https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://masjidjoglo.fikk.unesa.ac.id/assets/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/app.htmlhttps://elearning.ittelkom-sby.ac.id/group/s1/https://lms.unhi.ac.id/login/maxwin/https://e-learning.unim.ac.id/notes/-/smaxwin/https://uinsatu.ac.id/media/sthailand/https://simpenmas.untirta.ac.id/panduan/-/http://keris.bondowosokab.go.id/public/system/https://tik.unj.ac.id/wp-content/konten/https://perizinanfilm.kemdikbud.go.id/uploads/blog/https://dishub.babelprov.go.id/images/sgacor/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/img/user/https://dpupr.bantenprov.go.id/dpupr/uploads/files/http://bendungan-kita.sda.pu.go.id/assets/css/demo/https://agroteknologi.faperta.untad.ac.id/kaktus/images/https://sisurat.itenas.ac.id/application/core/https://www.umm.ac.id/files/media/<
Kuliah Umum Teori Queer dan Demokrasi - Universitas Indonesia
id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Kuliah Umum Teori Queer dan Demokrasi

Universitas Indonesia > Berita > Kuliah Umum Teori Queer dan Demokrasi

 

Dosen Ilmu Filsafat Universitas Indonesia (UI) Rocky Gerung pada Jumat (17/05) memberikan kuliah umum mengenai tema “Teori Queer” di Soelaiman Soemardi Multimedia Centre Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (SSMC FISIP) UI. Kuliah umum diberikan dalam rangka memperingati International Day Against Homophobia dan terselenggara atas kerja sama Pusat Kajian Gender dan Seksualitas FISIP UI dengan Our Voice Indonesia.

Rocky menjelaskan saat ini demokrasi sedang diuji diberi tantangan radikal dalam fenomena queer. Queer sendiri adalah pengalaman ketubuhan manusia yang tidak biasa. Rocky menganggap bahwa demokrasi menahan aspek seksualitas selama berabad-abad dari pembahasan politik. Penahanan aspek ini disebabkan konstruksi sosial aspek seksualitas adalah hal yang eksklusif pada personal manusia.

Perjuangan seksualitas untuk menjadi komponen politik dewasa ini diawali dari para aktivis sosial ataupun aktivis politik. Selanjutnya, keprihatinan para aktivis mulai dikaitkan dengan aspek historis sebagai pembenaran di mana demokrasi dalam banyak buku mensyaratkan adanya keadilan bagi seluruh warga negara. Namun, konsep ini tidak sejalan dengan praktiknya karena sejak ratusan tahun lalu, penyimpangan tetap terjadi meski demokrasi sudah ditemukan.

Demokrasi dianggap Rocky adalah konsepsi kewarganegaraan yang turun temurun diwariskan dengan latar heteroseksual. “Sejak awal demokrasi memang tidak imparsial,”ungkap Rocky. Ia mencontohkan banyak penolakan yang terjadi ketika demokrasi dihadapkan dengan aspirasi dari aktivis—yang disebut Rocky sebagai voice—yang membawa konsep berbeda dalam pengalaman ketubuhan.

Rocky juga mengaitkan demokrasi dalam konteks peran negara. Negara, dalam konteks ini harus bodoh. Adapun bodoh yang dimaksud adalah ‘buta’ dari aspirasi yang baru. Apabila negara itu demokratis—yang mengakomodasi kepentingan setiap warga negaranya—harus menanggapi secara bijak. “Harusnya negara mengenali, bukan malah menganehi,” ujar Rocky. (RIM)

Related Posts

Leave a Reply