id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

FKUI Teliti Tingkat Kesediaan Mahasiswa Kedokteran Indonesia untuk Menjadi Sukarelawan di Masa Pandemi

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Kedokteran > FKUI Teliti Tingkat Kesediaan Mahasiswa Kedokteran Indonesia untuk Menjadi Sukarelawan di Masa Pandemi

Selama pandemi COVID-19, didapatkan data bahwa 48,7% mahasiswa kedokteran di Indonesia memiliki kesediaan untuk menjadi sukarelawan dalam membantu selama pandemi berlangsung. Akan tetapi, hanya 18,6% saja dari total seluruh mahasiswa yang siap untuk membantu dalam praktik kesehatan secara langsung pada pasien. Hasil penelitian di Indonesia ini sesuai dengan studi serupa yang telah dilakukan di negara lain seperti di Irlandia dan Jerman yang melaporkan kesediaan yang tinggi namun kesiapan yang rendah pada mahasiswa kedokteran.

Data di atas diperoleh dari studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang terdiri dari Gilbert Lazarus, S.Ked; Azis Muhammad Putera, S.Ked; Nico Gamaliel, S.Ked; Imam Adli, S.Ked; Jason Phowira; Lyanna Azzahra, S.Ked; dan Bagas Ariffandi, S.Ked. Tim ini berada di bawah bimbingan dr. Ardi Findyartini, PhD dari Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI/Medical Education Center IMERI FKUI serta dr. Indah Suci Widyahening, M.S., M.Sc-CMFM, PhD dari Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI. Tim ini juga berkolaborasi dengan David Nugraha dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Studi yang mereka lakukan telah dipublikasi pada jurnal internasional berkualitas tinggi dari Britania Raya, BMC Medical Education pada tanggal 1 Maret 2021, dan dapat diakses melalui tautan https://bmcmededuc.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12909-021-02576-0.

Keikutsertaan mahasiswa kedokteran dalam penanganan pandemi menjadi isu etis yang melanda dunia pendidikan kedokteran, terutama selama pandemi COVID-19 ini berlangsung. Tingginya beban kerja yang dihadapi para tenaga kesehatan, disertai dengan terus meningkatnya jumlah kasus dan kematian akibat COVID-19, telah melumpuhkan sistem kesehatan di Indonesia. Kondisi ini berdampak kepada sulitnya pasien untuk mencari ruang rawat dan meningkatnya tekanan psikis yang dialami oleh tenaga kesehatan.

Banyak yang beranggapan bahwa mahasiswa kedokteran dapat menjadi tenaga bantuan yang sesuai dalam kondisi darurat ini. Beberapa negara telah mengintegrasikan penanganan COVID-19 ke dalam kurikulumnya. Namun tidak sedikit pula negara yang membatasi keikutsertaan peserta didik dengan mengurangi atau meniadakan paparan terhadap pasien bagi peserta didik, terutama pada tahap profesi yang sehari-harinya beraktivitas di fasilitas kesehatan.

Pengambilan data penelitian dilakukan dengan metode survei potong lintang dengan sasaran mahasiswa kedokteran di Indonesia. Data diperoleh melalui metode daring menggunakan Google Forms dari 13 Juli 2020 hingga 11 Oktober 2020. Kuesioner yang digunakan disusun sendiri oleh tim peneliti. Data yang dikumpulkan melalui kuesioner meliputi identitas, pengalaman responden menjadi sukarelawan, riwayat kontak atau terpapar dengan COVID-19, kesediaan responden untuk menjadi sukarelawan dengan alasannya, baik yang bersedia atau menolak, dan kesiapan melakukan praktik kesehatan.

Dari penelitian, ditemukan bahwa responden dengan faktor-faktor seperti jenis kelamin laki-laki, memiliki pengalaman menjadi sukarelawan, berkuliah di universitas negeri, atau tinggal di Wilayah Indonesia Tengah memiliki tingkat kesediaan dan kesiapan yang lebih tinggi dibandingkan responden lainnya.

Didapatkan pula bahwa alasan yang meningkatkan kesediaan untuk menjadi pekerja sukarela adalah kurangnya tenaga kesehatan, kesadaran pribadi untuk mengabdi, serta permohonan untuk mengabdi dari pemerintah atau pemangku kepentingan berkolerasi positif dengan kesediaan untuk mengabdi. Di samping itu, alasan yang menyebabkan mahasiswa menjadi ragu untuk menjadi sukarelawan adalah khawatir dengan kesehatan pribadi, tidak adanya obat yang efektif, serta khawatir akan merugikan pasien.

Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, menyambut baik hasil studi yang telah dipublikasi ini. “Saya sangat mengapresiasi tim peneliti yang telah menghasilkan publikasi yang sangat relevan dengan kondisi saat ini dan berhasil dipublikasi pada jurnal internasional bereputasi tinggi. Penelitian yang baru pertama kali diadakan di Indonesia mengenai topik ini tentunya dapat menjadi dasar bagi para pembuat kebijakan, terutama apabila Indonesia dihadapkan dengan masalah serupa seperti pandemi COVID-19 ini. Menurut penelitian, mahasiswa kedokteran memiliki jiwa sosial yang tinggi dan siap untuk membantu, namun sebelumnya harus dipersiapkan dengan matang agar tidak menambah jumlah kasus nantinya.”

(Humas FKUI)

Related Posts