iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Mewaspadai Multirisiko (Multi-Risk) Pandemi Covid-19

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Kesehatan Masyarakat > Mewaspadai Multirisiko (Multi-Risk) Pandemi Covid-19

Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc., guru besar Universitas Indonesia (UI) yang dikukuhkan pada Sabtu (11/12), menyampaikan bahwa berbagai bencana, baik itu banjir, gempa bumi, gunung meletus, tsunami, dan pandemi Covid-19, berawal dari interaksi yang tidak seimbang antara bahaya (hazard), kerentanan (vulnerability), pajanan (exposure), dan kapasitas (capacity). Ia menyampaikan hal itu pada pidato pengukuhan yang berjudul “Mewaspadai Multirisiko (Multi-Risk) Pandemi Covid-19 dan Bencana Lainnya di Indonesia.”

Menurut Mondastri, kuantitas risiko bencana dapat diperkirakan dengan menggunakan sistem skor sebagaimana dikembangkan oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). “Setiap komponen dari risiko bencana memiliki beberapa parameter yang ditentukan skor atau nilainya. Dari skor atau nilai-nilai seluruh komponen risiko bencana, dengan menggunakan formula di atas yang diberi pembobotan nilai, dapat dihitung nilai risiko bencana untuk setiap jenis bahaya (hazard) di suatu wilayah yang disebut indeks risiko bencana,” ujarnya.

Berdasarkan hal tersebut, beberapa jenis bahaya (hazard) di wilayah yang sama dapat menghasilkan multibahaya (multi-hazard). Multibahaya ini didefinisikan sebagai kombinasi dua atau lebih bahaya (hazard) dari berbagai sumber yang terjadi secara bersamaan atau bahkan lebih sering, satu bahaya mengikuti bahaya lainnya dengan daya rusak gabungan yang kuat.

“Multibahaya ketika berinteraksi dengan tiga aspek lainnya, yaitu kerentanan (vulnerability), pajanan (exposure), dan kapasitas (capacity) yang juga bersifat gabungan, pada akhirnya dapat menimbulkan multirisiko bencana. BNPB pada kurun waktu sejak tahun 2015 hingga 2020 sudah membuat indeks risiko bencana di seluruh Indonesia sampai tingkat kabupaten dengan berbasis pada multibahaya dari 9 macam bahaya alam (natural hazard), yaitu banjir, gempabumi, tsunami, letusan gunung api, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), tanah longsor, gelombang ekstrim dan abrasi, kekeringan cuaca ekstrim,” kata Mondastri.

“Dari perhitungan indeks risiko bencana di tingkat provinsi, tidak ada satu provinsi pun yang indeks risiko bencananya rendah. Semua provinsi berada pada status sedang dan tinggi. Dari 34 provinsi, 19 provinsi (56%) memiliki indeks risiko tinggi,” katanya lagi.

Ia mengatakan, kepulauan Indonesia secara geografis berada di wilayah bahaya alamiah (natural hazard), masih harus berhadapan dan mengendalikan pandemi Covid-19 Yang sangat dinamis dan sulit diprediksi, maka seyogyanya pemerintah mulai mempersiapkan diri untuk fokus pada manajemen multirisiko yang mengintegrasikan manajemen risiko bencana dari natural hazard dan dari pandemi Covid-19 (dengan penekanan utama pada kesiapsiagaan dan akselerasi strategi pengurangan risiko bencananya). Agar strategi itu mampu dilaksanakan, maka ia memandang perlu penguatan kerja sama kemitraan antara pemerintah, akademisi, dan stakeholder.

Kegiatan pengukuhan Mondastri sebagai guru besar dan sembilan guru besar lainnya disiarkan langsung secara virtual melalui kanal Youtube Universitas Indonesia dan dihadiri tamu undangan seperti ASSOC. Prof. Mathuros Tipayamongkholgul, Ph.D. (Chair, Master of Public Health Program (International Program), Budiawansyah, ST, MKKK (Direktur Strategic Permitting & GA), dan DR. Siti Nadia, M.Epid. (Direktur P2PML).

Mondastri merupakan dekan terpilih dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI periode 2021-2025. Selain bidang epidemiologi penyakit menular, Mondastri juga menekuni epidemiologi bencana. Pada 2006 ia mendirikan Health Research Center for Crisis and Disaster (HRCCD) FKM UI dan memimpin hingga 2018. Ia juga turut serta membidani lahirnya Disaster Risk Reduction Center (DRRC) UI.

Ia menyelesaikan program S1 di Fakultas Kedokteran UI, lalu memilih jalan hidup sebagai pendidik dengan bergabung di Departemen Epidemiologi FKM UI pada tahun 1990. Setahun kemudian ia melanjutkan studi di UCLA, Amerika Serikat, sampai mendapatkan gelar Master of Science in Epidemiology pada 1994. Ia kemudian memperdalam bidang epidemiologi di Erasmus University, Belanda, dan menyelesaikan Doctor of Science di tahun 2000.

Mondastri menulis karya ilmiah dalam wilayah kajian kesehatan masyarakat, diantaranya adalah Acute Infection following Flood Disaster: An example from Bojonegoro District, East Java, Indonesia (2020), Kesiapsiagaan Sulawesis Selatan dalam Menghadapi Covid-19. Dalam: Pengalaman Indonesia dalam Menangani wabah COVID-19 di 17 Provinsi (2020), Karakeristik Cedera dan Pencarian Pengobatan Penyintas Pasca Gempa Bumi 2009 di Kota Padang (2019), dan Determinan yang Meningkatkan Risiko Terinfeksi HIV pada Wargabinaan Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan di Indonesia: Studi Tinjauan Pustaka 2007-2017 (2019).

Related Posts