id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Menristek RI Berikan Kuliah Umum di GNAM Week FEB UI

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Ekonomi dan Bisnis > Menristek RI Berikan Kuliah Umum di GNAM Week FEB UI

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) menjadi tuan rumah kegiatan Global Network for Advanced Management (GNAM) Week yang dilaksanakan secara daring pada 15-19 Maret 2021. Pada penyelenggaraannya di hari ketiga (17/3), GNAM Week 2021 menghadirkan Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, Ph.D (Menteri Riset dan Teknologi Indonesia/ Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Indonesia) untuk memberikan perspektif pemerintah dalam upaya akselerasi inovasi di masa pandemi Covid-19.

Kegiatan hari ketiga ini dibuka oleh Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D selaku Rektor UI yang menyatakan bahwa pandemi Covid-19 telah mempengaruhi setiap aspek kehidupan masyarakat, namun pada saat yang sama memberikan masyarakat peluang untuk memikirkan kembali cara melakukan berbagai rutinitas. “Disrupsi ini selayaknya mendorong kita untuk melakukan inovasi, penelitian, dan terobosan, karena siap atau tidak, ini adalah era dimana perubahan adalah sesuatu yang niscaya,” ujarnya pada pembukaan acara.

 

Perubahan juga merupakan kata kunci dalam presentasi Prof. Bambang yang berjudul Putting the Context: Innovation as a Key for Business to Survive during Pandemic. Ia menyatakan bahwa masa pandemi ini harus dijadikan momentum untuk melakukan pembiasaan penggunaan teknologi dalam berbagai macam lini di masyarakat. “Era setelah pandemi akan ditandai dengan kondisi less contact society dan less cash society, dan untuk mempersiapkan era ini Indonesia harus mengubah paradigma ekonomi dari berbasis sumber daya alam ke arah ekonomi berbasis inovasi teknologi,” ujarnya.

Less contact economy akan menjadi suatu jalan tengah antara kepentingan kesehatan dengan kepentingan untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, pemerintah selama pandemi ini telah melakukan beberapa hal, diantaranya adalah pembangunan infrastruktur Information & Communication Technology (ICT).  Menurutnya, ICT harus dijadikan sebagai salah satu paradigma kebutuhan dasar (basic needs) masyarakat, bukan lagi hanya tentang  makanan, air, dan listrik semata.

 

Selain pengembangan ICT, pemerintah juga berupaya mengakselerasi inovasi dengan membuat suatu konsorsium riset inovasi yang berisikan akademisi, pelaku industri, dan pemerintah. Menurutnya, pemerintah harus berperan sebagai penghubung antara dunia industri dengan dunia riset-akademisi. “Selama ini dunia industri kita hanya fokus pada profit, sehingga akhirnya hanya bertindak sebagai trader yaitu membeli produk luar untuk dijual kembali di dalam negeri, tidak fokus ke arah Research & Development (R&D). Akademisi kita bergumul dengan dunia risetnya sendiri, tanpa melihat kebutuhan pasar, sedangkan yang paling tahu kebutuhan masyarakat itu dunia industri. Konsorsium ini berusaha mempertemukan kedua hal tersebut,” ujarnya.

Konsorsium riset-inovasi ini terbukti telah sukses menghasilkan sejumlah teknologi tepat guna terkait kebutuhan masyarakat di masa pandemi. Dukungan juga diberikan pemerintah ke pelaku industri dengan program tax reduction bagi industri yang melakukan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D).

Pemerintah kini juga berusaha mengakselerasi penerapan e-government di pemerintahan, pelatihan digital talent, dan pengembangan technopreneurship. Terkait technopreneurship, Indonesia harus bangga karena ada di posisi sembilan dunia dalam hal jumlah startup terbanyak yang mendapatkan pendanaan kelas unicorn. Ia mengharapkan generasi muda para pelaku startup ini akan menjadi The new conglomerate of Indonesia, menjadi wajah ekonomi Indonesia yang baru di masa depan.

Terakhir, Bambang mengingatkan bahwa penerapan ekonomi berbasis inovasi tidak hanya bermanfaat selama pandemi, tapi juga akan mengurangi masalah kesenjangan ekonomi. Inovasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi jika diterapkan oleh para Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk memajukan bisnis mereka dalam hal pemasaran dan distribusi, sehingga perputaran uang tidak hanya bertumpu pada pengusaha-pengusaha besar saja.

GNAM Week merupakan ajang pertemuan rutin bagi para mahasiswa dari beragam sekolah bisnis bergengsi di dunia yang tergabung dalam jejaring GNAM dan dilaksanakan secara serentak oleh masing-masing institusi anggotanya.

Tahun ini Magister Manajemen (MM) FEB UI sebagai salah satu tuan rumah yang rutin menyelenggarakan GNAM Week, dengan mengangkat tema Innovation in the Pandemic Age: Lessons from Businesses that Successfully Grow. Diharapkan, para peserta dalam kegiatan ini akan mendapatkan perspektif tentang bagaimana pandemi tidak hanya menghadirkan tantangan bagi industri, tetapi juga peluang bagi mereka untuk bertransformasi dan tumbuh.

Related Posts