id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Menteri Keuangan RI dan Deputi Gubernur Senior BI Beri Kuliah Umum di FEB UI

Universitas Indonesia > Berita > Menteri Keuangan RI dan Deputi Gubernur Senior BI Beri Kuliah Umum di FEB UI

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan kuliah umum kepada mahasiswa baru Departemen Ilmu Ekonomi di Auditorium Soeria Atmadja, pada Senin (02/09/2019). Pada kuliah umum kali ini, Sri Mulyani membahas tentang Kebijakan Ekonomi Fiskal dan Moneter.

Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati mengatakan ilmu ekonomi berbicara tentang masyarakat secara individu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ekonomi juga terbagi menjadi 2 macam, yaitu ekonomi mikro dan makro. “Perbedaannya, bila ekonomi mikro berhubungan dengan choices individual dan bisnis, sedangkan makro berhubungan dengan kinerja tentang perekonomian suatu negara atau perusahaan secara nasional maupun global,” ucap Sri Mulyani di tengah-tengah pemaparan kuliah perdananya.

Sementara, prinsip ekonomi menentukan bagaimana seseorang mengambil keputusan, misalnya dengan cara tukar-menukar, orang rasional berpikir kritis, orang merespon insentif (terkadang mendorong untuk bertindak).

“Ekonom sebagai ilmuwan sosial membedakan dua jenis pernyataan, di antaranya pernyataan positif yang dapat diuji dengan pengecekan secara fakta, dan pernyataan normatif dengan mengemukakan pendapat yang tidak dapat diuji. Maka, seorang ekonom membutuhkan pemikiran yang critical thinking, analytic, dan kuantitatif,” imbuhnya.

Market bisa membuat keputusan untuk mengatur kegiatan bagi masyarakat umum dan biasanya menjadi landasan yang baik untuk mengkoordinasikan kegiatan ekonomi.

“Pemerintah berpotensi dapat mengambil kebijakan ekonomi fiskal Indonesia dari meningkatkan hasil pasar dengan memperbaiki kegagalan pasar atau dengan mempromosikan kesetaraan ekonomi yang lebih besar,” tambahnya.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia sekaligus Ketua Iluni FEB UI, Destry Damayanti memaparkan bahwa perekonomian kita saat ini menghadapi situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity).

Volatility, artinya perubahan yang dinamis, cepat, tidak bisa diprediksi. Uncertainty, artinya kondisi saat ini tidak jelas & masa depan jadi lebih sulit diproduksi.

Complexity, artinya berbagai faktor saling berkaitan setiap saat dengan instrumen & organisasi seperti labirin. Ambiguity, artinya kurang kejelasan sehingga informasi semakin gelap & membingungkan.

“Bauran kebijakan BI akan semakin diperkuat untuk memperkokoh ketahanan ekonomi Nasional dalam menghadapi risiko dampak hambatan ekonomi global yang belum kondusif, seperti kebijakan moneter untuk stabilitas & pertumbuhan dan untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi terdiri dari kebijakan makro prudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar keuangan, ekonomi keuangan syariah,” tutur Destry.

Transaksi kegiatan bank di seluruh Indonesia secara umum diawasi oleh 3 lembaga, yaitu OJK, BI, dan LPS. Dalam hal ini, pemerintah mendukung pemanfaatan sistem digital untuk bantual sosial.

Selain itu, di era digital, perkembangan e-commerce di Indonesia tren nya naik terus dengan populer produk yang ditransaksikan berupa fashion, handphone & aksesoris, personal care & kosmetik.

“Dengan itu, Bank Indonesia berkomitmen untuk mengambil kebijakan dalam menjaga kestabilan harga demi mengamankan nilai tukar rupiah, mengembangkan sistem pembayaran, dan mendukung perekonomian Indonesia,” tutupnya.

 

Related Posts

Leave a Reply