https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://masjidjoglo.fikk.unesa.ac.id/assets/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/app.htmlhttps://elearning.ittelkom-sby.ac.id/group/s1/https://lms.unhi.ac.id/login/maxwin/https://e-learning.unim.ac.id/notes/-/smaxwin/https://uinsatu.ac.id/media/sthailand/https://simpenmas.untirta.ac.id/panduan/-/http://keris.bondowosokab.go.id/public/system/https://tik.unj.ac.id/wp-content/konten/https://perizinanfilm.kemdikbud.go.id/uploads/blog/https://dishub.babelprov.go.id/images/sgacor/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/img/user/https://dpupr.bantenprov.go.id/dpupr/uploads/files/http://bendungan-kita.sda.pu.go.id/assets/css/demo/https://agroteknologi.faperta.untad.ac.id/kaktus/images/https://sisurat.itenas.ac.id/application/core/https://www.umm.ac.id/files/media/<
Pengelolaan Emosi & Pemberdayaan Ekonomi Kreatif, Kunci Bertahan di Tengah Pandemi - Universitas Indonesia
iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Pengelolaan Emosi & Pemberdayaan Ekonomi Kreatif, Kunci Bertahan di Tengah Pandemi

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Farmasi > Pengelolaan Emosi & Pemberdayaan Ekonomi Kreatif, Kunci Bertahan di Tengah Pandemi

Tim pengabdian masyarakat (pengmas) multidisiplin Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) yang diketuai oleh Prof. Dr. Berna Elya, M.Si., Apt bekerja sama dengan PT Sarana Multigriya Finansial menggelar seminar daring “Program Sehat Lawan Covid-19”. Tema yang diangkat pada kegiatan yang diadakan pada November lalu adalah “Kajian Penguatan Aspek Psikologis dan Ekonomi Kreatif di Masa Pandemi Covid-19”.

Pemilihan tema kegiatan ini dilatarbelakangi oleh efek dan tantangan yang ditimbulkan akibat pandemi Covid-19 pada masyarakat. “Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan penguatan bagi keluarga dalam menghadapi pandemi Covid-19 dari aspek psikologis dan ekonomi kreatif,” kata Dekan FFUI, Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt.

Salah satu narasumber, Dini Rahma Bintari, S.Psi., M.Psi., Ph.D dari Fakultas Psikologi UI memaparkan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh keluarga pada saat pandemi, seperti ketakutan terpapar Covid-19, kelelahan emosi, dan kesedihan akibat kehilangan anggota keluarga atau mata pencaharian. “Oleh karena itu menjadi sangat penting memahami berbagai potensi yang dimiliki oleh keluarga dan meningkatkan potensi tersebut untuk dapat mengatasi berbagai tantangan tersebut. Potensi tersebut diantaranya adalah potensi Multiple Intelligence (IQ), Emotional Intelligence, dan Spritual Intelligence,” ujar Dini.

Dini menyampaikan cara mengelola emosi –merespon emosi dengan sikap dan cara yang tepat—, sehingga bisa diterima secara sosial, namun dengan tetap mengizinkan reaksi spontan muncul. “Komponen Emotional Intellegence adalah menangkap dan mengenali emosi dengan tepat, kemudian menerima emosi dan berinteraksi dengan emosi dengan cara menanyakan ke diri sendiri apa yang membuat diri kita marah serta dapat mengelola emosi. Pilihan sikap yang tepat untuk menghadapi emosi negatif adalah sikap arsetif yaitu menghadapi konflik dengan tetap menghargai orang lain dan diri sendiri,” ujarnya.

Dalam pemaparannya, Dini menyebutkan beberapa cara mengatasi emosi pada saat pandemi yaitu batasi informasi tentang wabah dan dampaknya (cukup sekali dalam sehari), melakukan kegiatan positif dan produktif untuk mengatasi pikiran cemas, serta harus belajar untuk menceritakan kesedihan, ketakutan, dan kecemasan kepada teman yang dapat dipercaya atau ahli kesehatan mental seperti psikolog. “Pengalaman penderitaan, dan kehilangan pada masa pandemi dapat memberikan kesempatan untuk memahami bahwa ada hal yang tidak dapat dikontrol oleh manusia sehingga memberikan keyakinan bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari sisi spritualitas,” ujarnya.

Sandhi Pratama, yang merupakan CEO Haibolu, yaitu sebuah komunitas online shop di Indonesia menjadi narasumber kedua pada kegiatan ini. “Potensi pasar online di Indonesia sangat besar, terungkap dari data statistik pengguna Instagram saat ini mencapai 90 juta dan pengguna facebook 188 juta,” ujarnya menjelaskan. Sandhi menguraikan beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk memulai suatu usaha daring, yaitu menentukan ide produk apa yang ingin dijual, dan optimalisasi produk dengan cara memperhatikan potensi produk yang dapat dikembangkan.

Lebih lanjut, menurutnya, media yang dapat digunakan untuk menjual produk yang akan dijual adalah Whatsapp Business, Instagram, Facebook, dan beberapa laman marketplace lainnya. Dalam paparannya, Sandhi juga menyampaikan beberapa cara promosi yang dapat dilakukan oleh pemula untuk memasarkan produk, seperti pemanfaatan akun sosial media pribadi untuk mempromosikan produk yang akan dijual, mulut ke mulut melalui saudara/teman, serta rutin untuk membuat konten sosial media, dengan jumlah minimal 1x pancingan (feed) dan 10 stories dalam sehari.

Melalui seminar daring ini, diharapkan FFUI dapat turut serta membantu program pemerintah untuk memberikan edukasi pada masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 dari aspek psikologis dan ekonomi kreatif.

Related Posts