https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://dupak.dinkes.jatimprov.go.id/assets/media/demos/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/app.htmlhttps://elearning.ittelkom-sby.ac.id/group/s1/https://lms.unhi.ac.id/login/maxwin/https://e-learning.unim.ac.id/notes/-/smaxwin/https://uinsatu.ac.id/media/sthailand/https://simpenmas.untirta.ac.id/panduan/-/http://keris.bondowosokab.go.id/public/system/https://perizinanfilm.kemdikbud.go.id/uploads/blog/https://dishub.babelprov.go.id/images/sgacor/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/img/user/https://dpupr.bantenprov.go.id/dpupr/uploads/files/http://bendungan-kita.sda.pu.go.id/assets/css/demo/https://agroteknologi.faperta.untad.ac.id/kaktus/images/https://sisurat.itenas.ac.id/application/core/https://www.umm.ac.id/files/media/https://simojang.jabarprov.go.id/demos/seo/
Penelitian FKUI Ungkap Triple Burden of Malnutrition Remaja Indonesia - Universitas Indonesia
id sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Penelitian FKUI Ungkap Triple Burden of Malnutrition Remaja Indonesia

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Kedokteran > Penelitian FKUI Ungkap Triple Burden of Malnutrition Remaja Indonesia

Depok, 3 Agustus 2021. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), UNICEF, Wageningen University & Research, dan Sight and Life menerbitkan kompilasi penelitian tentang gizi remaja di Indonesia. Hasil penelitian bersama tersebut menunjukkan bahwa penurunan aktivitas, fisik baik –di dalam maupun di luar sekolah–, gangguan pola makan, kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji dari luar rumah, dan buruknya keberagaman makanan, merupakan faktor yang berkontribusi pada tiga masalah gizi (triple burden of malnutrition) di kalangan remaja di Indonesia. Ketiga masalah gizi tersebut adalah kekurangan gizi, kelebihan berat badan, dan kekurangan zat gizi mikro dengan anemia.

Masa remaja merupakan periode penting dalam membentuk perilaku yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi. Jika tidak ditangani secara baik dan sesegera mungkin, permasalahan gizi remaja akan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis di kemudian hari. Hal ini disampaikan pada kegiatan Temu Media FKUI berjudul “Masalah Gizi pada Remaja di Indonesia: Pelajaran dan Langkah ke Depan” yang berlangsung secara daring, pada Jumat, 30 Juli 2021.

Riset ini dilakukan oleh tim peneliti dari Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM dan Klaster Human Nutrition Research Center (HNRC) IMERI FKUI berkolaborasi dengan UNICEF, Wageningen University & Research (WUR), dan Sight and Life. Hasil penelitian ini telah dipublikasi dalam sembilan artikel ilmiah internasional yang ternama, Food and Nutrition Bulletin (https://journals.sagepub.com/toc/fnba/42/1_suppl.), sebagai salah satu upaya mencari solusi mengatasi tiga masalah gizi tersebut. Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut adalah Dr. dr. Rina Agustina, M. Gizi dari Departemen Ilmu Gizi FKUI dan HNRC IMERI FKUI,  Jee Hyun Rah, MS, Ph.D dari UNICEF, dan Kesso Gabrielle van Zutphen, M.Sc dari Sight and Life.

Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K), MPH, selaku Wakil Dekan bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan, dalam kata sambutan mewakili dekan FKUI, menyampaikan, “Masalah gizi pada remaja merupakan langkah awal dan langkah penting untuk mendapatkan generasi emas. Remaja kita memiliki beban masalah gizi, selain anemia pada remaja putri, kurang energi kronik (KEK), dan juga obesitas. Tiga hal ini sama-sama tidak menguntungkan untuk generasi emas kita, karena (kelak) mereka akan menghasilkan bayi-bayi (keturunan) yang bermasalah.” Ia berharap, melalui pertemuan tersebut, FKUI dapat memberikan masukan, rencana intervensi, serta penelitian lanjutan, untuk melahirkan rekomendasi program yang efektif agar dapat memperbaiki masalah kesehatan dan gizi masyarakat Indonesia.

