id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Fintech: Peluang & Tantangan Ekonomi di Masa Depan

Universitas Indonesia > Berita > Fintech: Peluang & Tantangan Ekonomi di Masa Depan

Direktorat Hubungan Alumni UI pada Selasa (15/5/2018) menggelar seminar “The Evolution of Fintech & Opprtunities Ahead”, dengan mengundang pengusaha-pengusaha muda yang bergerak di bidang fintech.

Narasumber yang hadir adalah Susli Lie (co-founder Dana Cita), Nacitta Kanyadara (Head of Digital Product KUDO), M. Ajisatria Suleiman (Executive Director Fin Tech Indonesia). Nacitta dan Ajisatria merupakan alumni UI.

Menurut Nacitta, Fintech berkembang pesat karena kemudahan transaksi dan efisiensi yang ada. “Transaksi melalui aplikasi Fintech tidak memerlukan jalur perantara yang banyak. Pengguna hanya memerlukan beberapa kali klik dan satu kali proses persetujuan,” ujarnya.

Fintech meniadakan keberadaan customer service, agen, ataupun teller yang biasanya ada di proses transaksi konvensional di bank. Kemudahan dan efisiensi inilah yang menyebabkan Fintech diprediksi akan menjadi teknologi keuangan nomor satu di dunia di masa mendatang.

Aji menambahkan, bahwa Fintech juga sangat membantu negara-negara berkembang di Indonesia yang umumnya mempunyai tingkat literasi dan inklusi keuangan yang rendah.“Fintech memudahkan masyarakat sub-urban seperti masyarakat desa mengakses layanan perbankan, seperti kredit, deposito, dan sebagainya dengan lebih mudah,” ujar Aji.

Namun, dibalik kemudahan tersebut, perkembangan Fintech di Indonesia masih mengalami  hambatan, terutama dari sisi regulasi. Menurut Aji, regulasi pemerintah belum bisa mengimbangi kecepatan perkembangan teknologi Fintech.

Akibatnya, banyak Fintech yang tidak bisa berkembang secara luas karena terhambat regulasi. Fungsi pengawasan dan pengaturan pemerintah belum berjalan, dan kalaupun dijalankan, aturan yang ada dibuat berlebihan.

Hal ini sangat kontraproduktif di era masa kini, dimana kecepatan dan efisiensi semakin diutamakan dibandingkan dengan rantai proses yang berbelit-belit dan panjang. Kedepannya, Aji  mengharapkan pemerintah lebih banyak berdiskusi dan mempertimbangkan suara-suara anak muda seperti dirinya dalam membuat kebijakan-kebijakan terkait pengaturan Fintech dan teknologi ekonomi saat ini.

Related Posts

Leave a Reply