iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Pelaku UMKM didorong Lakukan Inovasi Teknologi yang Original dan Sulit Ditiru Kompetitor

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Ilmu Administrasi > Pelaku UMKM didorong Lakukan Inovasi Teknologi yang Original dan Sulit Ditiru Kompetitor

Kemampuan melakukan adopsi digitalisasi di bidang pemasaran merupakan keharusan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Oleh karena itu, Universitas Indonesia (UI) melalui Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) memberikan pelatihan digital marketing, edukasi keuangan, dan perpajakan kepada pelaku UMKM.

Kegiatan pelatihan itu melibatkan dua dosen dari FIA, yakni Prima Nurita Rusmaningsih, S.A.P., M.A. (Dosen Ilmu Administrasi Niaga) dan Wulandari Kartika Sari, S.Sos., M.A. (Dosen Ilmu Administrasi Fiskal)  diselenggarakan Sabtu lalu (16/12), di Kabupaten Bogor, tepatnya di Istana Yatim Piatu Dhuafa Baitul Qurro. Tempat tersebut dikelola oleh yayasan yang berfokus pada pengembangan pendidikan dan kesejahteraan anak yatim piatu dan dhuafa, serta janda dan lansia di Kecamatan Parung Panjang. Pelaksanaan kegiatan mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) UI.

Menurut Ketua Tim Pengabdi, Prima Nurita, pelatihan ini penting dilakukan karena pelaku UMKM dituntut tidak hanya memiliki media sosial, tetapi juga mampu memahami konsep digital marketing, fungsi, dan penggunaannya. Kemampuan tersebut dapat mendukung pemasaran produk dan jasa yang dijual, sehingga media sosial tidak hanya digunakan untuk mengunggah foto produk. “Media digital hanyalah sebuah alat, tetapi hal penting yang juga harus dimiliki oleh pelaku UMKM adalah inovasi yang tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga ide. Ide merupakan hal yang bersifat original dan sulit ditiru oleh kompetitor. Itulah yang harus dimiliki oleh pelaku UMKM,” ujar Prima.

Pada kesempatan itu, Tim Pengabdi juga memberikan edukasi terkait pencatatan keuangan. Ilmu pencatatan keuangan harus dimiliki oleh pemilik usaha, tidak terkecuali UMKM. Salah seorang anggota Tim Pengabdi, Wulandari, menyebut bahwa sebuah usaha tidak perlu menunggu menjadi besar terlebih dahulu untuk membuat pencatatan keuangan. Justru, apabila UMKM ingin naik kelas, hal krusial yang harus dilakukan adalah memiliki pencatatan keuangan jika belum mampu menyelenggarakan pembukuan.

“Dengan mengetahui posisi keuangan usaha, pengusaha dapat menentukan pengembangan usaha, baik dengan melakukan inovasi dan strategi pemasaran untuk ekspansi usaha, maupun melakukan efisiensi dalam penggunaan sumber daya. Selain itu, dengan memiliki laporan yang memadai, bisnis akan lebih dianggap kredibel untuk memperoleh kemudahan dukungan permodalan dari para investor maupun kreditur,” kata Wulandari.

Selain ilmu pencatatan keuangan, Tim Pengabdi berbagi pemahaman tentang pajak penghasilan bagi UMKM serta mengenalkan aplikasi digital perpajakan M-Pajak yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Digitalisasi pelayanan pajak tersebut meliputi pendaftaran NPWP, pencatatan keuangan, pembuatan e-billing untuk pembayaran, dan berbagai fitur informasi perpajakan lainnya. Aplikasi ini diharapkan memudahkan UMKM dalam melaksanakan administrasi perpajakan.

Salah seorang pelaku UMKM yang juga merupakan Pendiri Istana Yatim Piatu Dhuafa Baitul Qurro, Susi Damayanti, mengatakan, “Selama ini, pelaku UMKM hanya belajar secara otodidak terkait pemasaran digital. Kalaupun ada yang memiliki google business, itu dibuatkan orang dan dia tidak mampu mengoperasikannya. Begitu pula dengan keuangan dan pajak. Oleh karena itu, edukasi yang diberikan oleh UI kepada para pelaku usaha di Kecamatan Parung Panjang sangat bermanfaat bagi kami untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha.”

Related Posts