Hasil penelitian Dr. dr. Rina Agustina, M. Gizi, Ketua Klaster HNRC IMERI, dan Staf Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM, menyebutkan bahwa peningkatan masalah kegemukan atau obesitas pada remaja, saat ini berada pada titik yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tren prevalensi kegemukan dan obesitas pada remaja meningkat secara signifikan selama periode 2013 hingga 2018. Sementara itu, di Indonesia anemia pada remaja masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama.

Anemia dapat menyebabkan gangguan perkembangan kognitif dan motorik pada remaja, penurunan produktivitas kerja, hingga efek merugikan pada bayi yang dilahirkan. Perubahan diet dan gaya hidup diyakini sangat berkontribusi pada terjadinya masalah ini di Indonesia. Masa remaja merupakan fase yang sangat penting dalam membentuk perilaku yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi, namun, remaja sangat rentan terhadap risiko kekurangan gizi, kurangnya aktivitas fisik, pergaulan bebas, dan berbagai perilaku yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

Hingga saat ini, hanya sedikit penelitian, kebijakan, dan program yang ditargetkan guna mengatasi ketiga masalah gizi di Indonesia, khususnya bagi remaja. Sebenarnya, Indonesia mengambil langkah besar untuk mengatasi masalah kekurangan gizi, kelebihan berat badan, dan masalah anemia pada remaja putri, tetapi, kesenjangan besar tetap ada dalam pemahaman tentang gizi remaja di Indonesia. Terutama, pada faktor penentu ketiga masalah gizi ini, intervensi berbasis bukti yang didukung dengan implementasi dan evaluasi skala besar, serta platform penyampaian yang efektif untuk menjangkau remaja yang paling rentan.

“Remaja putri dan putra di Indonesia saat ini menghadapi krisis gizi. Satu dari empat remaja mengalami stunting, satu dari tujuh kelebihan berat badan atau obesitas, dan hampir seperempat remaja putri mengalami anemia. Kumpulan 9 artikel yang termasuk dalam edisi ini menyajikan kesempatan emas untuk memajukan pemahaman kita mengenai berbagai masalah gizi remaja dan memperkuat pendekatan berbasis bukti untuk memperbaiki gizi remaja di Indonesia,” kata Jee-Hyun Rah, Chief Nutrition UNICEF Indonesia.

Pada penelitian ini ditemukan fakta, status sosial dan kesenjangan kehidupan di perkotaan dan pedesaan merupakan faktor risiko terhadap timbulnya masalah gizi. Selain itu, persepsi citra tubuh juga menjadi prediktor penting yang memengaruhi perilaku makan dan aktivitas fisik mereka. Strategi komunikasi perubahan perilaku yang efektif guna mempromosikan perilaku makan sehat dan aktivitas fisik, perlu menyertakan pesan yang mendorong citra tubuh yang positif dengan mempertimbangkan aspek gender di kalangan remaja.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi makanan kaya zat besi dan vitamin A dengan prevalensi anemia. Selanjutnya, hasil penelitian Dr. Rina Agustina FKUI dan kawan-kawan menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara pengetahuan, sikap, dan praktik terkait anemia pada remaja putri dengan parameter tinggi menurut umur, akan tetapi tidak ditemukan berhubungan dengan anemia itu sendiri. “Sehingga, temuan ini menekankan perlunya kebijakan untuk menjalankan strategi promosi kesehatan, yang berkontribusi pada peningkatan pemahaman tentang anemia dan kaitan antara kejadian anemia pada pertumbuhan linier di kalangan remaja putri,” ujar Dr. Rina.

Penelitian yang dilakukan menekankan pentingnya menempatkan remaja sebagai pusat dari pengembangan rencana, strategi, dan kebijakan di bidang kesehatan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk rencana intervensi dan penelitian lanjut untuk melahirkan rekomendasi program yang efektif, guna memperbaiki masalah kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya remaja di Indonesia.

Dalam kesempatan terpisah, Dekan FKUI Prof. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, menyampaikan bahwa, “FK UI sebagai institusi pendidikan kedokteran ternama di Indonesia dengan salah satu misinya untuk mencari akar pemasalahan seputar masalah gizi pada remaja, mendorong para peneliti untuk melakukan eksplorasi atas permasalahan yang terjadi, sehingga langkah dan strategi penanganan yang tepat dapat dipersiapkan. Masukan ini tentu sangat berharga untuk mengatasi permasalahan gizi remaja, karena masa depan bangsa dan negara ada pada para remaja ini,” ujarnya.

Related Posts