Universitas Indonesia (UI) terus melakukan pembinaan terhadap mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Pembinaan ini merupakan kewajiban universitas kepada mahasiswa penerima Bidikmisi sesuai dengan arahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Saat ini, terdapat 520 mahasiswa tingkat ketiga yang mengikuti pembinaan.
Para mahasiswa tersebut kemudian dibagi ke dalam 30 kelompok. Tiap-tiap kelompok dipandu oleh seorang fasilitator. Fasilitator adalah mahasiswa penerima bidikmisi angkatan pertama yang sebelumnya telah mengikuti pembinaan. Setiap kelompok mendapat tugas membuat suatu program sosial kemasyarakatan.
Untuk menyebut beberapa, ada kelompok yang menggagas program “Touch Tour”. Program tersebut ditujukan untuk siswa tunanetra. Dalam program tersebut, siswa tunanetra diajak berkeliling Museum Wayang. Program ini bertujuan memperkenalkan museum pada siswa tunanetra.
Ada pula kelompok yang menggagas program “Sehari Senang-senang dengan Oma dan Opa” di Panti Sosial Tresna Wredha di Ciracas. Kelompok lain menyelenggarakan pelatihan pencak silat untuk siswa SD. Program ini bertujuan membekali siswa SD dengan kemampuan bela diri agar terhindar dari tindak pelecehan seksual.
Kepala Subdirektorat Kesejahteraan Mahasiswa, Rifelly Dewi Astuti, S.E., M.M., mengatakan, tujuan pembinaan ini adalah mengantarkan mahasiswa kepada masalah-masalah nyata yang ada di masyarakat. Ia pun merasa bangga karena mahasiswa Bidikmisi UI dapat memberikan kontribusi nyata. “Anak-anak Bidikmisi ini potensinya luar biasa,” aku Rifelly.
Lebih lanjut, Rifely mengatakan, sebelum para mahasiswa menjalankan program, Direktorat Kemahasiswaan UI memberikan tambahan wawasan dengan mendatangkan tokoh masyarakat. Pada bulan September mendatang, mahasiswa penerima Bidikmisi akan memamerkan foto dan karya lain hasil dari program sosial yang mereka jalankan. Pameran ini akan diselenggarakan di Perpustakaan UI. (KHN)