id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Webinar DRRC UI: Melihat Strategi Maluku Melawan COVID-19

Universitas Indonesia > Berita > Webinar DRRC UI: Melihat Strategi Maluku Melawan COVID-19

Pusat Pengurangan Risiko Bencana atau Disaster Risk Reduction Centre Universitas Indonesia (DRRC UI) menggagas webinar bertajuk “Pentahelix Kepemimpinan Maluku Lawan COVID-19”. Kegiatan tersebut berlangsung secara virtual pada Jumat (28/8). Tujuan kegiatan ini adalah untuk melihat kisah dan kiat sukses masing-masing daerah dalam menangani COVID-19, sebagaimana tertuang di dalam Buku “Pengalaman Indonesia Menangani Wabah COVID-19” dan Buku Saku “Desa Tangguh Bencana Lawan COVID-19” karya sivitas akademika UI.

Sebelumnya, DRRC UI juga telah menggelar webinar dengan pembahasan serupa di Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini terselenggara berkat dukungan dan kerja sama dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Provinsi Maluku, TP-PKK Maluku, Universitas Pattimura Ambon, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI) dan Perhimpunan Ahli Kesehatan Kerja Indonesia (PAKKI).

Pertemuan virtual tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena; Kepala Pusdiklat BNPB Berton Panjaitan; Ketua DRRC UI Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D.; dan Rektor Universitas Pattimura Ambon Prof. Dr. Marthinus J. Saptenno, S.H., M.Hum., dengan moderator dr. Agustin Kusumayati, MSc, PhD. yang merupakan Ketua Asosiasi AIPTKMI dan Sekretaris Universitas Indonesia. Para narasumber diantaranya Dr. Rachma Fitriati, M.Si., M.Si (Han) (Dosen FIA UI – Perwakilan Penulis Buku Desa Tangguh Bencana); Fransiskus Pati Herin (Wartawan Harian Kompas desk Maluku); Widya Pratiwi Murad Ismail (Ketua TP-PKK Maluku); Kasrul Selang S.T., M.T. (Sekretaris Daerah Maluku/Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Maluku); Dr. Ede Surya Darmawan, S.K.M., M.DM. (Ketum IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)); Dr. Robiana Modjo, S.K.M., M.Kes. (Ketum PAKKI). Adapun para penanggap yaitu Drs. Lucky Wattimury, M.Si (Ketua DPRD Maluku); Richard Louhenapessy, S.H. (Walikota Ambon); Salhana Pelu S.Sos. (Raja Negeri Hitu Lama); Noviarsano Manullang (Kepala Bank lndonesia Provinsi Maluku); Dr. Abdullah Latuapo, M.Pd I. (Ketua MUI Maluku); Pastor Inno (Tokoh Agama Katolik di Maluku); Pdt. Prs. A. J. S. Werinussa, M.Si (Tokoh Agama Kristen di Maluku); dan Jefrey Slamta (Kelompok Budidaya Botol Bekas).

Berton Panjaitan, Kepala Pusdiklat BNPB* mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Maluku dapat menjadi rujukan penanganan COVID-19 bagi provinsi lain di Indonesia. “Sejak beberapa tahun lalu, BNPB menggalakkan Program Desa Tangguh Bencana. Dengan adanya pandemi COVID-19, maka program tersebut dapat lebih disosialisasikan lagi,” ujarnya.

Dr. Rachma Fitriati, yang merupakan salah seorang tim Penulis Buku Desa Tangguh Bencana memandang desa adalah pertahanan terdepan dalam Negeri Maluku Tangguh Bencana lawan COVID-19. Fitriati merekomendasikan kebijakan Satu Negeri (desa) Satu Tenaga Kesehatan Masyarakat untuk memperkuat Pentahelix dalam Penanganan COVID-19 di Bumi Raja-Raja.

Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, S.H.menjelaskan tentang pendekatan Pentahelix di Kota Ambon. Menurutnya, “Masyarakat sebagai episentrum yang dilakukan secara bersinergi dan simultan bergerak secara bersama, dalam menghalau COVID-19 di Kota Ambon Maluku. Pola utama dengan memperkuat Negeri atau Desa sebagai masyarakat yang sangat homogen dengan pendekatan kultural.”

