https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://masjidjoglo.fikk.unesa.ac.id/assets/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/app.htmlhttps://elearning.ittelkom-sby.ac.id/group/s1/https://lms.unhi.ac.id/login/maxwin/https://e-learning.unim.ac.id/notes/-/smaxwin/https://uinsatu.ac.id/media/sthailand/https://simpenmas.untirta.ac.id/panduan/-/http://keris.bondowosokab.go.id/public/system/https://tik.unj.ac.id/wp-content/konten/https://perizinanfilm.kemdikbud.go.id/uploads/blog/https://dishub.babelprov.go.id/images/sgacor/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/img/user/https://dpupr.bantenprov.go.id/dpupr/uploads/files/http://bendungan-kita.sda.pu.go.id/assets/css/demo/https://agroteknologi.faperta.untad.ac.id/kaktus/images/https://sisurat.itenas.ac.id/application/core/https://www.umm.ac.id/files/media/<
Parekraf Goes to Campus: Peran Generasi Muda dalam Pemulihan Pariwisata Indonesia - Universitas Indonesia
id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Parekraf Goes to Campus: Peran Generasi Muda dalam Pemulihan Pariwisata Indonesia

Universitas Indonesia > Berita > Berita Highlight > Parekraf Goes to Campus: Peran Generasi Muda dalam Pemulihan Pariwisata Indonesia

Sabtu (31/10/2020) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) menggelar kegiatan diskusi virtual Parekraf Goes to Campus yang diselenggarakan di Makara Art Centre.

Sesi pertama talkshow bertema “Jelajah Indonesiaku”. Tema ini diangkat untuk memberikan pemahaman bagi generasi muda bagaimana pariwisata bisa membantu perekonomian bangsa.

Salah satu pembicara, Dr. Diaz Pranita, M.M. (Dosen Pariwisata UI) berbicara mengenai kondisi pariwisata Indonesia yang kini “mati suri” akibat pandemi.

“Hotel-hotel tutup, larangan berpergian diberlakukan, para pekerja dirumahkan. Bayangkan betapa banyak tenaga kerja dan keluarga yang kehilangan mata pencaharian akibat pandemi ini,” ujarnya.

Keadaan yang sulit ini memang tidak mudah, namun ia yakin masih ada harapan mengingat pemerintah sudah membuat berbagai macam program di masa Adaptasi Kebiasaaan Baru (ABK) saat ini.

“Yang terpenting itu penerapan protokol kesehatan di tempat-tempat pariwisata dengan slogan 3 M” Memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan. Stimulus/insentif bagi sekotor-sektor yang bergerak di bagian pariwisata juga sudah diberikan. Saya yakin ini semua akan pelan-pelan membangkitkan dunia pariwisata kita,” ujarnya.

Ia juga memaparkan tentang potensi “Youth Tourism” dalam bentuk kegiatan volunteering/sukarelawan. Dengan memaksimalkan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan volunteer, anak muda dapat menjadi agen promosi pariwisata yang efektif untuk bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Dengan adanya program “Kampus Merdeka” yang dicanangkan pemerintah, mahasiswa  juga mendapat keuntungan dari program volunteering ini, yaitu mendapat nilai, karena dalam program Kampus Merdeka, kegiatan di komunitas masyarakat dapat ditransfer dalam bentuk satuan kredit perkuliahan.

Pembicara lain, seperti Satya Winnie (Traveller dan Anggota Mahasiswa Pencinta Alam UI) dan Gemala Hanafiah (Influencer & Traveller) juga menyetujui konsep ini, menurut mereka kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, masyarakat, dengan pemerintah daerah setempat sangat krusial dalam memajukan pariwisata Indonesia, terutama di masa pandemi.

Menurut mereka, pariwisata adalah sektor yang paling awal terdampak pandemi, namun juga berpotensi untuk segera pulih begitu masa pandemi selesai. Kunci dari pemulihan ini terletak di regulasi pemerintah, upaya masyarakat, dan juga upaya sektor swasta dalam menggerakkan lagi masyarakat untuk mau melakukan kegiatan wisata kembali.

Related Posts