id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Pahami Agama dari Kacamata Adat dan Tradisi

Universitas Indonesia > Berita > Pahami Agama dari Kacamata Adat dan Tradisi

Program Vokasi UI bekerjasama dengan Abdurrahman Wahid Center (AWC) mengadakan kuliah umum dengan tema “Faith in the Future: Understanding the Revitalization of Religions and Cultural Traditions in Asia” pada Selasa (12/02) di Ruang Sinema Perpustakaan UI, Kampus Depok. Prof. Thomas Reuter (Direktur Asian Institute, Melbourne University, Australia) yang seorang peneliti keragaman agama di Indonesia hadir sebagai pembicara dalam kegiatan ini.

Kegiatan ini didahului dengan pemutaran film dokumenter berjudul “Java Spirit: Religion and Spirituality in Contemporary Indonesia” yang bercerita tentang pengaruh budaya Jawa terhadap agama-agama besar yang sekarang dianut masyarakat Indonesia. Film ini adalah hasil penelusuran Prof. Reuter bersama sejumlah antropolog lainnya di Indonesia.

Dalam film tersebut ditampilkan berbagai ritual, kebiasaan, hingga budaya-budaya mistik yang mendistorsi keyakinan terhadap agama besar yang kemudian masuk dan dianut masyarakat Jawa. Beberapa contoh budaya tersebut adalah reog, kuda lumping, hingga memercayai kegiatan mandi serta berdoa di tempat-tempat keramat. Salah satu narasumber dalam film tersebut bahkan menyatakan, “Keyakinan saya adalah supranatural, meyakini bahwa semua yang benar adalah datang dari Tuhan.” Dalam film tersebut juga ditampilkan bagaimana diversitas agama yang ada di Jawa, pendapat berbagai orang tentang urgensi agama, hingga pengaruh perbedaan kondisi agama dahulu terhadap para orang tua dan kondisi kekinian pada para pemuda.

Usai pemutaran film, Prof. Reuter memberikan pemaparan terkait film tersebut. Ia menjelaskan bahwa ia juga menulis buku dengan skala lebih luas yang bertema “Revitalisasi Agama-agama di Asia”. “Tujuan saya membuat film ini untuk masyarakat internasional, terutama barat, adalah untuk memperbaiki nama baik Indonesia di mata internasional yang menjadi pondok teroris pascakejadian Bom Bali,” tutur dia. Prof. Reuter juga mengatakan bahwa ia mencoba menghadirkan sisi lain dari agama-agama di Indonesia di tengah banyaknya pengamat yang mengangkat tentang fenomena Islam garis keras. (IB)

Related Posts

Leave a Reply