id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

FMIPA UI Beri Pelatihan Survei & Pemetaan Digital Guna Kembangkan Potensi Geowisata

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Matematika dan IPA > FMIPA UI Beri Pelatihan Survei & Pemetaan Digital Guna Kembangkan Potensi Geowisata

Indonesia memiliki ribuan desa yang tersebar di Nusantara. Setiap desa memiliki keunikan yang menjadi daya tarik tersendiri bagi desa tersebut, namun potensi ini masih banyak yang belum dimanfaatkan dan dikembangkan secara baik terutama pada sektor wisata. Hal ini diperlukan guna memberikan manfaat serta menghasilkan produktivitas yang tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Salah satu desa yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah Desa Cikarang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. “Desa ini memiliki bentukan alam berupa perbukitan karst sehingga banyak ditemukan gua-gua alami yang berisi ornamen gua seperti stalaktit, stalagnit, hingga sungai bawah tanah,” ujar Septian Agung Waluyo, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI (FMIPA UI) yang melakukan pelatihan survei dan pemetaan digital di Desa Cikarang, Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Tjiong Giok Pin S.Si., M.Si., selaku dosen pendamping menyampaikan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk mendorong kemandirian masyarakat desa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya secara berkelanjutan. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama lima hari, dari 29 November hingga 04 Desember 2021 dengan nama program berjudul “PHYLLAGE” (Geography for Village).

Pelatihan terdiri dari beberapa kegiatan yang diawali dengan penginstalan aplikasi dan pengambilan data. Kegiatan pengambilan data dilakukan di beberapa tempat untuk mengambil titik lokasi yang dapat dijadikan suatu potensi dalam pengembangan desa. Selain itu, terdapat juga pemberian materi pemetaan partisipatif dan materi kaidah kartografi untuk memperdalam pengetahuan masyarakat terkait konsep dan aturan-aturan dalam pemetaan.

Pelatihan pengolahan data ini dilakukan menggunakan sumber data yang telah didapatkan pada sesi pelatihan pengambilan data. Hal ini guna mengajarkan beberapa materi sederhana seperti input data hingga layouting pada software QGIS. Acara pelatihan pengolahan data diakhiri dengan materi pengolahan data yang lebih sederhana pada software lainnya yaitu Google Earth Pro. Tujuannya agar masyarakat desa bisa memiliki banyak pilihan dalam mengolah data sehingga dapat menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki.

Septian menyebutkan, bahwa salah satu potensi yang berhasil dipetakan diantaranya titik koordinat dan jalur trekking Curug Three in One. Dinamakan seperti itu karena curug tersebut terdiri dari tiga buah air terjun yang bertemu menjadi satu. Ketiga curug tersebut ialah Curug Nangsi, Curug Cibenda, dan Curug Cikupa. “Lokasi itu merupakan tempat yang belum dikelola sehingga perlu untuk dikembangkan lagi. Walaupun banyak rintangan untuk mengakses lokasi-lokasi tersebut, tidak menurunkan semangat tim dan peserta dalam pelatihan,” ujarnya.

Objek geowisata lainnya yang berhasil dipetakan ialah Curug Ciborohol yang juga berdekatan dengan Gua Cipicung dan Gua Oman. Semua objek ini dilakukan pemetaan dengan cara melakukan plotting dan tracking sehingga didapatkan data titik koordinat objek beserta jalur untuk menuju objek tersebut. Informasi ini menjadi sangat penting untuk mengembangkan potensi geowisata yang ada di Desa Cikarang.

Tim yang beranggotakan dua belas mahasiswa dan satu dosen pendamping ini juga diajak oleh warga desa untuk meninjau langsung objek geowisata Gua Baduy yang berlokasi di Desa Sukamanah, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Sukabumi. Objek wisata ini memiliki kondisi cukup baik karena dikelola secara swadaya oleh masyarakat.

Selain potensi geowisata, program ini juga berhasil memetakan potensi rawan longsor di Desa Cikarang, Kabupaten Sukabumi. Topografinya yang berbukit hingga curam menyebabkan longsor menjadi salah satu bencana yang perlu untuk diantisipasi. Salah satu upaya antisipasi tersebut adalah dengan mengetahui wilayah yang berpotensi terjadi longsor sehingga dapat dilakukan mitigasi bencana dan tindakan preventif lainnya.

“Saya berharap teman-teman dari Universitas Indonesia bisa mendampingi dan memberikan ilmunya kepada kami, silakan lihat-lihat apa yang bisa didapatkan (dipetakan potensi) dari desa kami,” ujar Asep Yudistira, Kepala Desa Cikarang. Sekretaris Camat Jampangkulon. Encep Muharom juga menyampaikan harapan, “Acara yang dilaksanakan saat ini sangat penting dan berguna, terutama karena desa-desa masih memiliki masalah seperti pembuatan peta. Bapak dosen pendamping juga tadi bercerita kepada saya bahwa program ini akan membantu dalam pengambilan data secara mandiri, dimana desa memang membutuhkan itu, kami dikejar untuk mengumpulkan data ini dan itu. Oleh karena itu, saya berharap kegiatan yang saat ini dilaksanakan di Desa Cikarang juga bisa menjadi contoh bagi desa-desa lainnya.”

Lewat program ini diharapkan masyarakat dapat secara mandiri melakukan pemetaan potensi desanya. Selain itu, Desa Cikarang juga dapat menjadi percontohan bagi desa-desa lainnya sebagaimana yang disampaikan pada acara penutupan. Sebagai tambahan, Kepala Desa Cikarang dan Sekmat Jampang Kulon menginginkan adanya pemetaan batas administrasi sampai pada tingkat Dusun yang mencakup RT/RW dan juga didalam peta itu bisa memvisualisasikan persentase penduduk desa yang sudah tervaksinasi.

Related Posts