Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyerahkan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) kepada 16 Rumah Sakit Pendidikan (RSP) di seluruh Indonesia, termasuk Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI).
“Bantuan yang diserahkan berupa 2.000 baju APD, 2.000 pelindung muka atau face shield dan 466 sepatu bot ini nantinya akan disebar dan dibagi ke sejumlah RSP,” ungkap Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Plt. Dirjen Dikti) Nizam pada sambutannya di kegiatan teleconference yang dilakukan pada Senin (6/4/2020) di RSUI, Kampus UI Depok.
Pada kegiatan tersebut, Plt. Direktur Utama Rumah Sakit Universitas Indonesia Dr. dr. Sukamto, Sp.PD., K-AI dan perwakilan Relawan RSUI, Mariam juga hadir untuk menerima bantuan secara simbolis. Sejumlah direktur RSP dari universitas lain juga turut mengikuti kegiatan tersebut.
Dr. Sukamto dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih atas perhatian pemerintah terhadap RSUI dan rumah sakit pendidikan lainnya di Indonesia. “Semoga dengan ini seluruh rumah sakit pendidikan dapat bersama-sama pemerintah bahu-membahu mengatasi pandemi Covid-19 ini,” ucan Sukamto.
Sedangkan Miriam, dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih atas sumbangan APD yang diberikan pemerintah. Ia juga memaparkan tugas ia sehari-hari sebagai relawan di RSUI.
“Di RSUI kami sebagai relawan membantu kegiatan surveilance di RS UI, tim K3L RS UI, serta berbagai tugas lainnya terkait penanganan pandemi Covid-19 ini. Total kami berjumlah 32 relawan dan bekerja setiap hari Senin hingga Jumat,” jelas Miriam.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyampaikan sambutannya. Ia menjelaskan bahwa dalam merespons arahan Presiden, Kemendikbud telah merealokasi anggaran Rp 405 miliar untuk mengaktifkan 13 Rumah Sakit Pendidikan agar dapat merawat pasien COVID-19 dan 13 Fakultas Kedokteran untuk menjadi pusat tes (test center).
Kemendikbud juga memobilisasi relawan mahasiswa kesehatan untuk membantu mengatasi pandemi COVID-19, serta menyiapkan asrama Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) sebagai fasilitas karantina.
