Setelah dibuka untuk umum pada 16 Januari 2019 lalu, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) telah mulai beroperasi. Pelayanan bagi masyarakat umum tersebut menjadi salah satu alasan RSUI dibangun di tepi wilayah UI, dengan tujuan agar lebih mudah diakses dari luar.
Hal ini dikatakan oleh Rektor UI, Prof.Dr.Ir Muhammad Anis, M.Met. “Untuk mengoptimalkan fungsinya, RSUI ditempatkan di tepi wilayah universitas agar lebih dekat dengan masyarakat,” katanya saat kegiatan serah terima hibah aset jalan dan jembatan RSUI di Gedung Pusat Administrasi UI, Depok, Rabu (30/1/2019).
Namun, tambah Anis, dibukanya pelayanan untuk umum juga menimbulkn konsekuensi, yaitu dibutuhkannya akses bagi masyarakat. Menurutnya, jika akses masuk ke RSUI terpusat di jalan utama UI, pasti akan penuh karena jalan tersebut juga merupakan akses bagi civitas UI, seperti dosen, mahasiswa, dan karyawan.
Hal serupa juga dikatakan oleh Direktur Pengelolaan dan Pemeliharaan Fasilitas UI, Prof. Dr. Ir. Gandjar Kiswanto. M.Eng. “Bila dilihat dari kapasitas akses UI sekarang, yaitu gerbatama (Gerbang Utama UI), kami menghitung bahwa perlu akses tambahan untuk masyarakat,” kata Gandjar.
Untuk mengatasi hal tersebut, pihak UI akan mengembangkan empat akses yang dapat digunakan untuk masuk ke RSUI. Selain jalan utama UI, RSUI akan bisa diakses melalui Stasiun Pondok Cina,jembatan penyeberangan dari sisi Mal Depok Town Square yang saat ini masih dalam tahap perencanaan, serta jembatan akses RSUI yang baru saja rampung dikerjakan.
RSUI merupakan Rumah Sakit Pendidikan Tinggi Negeri (RS-PTN) yang dimiliki UI. RSUI menyelenggarakan pelayanan kesehatan terintegrasi yang didukung dengan peralatan kesehatan berteknologi mutakhir serta menyediakan beragam layanan.
