https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://dupak.dinkes.jatimprov.go.id/assets/media/demos/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/app.htmlhttps://elearning.ittelkom-sby.ac.id/group/s1/https://lms.unhi.ac.id/login/maxwin/https://e-learning.unim.ac.id/notes/-/smaxwin/https://uinsatu.ac.id/media/sthailand/https://simpenmas.untirta.ac.id/panduan/-/http://keris.bondowosokab.go.id/public/system/https://perizinanfilm.kemdikbud.go.id/uploads/blog/https://dishub.babelprov.go.id/images/sgacor/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/img/user/https://dpupr.bantenprov.go.id/dpupr/uploads/files/http://bendungan-kita.sda.pu.go.id/assets/css/demo/https://agroteknologi.faperta.untad.ac.id/kaktus/images/https://sisurat.itenas.ac.id/application/core/https://www.umm.ac.id/files/media/https://simojang.jabarprov.go.id/demos/seo/
Pandemik Corona, Kesehatan Mental Tetap Harus Terjaga - Universitas Indonesia
id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Pandemik Corona, Kesehatan Mental Tetap Harus Terjaga

Universitas Indonesia > Berita > Pandemik Corona, Kesehatan Mental Tetap Harus Terjaga

Banyaknya informasi yang beredar mengenai virus corona (Covid-19) bisa saja memengaruhi kesehatan mental. Rasa panik, stres, takut kehilangan orang-orang tercinta, dan perubahan aktivitas adalah segelintir dampak dari mewabahnya virus yang mengancam pernapasan ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan virus corona sebagai pandemik. Hal ini membuat pemerintah dan masyarakat dunia makin waspada dengan penyebaran virus corona. Meski penting untuk mencari informasi terpercaya, kita juga perlu mengetahui langkah-langkah untuk membentengi diri dari stres dan panik berlebih di tengah wabah corona.

 

Berikut beberapa saran dari lembaga kesehatan dunia tersebut dalam menjaga kesehatan mental kita:

1. Cari sumber-sumber informasi yang dapat dipercaya

Dalam sehari, berapa banyak informasi yang beredar seputar corona di grup aplikasi pesan Anda? Meski beragam informasi tersebut disebar oleh keluarga atau teman, kita sebaiknya lebih hati-hati karena tak menutup kemungkinan bahwa berita itu hoaks. Alih-alih merasa tenang, kita justru bisa lebih panik dan cemas. Pastikan selalu memantau perkembangan virus corona dari sumber-sumber yang benar-benar terpercaya. Contohnya dari situs WHO, Kementerian Kesehatan RI, dan media terpercaya.

2. Gunakan teknologi sebagai media penjalin silaturahmi

Demi menghindari penyebaran Corona yang lebih meluas, sedapat mungkin kita menghindari kontak fisik satu sama lain. Teknologi media sosial seperti Whatsapp, Line, Telegram, Facebook dapat menjadi alternatif untuk menjalin komunikasi. Selain itu berbagai media sosial tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai media komunikasi kerja, bagi orang-orang yang melakukan sistem kerja Working from Home (WFH).

3. Tetap aktif di dalam rumah

Lakukan kegiatan yang membuat tubuh dan pikiran nyaman. Hal ini penting, terutama bagi Anda yang sedang melakukan isolasi mandiri. Contoh kegiatannya seperti menonton film, membaca buku, mendengarkan musik, dan mengakses konten positif di media sosial. Konsumsi makanan sehat dan seimbang serta minum air putih. Tingkatkan durasi tidur dan lakukan olahraga saat sudah bangun. Gerakan olah tubuhnya di dalam rumah bisa sangat sederhana, seperti peregangan otot, atur pernapasa, atau bermeditasi.

4. Perbanyak komunikasi dengan keluarga

Bagi sebagian orang yang tinggal sendirian, melakukan social distancing dapat membuat perasaan kesepian berlebihan. Cobalah mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran perihal pandemi yang tengah dihadapi bersama orang-orang tertentu yang paling dipercaya, seperti keluarga, kekasih, atau sahabat. Bagi keluarga yang mengisolasi diri dalam satu tempat tinggal, upayakan komunikasi tetap terjaga. Ayah dan ibu dianjurkan meluangkan waktu untuk berbicara dengan anaknya tentang pandemi corona dan meyakinkan bahwa mereka aman.

5. Mencoba berempati dan tidak memberi stigma

Jangan memberi label kepada orang yang positif Covid-19 sebagai “korban”, namun gantilah dengan kata “pejuang” yang sedang berusaha sembuh. Dengan mengganti kata dengan sesuatu yang lebih positif, artinya kita juga turut memberikan semangat dan menghargai perjuangan mereka dalam melawan wabah ini, bukan diskriminasi.

Terakhir, menghadapi wabah corona tanpa terpancing kepanikan maupun ketakutan, niscaya dapat membantu menjaga kesehatan mental dan fisik di tengah krisis kesehatan global ini. Pengaruhnya pun tak hanya baik untuk Anda pribadi, tapi juga orang-orang di sekitar.

 

Related Posts

Leave a Reply