“Indonesia memiliki modal dan potensi yang besar dalam segi sumber daya alam dan tentunya Sumber Daya Manusia (SDM)” ucap Prof. Bambang P.S Brojonegoro, yang merupakan Menteri Perencanaan Pembangunan Negara, dalam acara Forum Kebangsaan UI pada Rabu (2/5) di Balai Sidang Universitas Indonesia, Kampus Depok.
Pada forum yang bertemakan “Kebhinekaan Kualitas Manusia dan Daya Saing Bangsa” tersebut, beliau memaparkan potensi Indonesia yang bukan hanya sebagai pasar, namun juga prospektif yang baik untuk investasi.
Potensi tersebut terlihat dari hadirnya kelas menengah (yang melakukan konsumsi secara besar) di Indonesia mencapai 40 juta lebih, pertumbuhan ekonomi yang stabil, infrastruktur yang membaik, serta fakta bahwa Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar ke-16 di dunia.
“Namun, yang cukup memprihatinkan adalah ketika potensi sumber daya alam yang baik, tetapi tidak dibarengi dengan sumber daya manusia yang inovatif. Hanya sebatas pembuat, bukan pencipta”, ucap Prof. Bambang.
Keadaan pun diprediksi lebih memburuk ketika pada tahun 2045 nanti, Indonesia diprekdisi akan mempunyai 1.199.000 tenaga kerja, tetapi tidak memiliki inovasi. Artinya pemerintah harus menyiapkan dana untuk membuat lapangan pekerjaan yang besar.
Perlu adanya peningkatan keahlian, peningkatan pembangunan sumber daya manusia, dan perbaikan kualitas melalui pendidikan vokasi.Pendidikan vokasi sendiri menciptakan sertifikasi kompetensi yang dapat menguatkan keahlian dan kompetensi seorang manusia. Di Indonesia, banyak perusahaan yang telah menyisipkan keahlian khusus dalam persyaratan mereka yang harus dimiliki pelamar pekerjaan.
Pemerintah sendiri telah membentuk strategi peningkatan keterampilan pekerja dengan cara; mengembangkan kurikulum pelatihan soft skill dan hard skill, mempromosikan pelatihan kejurusan berbagai kompetensi dan progam magang, serta meningkatkan kualifikasi, persyaratan dan pengoperasian lembaga verifikasi profesional.
Prof. Dr. Eko Prasojo pun menambahkan bahwa jika birokrasi dalam perihal rekrutmen pekerja ditingkatkan, maka sumber daya manusia yang berkualitas dapat terwujud. Menurutnya, “Jabatan pekerjaan umum yang diterima saat ini merupakan bentuk birokrasi yang tidak adil, oleh karena itu, penting untuk Indonesia merefleksi diri dari segi mikro, tidak melulu dari mikro” ucap Prof.Eko yang juga merupakan Dekan FIA UI tersebut.
Permasalahan tersebut disebabkan oleh lemahnya pemerintah dalam hal efektivitas, efisiensi, kapabilitas pemerintahan dan kontrol terhadap korupsi dalam birokrasi. Karena faktor terpenting penentu kualitas SDM ada pada calon pemegang kekuasaan yang bertugas membuat kebijakan.
