id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Forum Penelitian UI – University of Queensland: Menjelajahi Beragam Aplikasi untuk Satu Tujuan

Universitas Indonesia > SDGs > SDG17 > Forum Penelitian UI – University of Queensland: Menjelajahi Beragam Aplikasi untuk Satu Tujuan

Universitas Indonesia (UI) dan University of Queensland (UQ) berkolaborasi dalam penyelenggaraan UQ-UI Bilateral Research Forum dengan tema bahan diskusi adalah Communication for Development and Social Change – Diverse Applications, One Goal. Pada saat membuka acara, drg. Nurtami, Ph.D., Sp,OF(K), Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, mengatakan bahwa forum ini merupakan platform bersama di antara peneliti UI dan UQ untuk saling memaparkan berbagai isu terkini terkait perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta situasi sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan. Ia menyampaikan harapan agar kegiatan ini menjadi katalisator bagi para peneliti UI untuk memperluas partisipasi dalam penelitian, pertukaran mahasiswa, dan terus-menerus melakukan join researchjoin symposium, dan join publication.

UI terus mendorong adanya kolaborasi riset internasional sebagai salah satu prioritas utama untuk menciptakan kolaborasi penta helix guna mendukung visi kampus UI menjadi universitas berkelas dunia. drg. Nurtami menyampaikan keyakinannya bahwa kolaborasi akademik dan kolaborasi riset akan secara signifikan mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas output akademik dan penelitian. “Kolaborasi riset diharapkan dapat mengikuti tren global dengan memberikan manfaat untuk masa depan yang lebih baik dalam upaya bersama mencapai Sustainable Development Goals (SDG’s). Kegiatan ini adalah salah satu tonggak utama di antara pemangku kepentingan riset di UI dan UQ untuk terus bekerja sama dan memperkuat kemitraan,” ujar drg. Nurtami.

Pro-Vice-Chancellor, Global Engagement & Entrepreneurship UQ, Dr. Jessica Gallagher menyampaikan catatan bahwa dalam upaya menghadapi tantangan lingkungan media yang berubah dengan cepat, perlu dikembangkan pendekatan-pendekatan penyelesaian masalah berbasis pengetahuan, inklusif, dan kemampuan untuk beradaptasi. Untuk menghadapi tantangan ini, UQ terus mendorong pengembangan jejaring untuk penelitian kolaboratif.

Dekan FISIP UI, Dr. Arie Setiabudi Soesilo mengatakan bahwa kegiatan ini adalah buah gagasan yang sangat bagus karena memberi hasil dan dilaksanakan secara efektif tentang tema communication development and social change. “Tujuan utama dari forum ini adalah untuk saling bertukar pengalaman di antara mahasiswa doktoral di antara dua kampus dalam melakukan riset, dan mendorong potensi kolaborasi riset di masa mendatang. Selama tiga tahun ini UI dan UQ sudah banyak melakukan kemitraan dan kolaborasi,” ujar Dr. Arie.

Kegiatan yang dilaksanakan secara daring pada Selasa (12/8) tersebut dihadiri secara virtual lewat zoom oleh lebih dari 100 peserta dari Indonesia dan Australia, difasilitasi oleh Elske van de Fliert, Ph.D (Director of the Centre for Communication and Social Change, UQ), Inaya Rakhmani, Ph.D., dan Dr. Hendriyani (Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP UI). Tema besar forum diskusi tersebut dibagi menjadi dua sub tema, yaitu ‘Communication and the SDGs’ dan ‘Media and Social Change’. Para pembicara yang berjumlah 14 merupakan gabungan dari mahasiswa dan lulusan program doktor dari UQ dan UI. Pada kesempatan ini, mereka saling berbagi intisari riset yang sedang berlangsung maupun yang sudah selesai dilaksanakan melalui breakroom Zoom terpisah sesuai dengan masing-masing tema yang diusung.

Forum diskusi ini memberikan peluang bagi pembicara yang sebagian besar adalah mahasiswa doktoral dari kedua Universitas. Dalam durasi maksimal empat (4) menit, presenter harus mampu menyampaikan gagasan atau ide berkaitan dengan riset serta melakukan elaborasi dengan isu Sustainable Development Goals (SDGs) dan perubahan sosial. Terinspirasi oleh konsep 3MT (three minute thesis), setiap pembicara diminta mempersiapkan video presentasi terlebih dahulu (pre-recorded), untuk kemudian diputar satu demi satu oleh moderator atau fasilitator.

Diskusi berjalan dalam waktu yang ketat, namun tidak mengurangi esensi dan makna dari tujuan Forum Bilateral tersebut. Peserta menerima berbagai masukan atas gagasan riset yang sedang dilaksanakan. Tanggapan peserta menjadi masukan yang sangat berharga bagi presenter.

Debashish Sarker Dev, mahasiswa Doktoral di UQ, salah seorang presenter pada kegiatan ini, menyatakan bahwa Billateral Research Forum yang diselenggarakan oleh UQ dan UI ini merupakan acara berbagi pengetahuan yang positif. “Forum ini menampilkan beberapa karya penelitian yang inovatif dan mulia di bidang komunikasi pembangunan dan perubahan sosial. Secara khusus, ini memberi saya kesempatan untuk belajar dari para sarjana Indonesia tentang bagaimana mereka berkonsentrasi pada pengintegrasian prinsip-prinsip komunikasi pembangunan untuk membawa suara-suara yang belum pernah terdengar,” ujarnya.

Doreen Busolo, peneliti radio komunitas pedesaan untuk pemberdayaan perempuan di Kenya dan mahasiswa doktoral di UQ, mengatakan, “Ini adalah acara bagus yang mempertemukan para sarjana yang melakukan studi di berbagai belahan dunia untuk bertukar pikiran melalui berbagai pengalaman dan temuan penelitian,” kata Doreen.

Dr. Bintan Humeira, salah seorang presenter, lulusan Prodi Doktoral Ilmu Komunikasi UI, mengungkapkan perasaan senang karena dapat terlibat dalam kegiatan ini. “Saya bisa berbagi ilmu sekaligus memperoleh perspektif baru dalam melihat fenomena sosial dari paparan presenter lain. Forum ini tentunya akan memperkaya cara pandang kita sebagai akademisi dalam memahami fenomena sosial, budaya, politik, dan agama di masyarakat,” katanya. Dr. Bintan berharap semoga forum riset ini akan menghasilkan ragam riset kolaboratif dan dapat menjadi ruang membangun shared knowledge pada masa mendatang.

Kesimpulan diskusi dalam Forum Riset Bilateral ini berkaitan dengan topik utama yang juga menjadi bahan materi dan gagasan besar untuk rencana kerja sama selanjutnya, yang bisa direalisasikan bersama antara UI dan UQ. Dengan begitu, semangat untuk menjadi ‘suara’ dan ‘komunikator’ untuk tujuan SDG’s tidak terbatas dalam Forum Diskusi saja, melainkan dapat diwujudkan dalam aktivitas nyata yang berkontribusi bagi masyarakat.

Related Posts