id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

UI BlueMetric Evaluasi Kualitas Air Laut di Desa Banyu Biru, Banten

Universitas Indonesia > Berita > UI BlueMetric Evaluasi Kualitas Air Laut di Desa Banyu Biru, Banten

Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) yang dipimpin oleh Dosen Teknik Elektro FTUI Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari, M.Sc, MM tengah merintis pengukuran kualitas air laut di perairan Indonesia.

Desa Banyu Biru, Banten menjadi desa pertama yang dievaluasi dengan perolehan nilai 2775 dari total nilai kriteria kualitas air laut maksimal UI Bluemetric yaitu 5700. Dapat disimpulkan standar kualitas  air laut di wilayah desa sebesar 48,7%.

Hasil pengukuran metode UI BlueMetric akan menggambarkan kondisi perairan di pesisir pantai sehingga didapatkan metode pencegahan dan penyelesaian masalah kualitas air laut serta fauna di bawah laut.

UI BlueMetric sebagai pengukuran kualitas perairan laut Indonesia memiliki empat indikator yaitu kondisi biodiversitas (ekosistem alami), baku mutu air laut, sampah, dan aktivitas manusia di sekitar perairan.

UI BlueMetric mengadopsi metodologi yang telah diterapkan UI GreenMetric yang telah sukses sepanjang 10 tahun di dalam melakukan pemeringkatan universitas di seluruh dunia berdasarkan kriteria kampus hijau.

“Permasalahan lingkungan ini kami angkat menjadi isu yang disosialisasikan ke masyarakat supaya kelestarian alam dan kehidupan masyarakat terjaga. UI BlueMetric akan menggambarkan kondisi perairan di pesisir pantai dan memicu cara pencegahan dan penyelesaian masalah. Diharapkan program UI BlueMetric ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan juga dapat diterapkan di wilayah lainnya di Indonesia,” ujar Prof. Riri Fitri Sari.

Lebih lanjut, Prof. Riri juga menyebutkan bahwa program ini dilatarbelakangi oleh kepedulian tim pengmas FTUI akan kualitas perairan Indonesia. Penurunan kualitas air di wilayah perairan Indonesia merupakan masalah yang sudah lama menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Apabila pencemaran ini dibiarkan maka akan berpengaruh bagi kehidupan. Mengacu pada hal tersebut, tim pengabdian Masyarakat UI membuat sebuah program inovasi berbasis IPTEKS dan lingkungan yang dinamakan UI BlueMetric.

Program pengabdian UI BlueMetric ini telah dimulai sejak bulan Mei 2019, dengan melakukan survei lokasi Desa Banyu Biru. Hasil survei lokasi menunjukkan bahwa perilaku masyarakat setempat dalam mengelola sampah rumah tangga belum baik.

Oleh karena itu selain materi mengenai bahaya pencemaran laut, turut disampaikan juga mengenai upaya penanganan limbah rumah tangga, kiat menjaga kebersihan sumber air dan materi mengenai sistem penyediaan air bersih non perpipaan pada akhir Juli 2019 lalu.

Sebagai bentuk keseriusan akan keberlangsungan program, pada September 2019, tim UI Bluemetric juga mengundang Kementerian Koordinator Kemaritiman, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk mensinergikan upaya menjaga lingkungan di perairan Indonesia.

“Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan dapat mendorong pemerintah daerah agar secara reguler memantau kondisi perairan dan melakukan berbagai aksi penyelamatan lingkungan,” tambah Prof. Riri.

Desa Banyu Biru, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten adalah desa yang memiliki potensi pengembangan ekonomi masyarakat di Banten, terutama sebagai desa wisata. Maraknya perilaku yang menyebabkan pencemaran, khususnya pencemaran air dapat menjadi ancaman bagi lingkungan dan kehidupan sekitarnya.

“Kami berharap, sebagai bentuk kelanjutan dari program ini adalah terlaksananya evaluasi secara reguler yang melibatkan masyarakat dan pemerintah selaku pemangku kebijakan. Hal ini mengingat permasalahan lingkungan ini perlu dipahami bersama agar kelestarian alam dan kehidupan masyarakat terjaga.” tutup Prof. Riri.

Related Posts

Leave a Reply