https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://masjidjoglo.fikk.unesa.ac.id/assets/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/app.htmlhttps://elearning.ittelkom-sby.ac.id/group/s1/https://lms.unhi.ac.id/login/maxwin/https://e-learning.unim.ac.id/notes/-/smaxwin/https://uinsatu.ac.id/media/sthailand/https://simpenmas.untirta.ac.id/panduan/-/http://keris.bondowosokab.go.id/public/system/https://tik.unj.ac.id/wp-content/konten/https://estudy.unmuhjember.ac.id/question/-/https://dishub.babelprov.go.id/images/sgacor/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/img/user/https://dpupr.bantenprov.go.id/dpupr/uploads/files/http://bendungan-kita.sda.pu.go.id/assets/css/demo/https://agroteknologi.faperta.untad.ac.id/kaktus/images/https://sisurat.itenas.ac.id/application/core/https://www.umm.ac.id/files/media/<
Pemilu 2019 : Jadilah Pemilih Muda yang Pintar - Universitas Indonesia
id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Pemilu 2019 : Jadilah Pemilih Muda yang Pintar

Universitas Indonesia > Berita > Pemilu 2019 : Jadilah Pemilih Muda yang Pintar

Jumat (15/03/2019) Suara Mahasiswa (Suma) sukses menarik minat generasi muda untuk mengetahui lebih jauh seputar pemilu 2019 lewat seminar “Menjadi Pemilih Berkualitas” yang diadakan di Auditorium Gedung 1 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI.

Acara ini turut menghadirkan beberapa pembicara utama, Fuadi selaku perwakilan dari Bawaslu RI, Pangeran Siahaan selaku co-founder Asumsi.co, Ryan Rahardjo selaku Public Policy and Government Relations Google Indonesia, Titi Anggraini selaku Direktur Eksekutif Perludem,dan Ibu Astari Yanuarti selaku co-founder Relaxi. Diskusi ini juga dimoderatori oleh alumni FIB UI yaitu Ellen Kusuma.

Sebagai pembicara pertama, Fuadi memaparkan bahwa UU no. 7 tahun 2017 tentang pemilihan umum, pengawasan aktif sangat penting baik di tingkat kelurahan, kecamatan, kota, provinsi dalam proses tahapan pemilihan umum. Catatan hingga saat ini adalah banyak dari masyarakat yang tidak berani melapor ke pihak Bawaslu.

Padahal sudah sangat banyak pihak yang melakukan pelanggaran (black campaign, saran, hoax, pencurian identitas, dsb). Di tiap wilayah sudah ada pengawas yang akan siap mengawal adanya tindak
kecurangan yang terjadi. Perlu diperhatikan juga adanya persyaratan untuk pelaporan, yaitu waktu terjadinya dugaan pelanggaran, uraian pelanggaran, oknum yang melakukan, agar bisa teregistrasi dan diusut melalui Bawaslu.

Pembicara kedua adalah Pangeran Siahaan selaku co-founder Asumsi.co. Beliau memaparkan bahwa saat ini generasi milenial cenderung hanya fokus untuk memilih presiden dan wakilnya saja, padahal ada lembaga legislatif dan yudikatif yang harus dipilih juga oleh masyarakat. Total ada 5 bagian pemerintahan yang akan dipilih secara serentak pada bulan April mendatang.

Namun masyarakat awam kerap kali menyalahkan sesuatu yang terlihat “kotor” dan jauh dari kita, nyatanya memiliki kontribusi lebih untuk masyarakat. Beliau juga menghimbau agar masyarakat bisa mengenali dulu perwakilan rakyat sebelum memilih sosok yang tepat.

Pembicara ketiga adalah Ryan Rahardjo dari kebijakan publik hubungan pemerintah Google Indonesia. Usia Google Indonesia yang sudah menyentuh angka 20 tahun ini memiliki visi agar masyarakat bisa mengetahui informasi terkini dan tidak ketinggalan dengan negara lainnya. Kondisi ekosistem digital di Indonesia saat ini menunjukkan ada 132-143 juta populasi di Indonesia telah menggunakan koneksi internet (Active Usher).

Sayangnya, tingkat literasi Indonesia masuk peringkat dua terbawah. Untuk itu Google Indonesia mengajak masyarakat agar lebih selektif dalam memilih informasi. Vocal minority pun banyak beredar di media platform semacam youtube, dan itu yang membuat maraknya konten negatif. Untuk itu, youtube membuat sebuah program yang bernama creator for change untuk menginspirasi masyarakat dan mengubah ancaman sosial, yaitu ujaran kebencian, xenopobhia, dan terorisme.

Beliau juga menyebutkan ada beberapa hal yang paling berpengaruh dalam sebuah video, yaitu suara, video itu sendiri, komunitas, aksi, dan penyampaian pendapat (disertai fakta tentunya). Jika ada konten negatif dalam platform, masyarakat bisa melaporkannya dengan menggunakan tanda laporkan di platform terkait, serta berani untuk bersuara jika ada sesuatu yang salah.

Begitu pula dengan memilih calon pemimpin yang kapabel agar tidak salah memilih. Google juga meluncurkan smart school online untuk membantu masyarakat dalam belajar, dan kelas anti hoax (tangkas) gratis di setiap provinsi (co -working place), serta pintar memilih untuk lebih mengenal calon pemimpin yang akan dipilih.

 

Related Posts

Leave a Reply