id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Intip Higienisnya Proses Pemotongan Kurban di Masjid UI

Universitas Indonesia > Beasiswa > Intip Higienisnya Proses Pemotongan Kurban di Masjid UI

Rabu (22/8/2018) Universitas Indonesia (UI) menggelar shalat Idul Adha dan pemotongan kurban di area Masjid Ukhuwah Islamiyah (MUI), UI Depok.Uniknya, UI tahun ini kembali melaksanakan pelaksanaan pemotongan hewan kurban yang higienis dan profesional seperti tahun ini.

“Ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam prosesi pemotongan hewan kurban, yaitu kesehatan hewan, proses pemotongan, dan distribusi kepada mustahiq,” ujar Ust. Dr. Abdul Muta’ali, M.A,. M.I.P (Ketua Dewan Pengurus Masjid Ukhuwah Islamiyah Universitas Indonesia).

Untuk memenuhi semua unsur tersebut, MUI membentuk tim tersendiri, yaitu “Tim Kendali Mutu Higiene Sanitasi Qurban Masjid UI”. Tim ini berisi para pemuda masjid, serta ahli dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.

Sama seperti tahun lalu, hewan-hewan dipuasakan terlebih dahulu 8 jam sebelum dipotong. Sebelum dilakukan pemotongan, hewan-hewan ini juga dicek kondisi kesehatannya bekerja sama dengan dokter hewan.

“Ini untuk mencegah indikasi adanya bakteri atau virus penyakit pada hewan-hewan kurban,” tambahnya.Tidak hanya memperhatikan aspek kesehatan hewan, MUI juga menjaga kualitas para penjagal hewan kurban. Sebelum hari pelaksanaan kurban, para penjagal belajar terlebih dahulu ke Rumah Potong Hewan (RPH) Bogor, sebagai salah satu RPH terbaik di Indonesia.

Pada saat proses penyembelihan, kualitas alat yang dipakai juga diperhatikan. Pisau yang digunakan harus tajam, cukup panjang, bersih, tidak berkarat, serta disediakan lubang penampungan darah.

 

Penyembelihan dilakukan menurut syariat islam dengan membaca basmallah ketika akan menyembelih. Penjagal juga menyembelih dengan sekali gerakan dan memutus 3 saluran utama hewan, yaitu saluran nafas, makanan, dan pembuluh darah.

Proses distribusi daging pun tidak lepas dari standarisasi. Jeroan merah (hati, jantung, paru-paru, limpa, ginjal, lidah) dan jeroan hijau (lambung, usus, esophagus dan lemak) harus dipisahkan (tidak dicampur).

Daging jeroan dan daging konsumsi pun tidak dicampur dan didistribusikan dengan menggunakan warna plastik yang berbeda.MUI membagikan daging-daging ini kepada sivitas UI yang dianggap layak menerima dengan sistem kupon dan distribusi koordinator. Pihak yang menerima diutamakan pihak penjaga kebersihan, pihak keamanan kampus sampai masyarakat disekitar UI yang dianggap membutuhkan.

Related Posts

Leave a Reply