id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Koentjaraningrat Memorial Lecture: Pendidikan Nasional dan Kearifan Timur

Universitas Indonesia > Berita > Koentjaraningrat Memorial Lecture: Pendidikan Nasional dan Kearifan Timur

 

Forum Kajian Antropologi Indonesia (FKAI) bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Martha Tilaar, dan harian Kompas kembali mengadakan Koentjaraningrat Memorial Lecture untuk kali ke-10 pada Rabu (15/05) di Auditorium Juwono Sudarsono (AJS) FISIP UI Depok. Dengan tema besar “Pendidikan Nasional dan Kearifan Timur”, memorial lecture kali ini bertujuan untuk menimbang paradigma alternatif dalam pembentukan karakter bangsa.

Dalam acara ini hadir beberapa pembicara. Pembicara pertama adalah Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc.Ed (anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia) yang membawakan materi “Filsafat Timur dan Kearifan Lokal dalam Pendidikan Watak”. Menurutnya, watak bangsa Indonesia saat ini masih sama seperti mental bangsa yang terjajah pada zaman kolonial dulu dan hal ini juga tampak dari sistem pendidikan yang diberlakukan. Pendidikan masih dibentuk untuk menghasilkan pegawai dan pekerja, bukan individu-individu yang mampu mandiri dan dapat bermanfaat bagi masyarakat. Untuk mengubah hal ini, menurutnya, diperlukan suatu sistem pendidikan yang didasarkan pada “pandangan ketiga”, yaitu suatu pandangan yang memadukan filsafah kebaikan watak dari dunia barat dan timur sehingga menghasilkan suatu pandangan yang dapat bermanfaat bagi manusia.

Pembentukan karakter bangsa melalui pendidikan juga dibicarakan oleh Prof. Dr. Laurentius Dyson (Guru Besar Antropologi Universitas Airlangga) dalam materi berjudul “Pendidikan Nasional Dilihat dari Sudut Pandang Antropologi”. Dia menyayangkan bahwa sistem pendidikan Indonesia sekarang ini membentuk pekerja, bukan pemikir.

Pembicara ketiga adalah Jusuf Sutanto (dosen Fakultas Psikologi Universitas Pancasila) dengan materi berjudul “Pendidikan Nasional dan Dialog Peradaban Timur-Barat”. Posisi Indonesia yang unik seharusnya menjadikan Indonesia sebagai suatu contoh jalan sutera dari dialog peradaban Timur dan Barat sehingga Indonesia dapat membangun karakter bangsanya melalui kebaikan dua peradaban tersebut. Diskusi diakhiri dengan sesi tanya jawab dan perumusan kesimpulan oleh moderator Nursamsiah Asharini Moenandar, M.Si. (dosen Universitas Bina Nusantara) dan dilanjutkan dengan sesi makan siang bersama oleh peserta dan panitia yang hadir. (WND)

Related Posts

Leave a Reply