https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://dupak.dinkes.jatimprov.go.id/assets/media/demos/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/app.htmlhttps://elearning.ittelkom-sby.ac.id/group/s1/https://lms.unhi.ac.id/login/maxwin/https://e-learning.unim.ac.id/notes/-/smaxwin/https://uinsatu.ac.id/media/sthailand/https://simpenmas.untirta.ac.id/panduan/-/http://keris.bondowosokab.go.id/public/system/https://tik.unj.ac.id/wp-content/konten/https://perizinanfilm.kemdikbud.go.id/uploads/blog/https://dishub.babelprov.go.id/images/sgacor/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/img/user/https://dpupr.bantenprov.go.id/dpupr/uploads/files/http://bendungan-kita.sda.pu.go.id/assets/css/demo/https://agroteknologi.faperta.untad.ac.id/kaktus/images/https://sisurat.itenas.ac.id/application/core/https://www.umm.ac.id/files/media/https://simojang.jabarprov.go.id/demos/seo/
FKUI Gelar Indonesian Innovation for Health Workshop 2015 - Universitas Indonesia
id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

FKUI Gelar Indonesian Innovation for Health Workshop 2015

Universitas Indonesia > Berita > FKUI Gelar Indonesian Innovation for Health Workshop 2015

Ilustrasi dari Getty Images

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menyelenggarakan Indonesian Innovation for Health (IIH) pada hari Jumat dan Sabtu, 29—30 Mei 2015. Workshop ini dibagi menjadi dua sesi, yakni seminar di hari pertama dan Focus Group Discussion (FGD) di hari kedua.

Bertempat di Gedung RIK UI, workshop ini mengangkat tema “Bringing Scientific Finding to Further Development and Commercialization”. Dengan tema itu, acara ini bertujuan mendorong akademisi di bidang kesehatan untuk menyampaikan teknologi yang dihasilkannya kepada masyarakat melalui komersialisasi yang melibatkan pihak industri.

Melalui proses yang dinamakan technology transfer ini, penemuan para akademisi akan memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan masyarakat. Manfaat lain yang diharapkan dari workshop ini adalah peningkatan integrasi riset di antara pihak ABCG (academic, business, community, dan government).

Untuk mencapai tujuan itu, sejumlah pembicara di bidang technology transfer turut hadir, antara lain Chris Kelleher selaku CEO Newcastle Innovation dari University of Newcastle, Dr. Budi Wiweko, MD, OG (REI) selaku Research Manager FKUI, Mohammed Ali Berawi, M.Eng. Sc., Ph.D. selaku Direktur Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) UI, Prof. Ir. Dr. Eko Supriyanto selaku Chairman of National Task Force di Indonesian Technologies Commercialization Corporation (ITCC), dan Dr. Djoni Hartono, S.Si, M.E. selaku Direktur Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) UI.

Mewakili Newcastle Innovation, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang transfer technology di bawah University of Newcastle, Chris Kelleher memaparkan kunci kesuksesan transfer technology kepada para peserta workshop.

Menurut Chris, satu hal yang penting untuk menyukseskan komersialisasi temuan akademisi adalah kebijakan mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HKI), termasuk tentang pembagian royalti antara peneliti dengan universitas yang membiayai penelitian. “University of Newcastle sendiri telah memiliki kebijakan mengenai HKI ini untuk mendorong komersialisasi temuan akademisi,” tutur Chris.

Selain itu, Chris juga memaparkan berbagai faktor kesuksesan dalam komersialisasi teknologi. Salah satu langkah penting yang harus dilakukan adalah pemasaran yang dilakukan secara konsisten.

“Sebaiknya, lakukan riset siapa target pasarnya dan bangun strategi komunikasi yang sesuai dengan nilai-nilai institusi Anda,” tutur Chris.

Berkaitan dengan strategi komunikasi, Chris menyarankan pihak universitas untuk melakukan pendekatan personal kepada para pebisnis. Hal tersebut dapat mengatasi perbedaan kepentingan antara peneliti dan pihak industri.

Sementara itu, perwakilan dari Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) UI memaparkan rencana kerja yang akan ditempuh untuk meningkatkan inovasi dan kewirausahaan di UI. Rencana kerja itu terbagi menjadi dua periode, yakni periode 2015—2016 dan periode 2017—2019.

Di tahap pertama, target yang ingin ditempuh adalah konsolidasi dan penciptaan iklim inovasi dan kewirausahaan. Salah satu caranya adalah dengan membangun Innovation Center. Di tahap kedua, taret yang ingin dicapai adalah penguatan implementasi program kerja. Di tahap ini, DIIB akan meningkatkan kolaborasi dengan industri dan pemerintah.

 

Penulis: Dara Adinda Kesuma Nasution

Ilustrasi dari Getty Images

Related Posts

Leave a Reply