id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Nasi Alo, Menu Melegenda di Kantin Balsem FISIP UI

Universitas Indonesia > Berita > Nasi Alo, Menu Melegenda di Kantin Balsem FISIP UI

Kantin Balsem di FISIP Universitas Indonesia, berkali-kali mengalami perubahan nama. Mulai dari Balsem (Balik Semak), Takor (Taman Korea) hingga Next Level of Balsem.

Namun, siapa sangka di kantin ini terdapat satu menu yang tak pernah berubah dan tetap eksis di kalangan mahasiswa UI. Menu itu adalah nasi alo, menu makanan melegenda akhir bulan.

Bukan tanpa alasan, menu tersebut telah ada sekitar tahun 1995 dan menjadi menu andalan mahasiswa lantaran harganya yang terbilang murah.

Menu nasi alo ini pun sangat sederhana. Nasi putih dengan telur orak-arik dicampur ayam bumbu tumis, bakso, kerupuk dan sambal. Paling enak disajikan dalam keadaan hangat.

Kendati dianggap kurang sehat karena tidak berisikan sayur, menu ini tak pernah sepi dari lidah penggemarnya. Terutama bagi mahasiswa yang berkantong tipis dan yang telat mendapat kiriman uang dari orangtua.

Menyantap nasi alo pun bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menghemat pengeluaran. “Iya nasi Alo itu murah, kalau lagi menipis (uang) kita beli karena lumayan murah,” ucap Sophia.

 

Annisa (19) mahasiswi FISIP UI mengaku saat akhir bulan, nasi alo selalu menjadi favorit. “Kalau lagi ada duit ya beli yang mahal terutama favoritku ayam lodho. Itu ayam bakar ada kuahnya gitu harganya Rp 18.000. Kalau akhir bulan tetap nasi alo dong, apalagi kalau yang mau irit bisa tuh,” ujar Annisa saat berbincang dengan Kompas.com di Kantin Balsem belum lama ini.

Meskipun harus bersaing dengan menu lain, nasi alo tetap tak dapat tergantikan. Konon katanya, nama nasi alo berasal dari nama seorang mahasiswa yang mencoba bereksperimen menu makanan baru yang murah dan mengenyangkan.

Seorang penjual nasi Alo bernama Mang Andi (48) menceritakan, kala itu ada seorang mahasiswa bernama Alo yang kuliah di Fakultas Fisip Prodi Diploma III (D3).

Pada saat itu Kantin Balsem belum berbentuk bangunan seperti saat ini. Kantin ini lebih dikenal dengan tendanya yang berdiri di atas permukaan tanah di balik semak-semak.

Oleh sebab itu, tak sedikit dari mahasiswa sengaja memanfaatkan kesempatan untuk mencoba-coba membuat menunya sendiri. Terbukti, yang berhasil membuat menu itu adalah alo.

Berkat idenya, olahan nasi alo telah banyak membantu mahasiswa agar bisa menyantap makan siang yang enak lagi mengenyangkan. “Iya dia anak D3 Fisip. Awalnya si Alo itu yang buat jadi dulu pas zaman Balsem. Kantin ini enggak sebanyak ini pedagangnya dan menu-menunya sederhana enggak banyak. Mahasiswanya kreatif bikin menu sendiri bikin bahan,” ujar dia.

“Kayak gini mang, jadi dia yang ngeracik kasih ide dan saya ikutin saja dia sebar ke teman temannya. Ini makan gue pada suka enggak, dan akhirnya dari mulut ke mulut lama-lama jadi dikenal disebutlah nasi alo,” kata Andi.

Namun, seiring berjalannya waktu, kantin tersebut bertransformasi menyesuaikan kondisi zaman. Bentuk transformasi itu pun sudah dapat dirasakan pedagang dan mahasiswa seperti adanya meja makan, kursi, piring yang lebih bersih dan higienis. Ini menyebabkan harga nasi alo pun perlahan naik, tapi masih menyesuaikan isi kantong mahasiswa.

Sumber:

https://regional.kompas.com/read/2019/09/28/07000071/nasi-alo-menu-akhir-bulan-yang-melegenda-di-kantin-balsem-ui?page=3.

Related Posts

Leave a Reply