https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://masjidjoglo.fikk.unesa.ac.id/assets/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/app.htmlhttps://elearning.ittelkom-sby.ac.id/group/s1/https://lms.unhi.ac.id/login/maxwin/https://e-learning.unim.ac.id/notes/-/smaxwin/https://uinsatu.ac.id/media/sthailand/https://simpenmas.untirta.ac.id/panduan/-/http://keris.bondowosokab.go.id/public/system/https://tik.unj.ac.id/wp-content/konten/https://perizinanfilm.kemdikbud.go.id/uploads/blog/https://dishub.babelprov.go.id/images/sgacor/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/img/user/https://dpupr.bantenprov.go.id/dpupr/uploads/files/http://bendungan-kita.sda.pu.go.id/assets/css/demo/https://agroteknologi.faperta.untad.ac.id/kaktus/images/https://sisurat.itenas.ac.id/application/core/https://www.umm.ac.id/files/media/<
Mahasiswa UI Sukses di Bisnis Pembibitan Lele Sangkuriang - Universitas Indonesia
id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Mahasiswa UI Sukses di Bisnis Pembibitan Lele Sangkuriang

Universitas Indonesia > Berita > Mahasiswa UI Sukses di Bisnis Pembibitan Lele Sangkuriang

catfishBerawal dari iseng-iseng mengikuti seminar kewirausahaan, mahasiswa FISIP angkatan 2011, Mafazi Ryanda, kini sukses membangun usaha pembibitan lele berlabel “Bonsle Farm”. Dengan modal awal Rp1,2 juta, kini ia dapat meraup omzet kurang lebih Rp6 juta per bulan.

Usaha Mafazi berawal dari seminar kewirausahaan yang ia ikuti setahun yang lalu. Mafazi, yang biasa dipanggil Oji, terkagum-kagum dengan kesuksesan salah satu alumni program kewirausahaan tersebut dalam menjalankan bisnis lele. “Di situ saya tahu bahwa peluang usaha ini masih besar karena demand yang ada di pasar hanya terpenuhi 60%,” ujarnya.

Dengan bimbingan alumni program kewirausahaan itu, Oji kemudian memulai usaha. Kunci keberhasilan usaha pembibitan ini terletak pada pemilihan varietas lele. “Saya memilih varietas lele sangkuriang” terang Oji.

Lele sangkuriang merupakan varietas yang unggul. Hasil riset pemerintah yang ia baca menyebutkan, masa panen jenis lele ini lebih cepat, yakni hanya dua bulan. Daya tahan terhadap penyakit dan perubahan suhu pun lebih baik dibandingkan jenis lain seperti lele dumbo. Bibit ini diternakkan di 16 kolam yang ada di tanah seluas 2000 m3 milik Oji di daerah Rawa Geni, Citayam.

Oji tidak sendiri mengembangkan bisnis lele sangkuriang ini. Selain mempekerjakan karyawan, ia juga menjalin kerja sama dengan mitra eksternal yang sudah menguasai pasar distribusi pakan lele. “Dengan bermitra dengan mitra eksternal tersebut, kami dapat menjual full tanpa rugi karena sudah pasti habis walaupun mungkin kalau kami dapat mendistribusikannya sendiri akan lebih untung. Tetapi akan lebih ribet dalam urusan birokrasi,” ujarnya.

Kini, dalam sebulan, Bonsle Farm bisa memproduksi sekitar 60—80 ton bibit lele per hari. Harga bibit ditentukan berdasarkan ukuran. Misal, bibit berukuran 5—6 cm dibanderol Rp160 per bibit. Sementara itu, bibit ukuran 7—8 cm dijual Rp200 per bibit.

Kini, ia sedang mencoba menerapkan sistem bioflok untuk budidaya lele. “Kalau berhasil, bioflok bisa meningkatkan produksi lele hingga empat kali lipat,” katanya. Ke depan, ia berencana meningkatkan produksi lele agar usahanya bisa semakin mapan dan stabil. (WND)

Related Posts

Leave a Reply