iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Kawasan Rumah Independen Energi Terintegrasi dengan Solar Panel hingga Piezoelectric, Gagasan untuk Mewujudkan Sustainable Development Goals dari Mahasiswa Teknik UI

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Teknik > Kawasan Rumah Independen Energi Terintegrasi dengan Solar Panel hingga Piezoelectric, Gagasan untuk Mewujudkan Sustainable Development Goals dari Mahasiswa Teknik UI

Penggunaan energi listrik pada sektor rumah tangga di Indonesia menempati urutan pertama selama 5 tahun terakhir. Namun, masyarakat akan terus bergantung pada PLN dengan perkiraan kebutuhan listrik yang terus meningkat hingga mencapai 2.300 Terra Watt hour (TWh) di tahun 2050. Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat potensi listrik yang dapat dihasilkan dari energi terbarukan hanya berkisar 500 TWh. Dengan kata lain, ketergantungan terhadap pembangkit listrik bertenaga fosil masih terus ada hingga puluhan tahun ke depan.

Akan tetapi, menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia, Arifin Tsarif, diperkirakan minyak bumi di Indonesia akan habis dalam waktu 9 tahun, gas bumi akan habis 22 tahun ke depan, dan batu bara akan habis 65 tahun mendatang. Hal ini menunjukkan adanya urgensi untuk peralihan yang masif ke alternatif pembangkit listrik yang baru dan terbarukan, khususnya pada sektor rumah tangga yang menyumbang konsumsi listrik tertinggi.

Kiri ke kanan: Fulky, Zufar, Hani, dan Ilham

Berlatar belakang masalah penting tersebut, Tim PKM-Gagasan Futuristik Tertulis (PKM-GFT) Universitas Indonesia yang terdiri dari lima mahasiswa FT UI yakni Ahmad Zufar A. (Komputer 2019), Fulky Hariz Z. (Komputer 2019), Muhammad Ilham (Komputer 2019), Nur Hanifah L. (Industri 2019), dan Firda Hanna I. (Industri 2019) mengusung suatu ide besar, yaitu sistem “Energy-Independent House”.

Gagasan Energy-Independent House merupakan sistem rumah mandiri energi yang mengintegrasikan sistem pembangkit listrik berbasis energi bersih yang terdiri dari dari beberapa subsistem, yaitu solar panel, piezoelectric, water turbine, dan wind turbine. Sistem ini ditujukan untuk membuat kawasan dengan rumah yang dapat menghasilkan listrik dari tenaga sinar matahari, tekanan dari pijakan kaki di lantai, air hujan, dan angin sehingga dapat menggantikan pola konsumsi listrik berbasis energi fosil menjadi energi baru dan terbarukan.

Estimasi jumlah daya listrik yang dihasilkan oleh sebuah Energy-Independent House mencapai 3,657 kWh. Sehingga, sistem ini dapat memenuhi kebutuhan listrik rata-rata rumah tangga di Indonesia, yaitu sebesar 3,04 kWh, serta layak digunakan untuk memenuhi listrik jangka panjang tanpa adanya efek samping negatif yang dihasilkan karena menggunakan 100% energi baru dan terbarukan.

Ilustrasi Rancangan Awal Kawasan Energy-Independent House

Konsep Energy-Independent House ini tentu dapat diterapkan pula dalam kawasan yang lebih besar seperti perumahan, di mana perlu dibuat sebuah genset atau generator utama yang diberdayakan untuk menyalakan lampu jalan atau sebagainya. Sumber listrik pada generator tersebut dapat berasal dari taman perumahan yang diperuntukkan untuk bermain atau berolahraga. Seperti jogging track dengan paving block yang dilapisi piezoelectric dan juga public gym yang dilengkapi treadmill dan sepeda statis yang dapat menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik.

Melihat potensi manfaat yang sangat besar dari gagasan tersebut, tim pun berharap agar instansi pemerintah bersama dengan pihak-pihak lainnya untuk dapat merealisasikan sistem Energy-Independent House ini. Tidak hanya di beberapa tempat, namun secara masif hingga seluruh Indonesia di masa mendatang. Hal ini demi mewujudkan energy sustainability, kawasan smart and green city, menurunkan kerugian masyarakat akibat adanya pemadaman listrik, serta mencapai tujuan dari Sustainable Development Goals di Indonesia.

Penulis: Tim PKM-GFT (FTUI)

Related Posts