id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Jelaskan Tentang Paham Radikalisme, Kepala BNPT Beri Kuliah Umum di UI

Universitas Indonesia > Berita > Jelaskan Tentang Paham Radikalisme, Kepala BNPT Beri Kuliah Umum di UI

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH memberikan kuliah umum dengan tema “Resonansi Kebangsaan dan Bahaya serta Pencegahan Radikalisme” di hadapan ratusan sivitas akademika Universitas Indonesia (UI) pada Senin (23/4) di Balai Sidang UI, Depok.

Bersamaan dengan agenda kuliah umum, diadakan pula penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama antara UI dengan BNPT tentang Pendidikan, Pelatihan, Pengkajian, Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan dalam Penanggulangan Terorisme.

Turut mendampingi Kepala BNPT dalam kuliah umum tersebut adalah Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI Prof. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak., dan Rektor UI Prof. Muhammad Anis, M,Met.

Dalam kuliah umumnya, beliau memaparkan tentang perkembangan radikalisme di Indonesia. Beliau bercerita tentang bagaimana paham radikalisme “mencuci otak” generasi muda yang awam dan belum paham.

“Dalam sebuah survei dikatakan bahwa hampir 80% mahasiswa di universitas Jabodetabek setuju akan sistem kekhalifahan, namun juga menyukai Indonesia dengan sistem Pancasila. Berarti kan ada masalah ketidakpahaman disini,” ujar Suhardi.

Menurutnya, dari ketidaktahuan tersebut maka paham radikalisme mulai masuk, dengan membawa dalih-dalih agama seperti janji-janji surga dan semacamnya.

Selain itu, ia juga bercerita tentang bagaimana para mantan teroris yang bertobat dan direhabilitasi oleh BNPT telah menemukan tempatnya di masyarakat. Ia menekankan pentingnya penerimaan dari lingkungan sosial kepada mantan teroris ini.

“Bila mantan teroris ini merasa tidak diterima oleh lingkungan sosialnya, kemungkinan untuk kembali menjadi teroris akan sangat besar,” ujarnya.

Ia juga mengajak agar kampus dapat turut menangkal berkembangnya paham radikalisme.  Menurutnya, saat ini tidak hanya dibutuhkan ahli hukum, ekonomi, energi dan lainnya – melainkan dibutuhkan pula Ahli Tannas atau Ketahanan Nasional yang dapat memberikan solusi dari gerakan-gerakan proxy war seperti paham radikalisme.

Rektor UI, Prof. Anis, dalam sambutannya menyampaikan bahwa UI siap menjadi think tank serta pemberi solusi atas permasalahan yang dialami bangsa Indonesia – salah satunya adalah radikalisme, intoleran dan terorisme.

Saat ini UI telah memiliki Pusat Kajian Terorisme di Sekolah Kajian Stratejik dan Global UI. Tujuan dari penyelenggaraan program pendidikan magister ini adalah untuk melahirkan lulusan yang memiliki pemahaman dan kemampuan analisis yang komprehensif tentang perkembangan konsep terorisme dan pilihan-pilihan strategi kontra-terorisme.

“ UI mendukung sepenuhnya kerja sama yang terjalin dengan BNPT – sebagai upaya mendukung BNPT untuk melakukan upaya-upaya preemptif, preventif (kontra terorisme) dan represif dan kuratif (deradikalisasi) dalam bidang terorisme,” ujar rektor.

 

Related Posts

Leave a Reply