https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://masjidjoglo.fikk.unesa.ac.id/assets/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/app.htmlhttps://elearning.ittelkom-sby.ac.id/group/s1/https://lms.unhi.ac.id/login/maxwin/https://e-learning.unim.ac.id/notes/-/smaxwin/https://uinsatu.ac.id/media/sthailand/https://simpenmas.untirta.ac.id/panduan/-/http://keris.bondowosokab.go.id/public/system/https://tik.unj.ac.id/wp-content/konten/https://estudy.unmuhjember.ac.id/question/-/https://dishub.babelprov.go.id/images/sgacor/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/img/user/https://dpupr.bantenprov.go.id/dpupr/uploads/files/http://bendungan-kita.sda.pu.go.id/assets/css/demo/https://agroteknologi.faperta.untad.ac.id/kaktus/images/https://sisurat.itenas.ac.id/application/core/https://www.umm.ac.id/files/media/<
Hybrid Talkshow Fasilkom UI: Melestarikan Budaya melalui Kearifan Lokal - Universitas Indonesia
iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Hybrid Talkshow Fasilkom UI: Melestarikan Budaya melalui Kearifan Lokal

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Ilmu Komputer > Hybrid Talkshow Fasilkom UI: Melestarikan Budaya melalui Kearifan Lokal

Penulis: Ameni Nazaretha

Sebagai bagian dari rangkaian Dies Natalis Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) yang ke-35, Makara Art Center (MAC) bekerja sama dengan Uluwatu Orchestra Fasilkom UI mempersembahkan Hybrid Talkshow dengan tema “Melestarikan Budaya Indonesia lewat Kearifan Lokal sebagai Mode Kemajuan Bangsa” pada Kamis (28/10/2021) di Auditorium MAC dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube “Makara Art Center”. Hybrid Talkshow ini juga diikuti dengan acara nonton bareng virtual film musikal “Sangkuriang Karsa Bersatu”.

Kegiatan ini turut mengundang Dr. R. Yugo K. Isai selaku staf pengajar Fasilkom UI, Tommy Christomy Ph. D selaku staf pengajar Fakultas Ilmu Budaya UI dan Bagus A. Saputra selaku sutradara Sangkuriang Karsa Bersatu. Selain itu, Hybrid Talkshow yang dipandu oleh Dr. Ngatawi Al Zastrouw selaku Direktur MAC juga mengundang DR. Yessy Gusman, seorang aktris senior, dan Mikhael Yulius Cobis, M.Si. MM selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi London School of Public Relations.

Menurut Tommy Christomy, pertunjukan Sangkuriang ini adalah salah satu cara untuk menjadikan karya tradisional lokal menjadi modern sehingga bisa dinikmati oleh generasi kekinian. Diharapkan dengan adanya kegiatan seperti pertunjukan Sangkuriang ini dapat memacu pelestarian budaya, sehingga tidak tergerus popularitas budaya asing, seperti Korea Selatan yang sekarang ini semakin digemari generasi muda bangsa.

Menurutnya, mengubah karya sastra Sangkuriang menjadi bentuk pertunjukan musikal bukanlah suatu hal yang mudah. “Alih wahana seperti ini bukan suatu hal yang mudah, karena di tradisi lisan, orang bertutur bisa menambahkan sesuatu, namun di dalam tradisi tulis, hal itu sulit dilakukan. Dalam hal ini sutradara sudah berusaha keras untuk menerjemahkan teks tersebut menjadi semacam performance multimedia dalam bentuk video Youtube yang bisa dinikmati dan dimengerti oleh semua orang,” ujar Tommy.

Tommy juga menambahkan, bahwa teknologi memiliki peran penting dalam menerjemahkan tulisan menjadi bentuk visual agar cerita yang ada dapat tetap tersampaikan. “Mencoba menerjemahkan secara visual itu tidak mudah. Namun dengan teknologi, itu bisa disiasati,” ujarnya.

Berbicara mengenai proses kreatif pembuatan film, Bagus A. Saputra menjelaskan bahwa semua dimulai dari menggali cerita yang merupakan sebuah cerita tragedi. Selanjutnya, Bagus mencari referensi-referensi dari film-film dan visual tragedi lainnya untuk film Sangkuriang Karsa Bersatu.

“Yang kedua, adalah pesan yang disampaikan. Kita harus nobatkan dulu hero dari Sangkuriang ini apa, jika kita tahu kita dapat mengetahui pesan apa yang mau disampaikan,” ujarnya menambahkan. Menurutnya, pahlawan dalam cerita Sangkuriang adalah Dayang Sumbi yang mempertahankan kewajaran dan hukum tabu yang ada di masyarakat. Bagus juga menambahkan bahwa akan baik bila para seniman tidak perlu jauh-jauh mencari inspirasi karena semua bisa digali dan dieksplorasi dari kekayaan cerita rakyat yang ada di Indonesia.

Akhir kata, diharapkan apa yang telah dilakukan tim produksi dapat semakin mengangkat kearifan lokal dan mengangkat kembali gambaran serta nilai baik dari bangsa Indonesia. Diharapkan, hal ini juga dapat meningkatkan rasa cinta akan bangsa Indonesia dan mempersatukan bangsa Indonesia menjadi lebih kokoh lagi.

Related Posts