Kasrul Selang S.T., M.T. Sekretaris Daerah Maluku/Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Maluku* mengatakan “Mengobati yang sakit; memperketat Pintu Masuk; melindungi yang Sehat melalui Kampung Masker: realokasi dan refocusing; Jaring Pengaman Sosial yang seluruhnya dilakukan melalui berbagai pendekatan kearifan lokal dan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan atau Baku Keku toma lawan COVID-19, mulai dari Forkompinda, TP-PKK, Pemuda, Perempuan, NGO sampai pada Bapak Raja Negeri.”

Raja Negeri Hitu Lama, Salhana Pelu S.Sos. juga turut menyampaikan pandangannya. “Bencana COVID-19 ini semakin mengeratkan rasa persaudaraan masyarakat dan Pemerintah sebagai tanggung jawab bersama. Dana desa seluruhnya dialokasikan untuk kebutuhan di lokasi karantina, bahkan warga secara sukarela menyumbangkan makanan bagi mereka yang dikarantina,” ujarnya. Ia menekankan perlunya upaya melawan stigma bahwa virus dianggap seperti aib.

Ketua DPRD Maluku, Drs. Lucky Wattimury, M.Si. menjelaskan dukungan Legislatif dalam Penanganan COVID-19 menekankan pentingnya kekuatan sosial adalah Tokoh Agama, Tokoh Adat, Organisasi Masyarakat, Pemuda, dan Perempuan dan harus menjadi kekuatan utama dalam mengatasi penyebaran COVID-19.

Semangat gotong-royong juga dikisahkan oleh Jefrey Slamta, dari Kelompok Budidaya Botol Bekas, Kodam XVI/Pattimura dan Ketua TP-PKK Maluku, *Widya Pratiwi Murad Ismail* melalui program Jumat Berbagi Masker. Jefrey menuturkan, “Kami turut berkontribusi pendistribusian ikan segar dari Keramba Program Emas Biru bagi pasien COVID-19 baik di Wisma Atlet maupun prajurit Secapa AD dengan mendapat dukungan dari Kodam XVI/Pattimura dan Garuda untuk proses kargonya.”

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melkiades Laka Lena berpendapat, “Dalam perspektif manajemen, krisis ini merupakan risiko yang dinilai sama derajatnya dengan peluang, sehingga seharusnya kita sebagai sebuah entitas bangsa dapat melihat peluang.” Ia mendorong Pemerintah Indonesia agar segera memprioritaskan tiga pilar yaitu Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja, dan Indonesia Tumbuh, dengan melibatkan peran dari multisektor.

Lebih lanjut, Dr. Ede Surya Darmawan, Ketum IAKMI menekankan pentingnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang harus dilaksanakan baik di provinsi, kabupaten/kota bahkan sampai negeri raja, sesuai pesan Presiden Jokowi, sekarang waktunya Komunikasi, Kooperasi dan Kolaborasi. Senada dengannya, *Dr. Robiana Modjo, Ketum PAKKI* mengingatkan agar Bapak Raja atau Kepala Desa untuk dapat menjadikan Buku Desa Tangguh Bencana sebagai pedoman-senjata dalam melawan COVID-19. Ia menjelaskan, “Dengan mengedepankan kearifan lokal, Bapak Raja/Kepala Desa dapat menggerakkan warganya untuk bersama-sama memutus penularan COVID-19 di desa dengan penegakan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak & mencuci tangan dengan sabun+air mengalir) harus terus disosialisasikan.”

Ketua DRRC UI Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D. menyampaikan, “Kami menghargai kerja sama dari Pemerintah Provinsi Maluku dengan berbagai keberagaman suku, agama dan ratusan raja dengan kearifan lokal masyarakat Maluku, kekayaan budaya gotong- royong dengan pendekatan pentahelix.”

Related Posts

Leave a Reply