https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://masjidjoglo.fikk.unesa.ac.id/assets/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/app.htmlhttps://elearning.ittelkom-sby.ac.id/group/s1/https://lms.unhi.ac.id/login/maxwin/https://e-learning.unim.ac.id/notes/-/smaxwin/https://uinsatu.ac.id/media/sthailand/https://simpenmas.untirta.ac.id/panduan/-/http://keris.bondowosokab.go.id/public/system/https://tik.unj.ac.id/wp-content/konten/https://perizinanfilm.kemdikbud.go.id/uploads/blog/https://dishub.babelprov.go.id/images/sgacor/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/img/user/https://dpupr.bantenprov.go.id/dpupr/uploads/files/http://bendungan-kita.sda.pu.go.id/assets/css/demo/https://agroteknologi.faperta.untad.ac.id/kaktus/images/https://sisurat.itenas.ac.id/application/core/https://www.umm.ac.id/files/media/<
International Undergraduate Program FEB UI Bahas Business Valuation sebagai Strategi Penyelamatan Bisnis - Universitas Indonesia
iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

International Undergraduate Program FEB UI Bahas Business Valuation sebagai Strategi Penyelamatan Bisnis

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Ekonomi dan Bisnis > International Undergraduate Program FEB UI Bahas Business Valuation sebagai Strategi Penyelamatan Bisnis

“Biasanya startup membutuhkan penilaian bisnis saat berada pada tahap pra-pendapatan karena kondisinya sulit dinilai secara akurat, mengingat mereka belum memiliki pendapatan operasional atau produk yang dapat dijual. Saat itu, pemilik bisnis mengharapkan valuasi yang tinggi, sedangkan penanam modal cenderung memilih nilai lebih rendah yang menjanjikan pengembalian investasi (return of investment/ROI) lebih besar,” kata Frizon Akbar Putra selaku Principal Advisor dan President Nilzon Capital.

Pernyataan Frizon tersebut disampaikan dalam kuliah umum yang diadakan International Undergraduate Program (IUP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (FEB UI), pada Sabtu (9/4) lalu. Kuliah bertema “Business Valuation and Financial Reporting Analysis” ini membahas pentingnya penilaian bisnis bagi sebuah perusahaan. Business valuation atau penilaian bisnis merupakan proses umum menentukan nilai ekonomi suatu bisnis, terutama nilai ekuitas atau kepemilikan. Produk penilaian bisnis bukan final, melainkan bagian penting dari keputusan kritis.

Banyak pemilik bisnis yang meminta bantuan evaluator bisnis profesional untuk mengestimasi objektif nilai bisnis, terlebih jika melibatkan pasar modal. Di Indonesia, Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) dikenal sebagai penilai bisnis yang tunduk pada peraturan Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pengguna penilai bisnis meliputi para pemilik bisnis, manajer portofolio, analis riset, bankir investasi, aktivis investor, dan pedagang.

Menurut Frizon, metode penilaian penting karena mampu melacak kinerja bisnis yang mencakup perkiraan perubahan nilai, bukan sekadar pendapatan dan nilai buku. Penilaian ini meningkatkan efisiensi proses pengambilan keputusan investasi di suatu perusahaan. Metodologi penilaian terbagi atas pendekatan berbasis aset (asset-based), nilai pasar (market), nilai pendapatan (income), dan nilai alternatif (alternative). Penggunaan pendekatan nilai pasar dan nilai pendapatan paling umum di pasar modal dan perbankan investasi.

“Tentu sebuah kesempatan bagi siapa pun untuk fokus pada pasar modal karena pada dasarnya pasar tidak hanya milik segelintir orang. Kini, hampir seluruh orang turut menggelutinya, termasuk para mahasiswa yang kian aktif di forum investasi. Saya melihat kemajuannya sangat bagus,” kata Frizon dalam pemaparannya.

Penilaian bisnis telah diterapkan Nilzon Capital sebagai perusahaan penasihat investasi dan kekayaan yang terdaftar di OJK Indonesia. Perusahaan ini berfokus pada saham, sekuritas, Exchange Traded Fund (ETF), dan investasi alternatif berkualitas tinggi di seluruh dunia. Perusahaan yang didirikan pada 2020 ini justru dikembangkan saat krisis ekonomi terburuk—akibat pandemi Covid-19—setelah The Great Depression 1929.

“Kami melihat krisis pandemi Covid-19 sebagai peluang. Faktanya, sebagian besar investor saat ini berasal dari mereka yang mendaftar akun investasi pertama selama 2020 dan setelahnya. Selama 40 tahun sebelum krisis, jumlah investor di pasar modal Indonesia kurang dari yang kita miliki selama 2022 hingga sekarang. Oleh karena itu, ini bisnis yang sangat menjanjikan,” kata Frizon menutup.

Related Posts