id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Kuliah Umum Alumni FEB UI: Prof. Bambang Brodjonegoro

Universitas Indonesia > Berita > Kuliah Umum Alumni FEB UI: Prof. Bambang Brodjonegoro

Dalam merayakan dies natalis yang ke 70, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menggelar rangkaian kegiatan kuliah umum alumni yang akan diselenggarakan secara virtual dalam beberapa sesi. Sesi pertama yang berlangsung pada Rabu (11/11/2020) mengundang Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, Ph.D yang kini menjabat sebagai Menteri Riset & Teknologi/ Kepala Badan Riset & Inovasi Nasional.

Prof.Bambang membawakan materi berjudul “Kekuatan Kerja Sama dan Inovasi dalam Mengatasi Pandemi Covid-19”. Dalam pemaparannya beliau menekankan pentingnya kolaborasi bersama antara industri institusi pendidikan, dan pemerintah (triplehelix) dalam mengatasi pandemi Covid-19.

“Karena kalau tidak ada kerja sama ini, akademisi hanya asik bermain dengan dunianya sendiri, hanya puas sampai kepada publikasi dan prototype, tanpa pernah menuju hilirisasi produk. Dunia industri kita lalu memilih jalan pendek, berdagang. Mengimpor barang lalu menjualnya kembali di dalam negeri, sehingga ketergantungan kita terhadap barang impor sangat besar,” jelas Bambang.

Pemerintah dalam triplehelix bertindak sebagai penghubung antara sektor industri dengan dunia akademisi. Kolaborasi ini menjadi penting, karena dunia dan gaya hidup manusia setelah pandemi tidak akan lagi sama.

“Kehidupan pasca pandemi akan sangat dipengaruhi oleh revolusi industri dan penyerapan teknologi menyebabkan masyarakat nantinya akan menuju less contact society dan less contact economy. Untuk menghadapi perubahan pasca pandemi ini kuncinya ada di inovasi,” jelasnya.

Di era pasca pandemi, inovasi berbasis digital adalah kunci kemajuan ekonomi negara-negara di dunia. Beliau mencontohkan bagaimana inovasi di bidang teknologi telah mendorong Korea Selatan dan Swedia menjadi negara maju.

Untuk itu, pemerintah telah mengembangkan beberapa prioritas riset agar ekonomi Indonesia siap menghadapi era pasca pandemi, diantaranya: pesawat terbang amphibi untuk menghubungkan koneksi antar pulau; drone militer; katalis merah putih yang bisa merubah minyak nabati menjadi bahan bakar siap pakai; serta riset garam agar kualitas garam hasil petani dapat diserap industri.

Kolaborasi riset dan penelitian antar stakeholder juga menjadi penting dalam menghadapi Covid-19. Untuk itu, pemerintah telah membentuk dua konsorsium kolaborasi riset triplehelix untuk membantu pemerintah menghadapi Covid-19, satu diantaranya ditujukan khusus untuk menghasilkan vaksin Covid-19 khas Indonesia “Vaksin Merah-Putih”.

Sudah terdapat beberapa produk riset konsorsium yang kini telah dihilirisasi ke masyarakat, diantaranya yaitu Mobile Lab BSL-2, PCR Test Kit,Ventilator, serta Powered Air Purifying Respirator. Alat-alat ini merupakan hasil riset dari universitas-universitas yang tergabung di konsorsium yang kemudian diproduksi secara massal oleh dunia industri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di masa pandemi ini.

Diharapkan, dengan adanya kolaborasi riset ini, ketergantungan ekonomi negara kita akan barang impor akan berkurang sehingga dapat menjadi sebuah negara dengan industri berbasis teknologi dan riset, bukan lagi negara berbasis sumber daya alam.

Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mendapatkan gelar sarjana dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) pada 1990 dan mendapatkan gelar masternya di bidang tata kota dari University of Illinois at Urbana-Champaign pada 1993. Bambang kemudian mengantongi gelar doktor bidang tata wilayah dan perkotaan dari University of Illinois at Urbana-Champaign pada 1997. Sebagai seorang akademisi, Bambang menjadi staf pengajar di FE UI, Ketua Jurusan Ekonomi pada 2002-2005, dan dekan termuda di FE UI pada 2005-2009.

Di luar dunia akademik, Bambang juga aktif di sejumlah perusahaan dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN.) Tercatat, beliau pernah menjabat sebagai Ketua Estimasi Permintaan Kebutuhan Telekomunikasi Lokal PT Telkom Indonesia dan Ketua Dampak Situasi Makroekonomi terhadap Permintaan Telekomunikasi Internasional PT Indosat.

Related Posts

Leave a Reply