id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Gap Antara Perbankan Nasional dan Kebutuhan Pendanaan Mendadak UMKM

Universitas Indonesia > Inovasi > Inovasi Highlight > Gap Antara Perbankan Nasional dan Kebutuhan Pendanaan Mendadak UMKM

Daya Makara Universitas Indonesia (UI) melakukan riset terkait akses pendanaan yang merupakan isu bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam mengembangkan usaha. Biasanya, UMKM masih berfokus pada pendanaan mendadak. Ternyata, hasil riset Daya Makara mengungkapkan hal yang sama, yakni mayoritas (83%) UMKM pernah mengalami kebutuhan pendanaan untuk kebutuhan mendadak. Ia dibutuhkan untuk menjaga kondisi arus kas (cashflow), agar dapat memenuhi dinamika operasional usaha.

Lebih dari 30% UMKM mengalami kebutuhan pendanaan mendadak di atas 3 kali dalam setahun. Kebutuhan mendadak ini dalam jumlah nominal yang berkisar dari Rp1 juta hingga Rp20 juta, dengan proporsi tertinggi pada kisaran Rp2 juta hingga Rp5 juta. Hal ini disampaikan ketua peneliti UI Consulting Manuel Andi, S.E, M.Sc., dalam Webinar Nasional “Cerdik Lewati Masa Sulit” yang diselenggarakan UI Consulting bekerja sama dengan PT Pegadaian.

Sumber eksternal untuk pendanaan mendadak tersebut berasal dari keluarga atau teman, sedangkan jika melalui pinjaman adalah dengan sistem gadai dari PT Pegadaian. Kedua solusi ini sesuai dengan karakteristik kebutuhan pendanaan mendadak, terutama terkait dengan kemudahan administrasi, kecepatan administrasi, serta tenor pembayaran pinjaman yang singkat. Adapun opsi Kredit Usaha Rakyat (KUR), lebih digunakan untuk kebutuhan pengembangan usaha, dengan karakteristik nilai nominal pinjaman yang besar dan tenor pinjaman yang lebih lama.

Mardiah Aldilla perwakilan dari Bayola.id menyampaikan temuan empiris terkait kesulitan usaha untuk mencari sumber pendanaan mendadak, terutama dalam kasus adanya pesanan dalam jumlah besar. Menurutnya, Bayola.id cenderung lebih mengutamakan sumber lain, ketimbang berbagai skema pinjaman berbasis perbankan, karena waktu pemrosesan yang relatif lama.

Turut menanggapi hasil penelitian ini, Kepala Sub Bidang Jasa Keuangan Konvensional Drs. Florentinus Kristiartono, M.M., mengatakan bahwa masih ada gap antara perbankan nasional dan UMKM karena yang dibutuhkan oleh UMKM adalah kebutuhan pendanaan secara mendadak. Florentinus menambahkan bahwa Pemerintah sedang aktif melakukan penyesuaian terkait kredit program, terutama untuk program KUR. Diversifikasi produk KUR ini dengan ketentuan yang berbeda agar dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat pada umumnya dan UMKM pada khususnya.

Related Posts