondan Kanumoyoso.

Dalam pemaparannya Dr. Bondan menjelaskan bahwa latar belakang pendirian UI di masa kolonialisme adalah kebijakan eksploitasi bumiputera di tengah kondisi melonjaknya jumlah penduduk di Pulau Jawa oleh Pemerintah Hindia – Belanda menyebabkan permasalahan kesehatan berupa kurangnya tenaga kesehatan untuk menangani masyarakat, sehingga dibutuhkan dokter-dokter tambahan untuk membantu dokter yang sudah ada.

UI kemudian didirikan sebagai sekolah kedokteran untuk menghasilkan dokter-dokter tambahan tersebut pada tahun 1849 dan menjadi cikal bakal Fakultas Kedokteran UI. Hampir 60 tahun berselang, sekolah ini menjadi tempat awal terjadinya pergerakan nasional melalui organisasi boedi oetomo yang didirikan oleh mahasiswanya yaitu dr. Cipto Mangunkusumo dan dr. Soetomo dengan tujuan edukasi bagi masyarakat bumiputera.

Di kemudian hari, terdapat perguruan tinggi lain yang didirikan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda seperti sekolah hukum yang nantinya akan menjadi Fakultas Hukum UI, sekolah sastra yang nantinya menjadi Fakultas Ilmu Budaya UI, dan Sekolah Teknik yang nantinya menjadi Fakultas Teknik UI dan kemudian berubah membentuk sekolah baru yaitu Institut Teknologi Bandung.

Pemerintah Hindia-Belanda telah mencanangkan penyatuan keempat sekolah tersebut menjadi suatu universitas, namun tidak dapat dicapai karena perang dunia kedua yang mengakhiri kolonialisme Hindia-Belanda yang digantikan dengan Jepang. Rangkaian peristiwa tersebut merupakan bukti bahwa UI diproyeksikan sebagai kampus yang tersusun dari berbagai sekolah pada berbagai daerah di Indonesia. “Rangkaian peristiwa tersebut merupakan gambaran bahwa UI dalam pendiriannya diproyeksikan terdiri dari beberapa sekolah yang tersebar di berbagai daerah sebagai untuk menggambarkan keberagaman Indonesia merupakan kunci dari pembangunan negeri,” kata Bondan.

Setelah membahas seluk beluk sejarah perkembangan UI, kegiatan berlanjut dengan kuliah umum bertema UI sebagai miniatur Indonesia yang dipaparkan oleh Prof. Budi Susilo Supandji. Dalam pemaparannya, beliau memberikan penjelasan bahwa mahasiswa merupakan kekuatan intelektual muda bangsa Indonesia dan sejarah mencatat bahwa para intelektual muda tersebut memiliki peran yang sangat menentukan dalam perjalanan sejarah Indonesia.

Oleh karena itu, diperlukan peran serta mahasiswa, termasuk mahasiswa UI untuk menjaga ketahanan nasional. “Untuk mempertahankan ketahanan nasional, peran mahasiswa termasuk mahasiswa UI sangat penting. Mahasiswa UI dapat berkontribusi dalam menjaga ketahanan nasional dengan patuh dengan keyakinan yang dianutnya, bertoleransi dengan menghormati agama lain, saling peduli, belajar dengan tekun. Sehingga, mahasiswa UI dapat melaksanakan studinya dengan nyaman di UI serta memiliki pergaulan yang luas dan baik,” kata Budi.

Related Posts