iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Perubahan Pasca Perawatan Lengkung Mandibula pada Pasien Celah Bibir

Universitas Indonesia > Berita > Berita Fakultas Kedokteran Gigi > Perubahan Pasca Perawatan Lengkung Mandibula pada Pasien Celah Bibir

Celah bibir dan langit-langit unilateral merupakan salah satu cacat lahir yang paling umum terjadi. Pengobatan celah bibir dan langit-langit membutuhkan pendekatan interdisipliner yang komprehensif dan tindak lanjut jangka panjang. Hanya sedikit penelitian yang melaporkan perubahan setelah pengobatan dengan menunjukkan bahwa khususnya dimensi transversal, pada pasien dengan celah bibir dan langit-langit rentan mengalami perubahan setelah perawatan.

Pada penelitian tersebut tidak memperhatikan adanya perubahan sejalan pada lengkung mandibula yang terjadi setelah perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dimensi transversal lengkung mandibula, perubahan transversal antar lengkung maksila dan mandibula pada pasien dengan bibir sumbing unilateral non-sindromik lengkap (CUCLAP) hingga lima tahun setelah perawatan.

Hal ini disampaikan oleh promovenda Sariesandy Sumardi saat memaparkan disertasinya yang berjudul “Post Treatment Changes in the Mandibular Arch in Patients with Unilateral Cleft Lip and Palate” pada sidang terbuka promosi doktor yang diadakan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI).

Penelitian ini retrospektif dan longitudinal yang dilakukan pada 75 pasien CUCLAP, dua tahun dan lima tahun setelah perawatan komprehensif selesai. Dimensi transversal lengkung mandibula diukur dan Indeks Modified Huddart Bodenham (MHB) digunakan untuk menilai hubungan antar lengkung maksila dan mandibula. Perubahan yang terjadi pada lengkung mandibula diwakili dari perubahan dimensi transversal dan hubungan antar lengkung rahang menggunakan Indeks MHB.

Sidang Promosi Doktor diketuai oleh Prof. Dr. M. F. Lindawati S.Kusdhany, drg., Sp.Pros(K)., dengan Promotor Prof. Dr. drg. Benny Sjariefsjah Latief, Sp.BM(K)., dan Ko-Promotor Prof. Em. Anne Marie Kuijpers-Jagtman, DDS., Ph.D., serta Ketua Tim Penguji Dr. drg. Lilies Dwi Sulistyani, Sp.BM(K) dan Anggota Penguji lainnya yaitu Prof. drg. Iwan Tofani, Sp.BM(K)., Ph.D., Dr. drg. Nia Ayu Ismaniati, MDSc., Sp.Ort(K)., drg. Benny M. Soegiharto, M.Sc., MOrthRCS., Sp.Ort(K)., Ph.D., drg. Melissa Adiatman, Ph.D., Dr. Mette A.R. Kuijpers, DDS., M.Sc., Ph.D., Dr. Edwin M. Ongkosuwito, DDS., Ph.D.

“Masih ada kekurangan penelitian tentang perubahan jangka panjang pada pasien dengan celah bibir dan langit-langit unilateral non-sindromik lengkap tidak hanya meliputi hubungan lengkung gigi dan perubahan wajah tetapi juga aspek lain dari hasil perawatan. Juga, individu dewasa dengan celah yang dirawat layak mendapat perhatian lebih dalam penelitian yang akan datang,” ujar Sariesandy Sumardi pada sidang promosi doktor yang diselenggarakan pada awal Januari 2022.

Sariesandy menyatakan bahwa pasien dapat diberitahu tentang kemungkinan yang dapat terjadi setelah perawatan selesai ditinjau dari sisi usia pasien pada akhir perawatan, penutupan ruang gigi insisivus lateral rahang atas yang hilang dan skor GOSLON pada akhir perawatan. Ia juga merekomendasikan penggunaan alat retainer seumur hidup yang dikombinasikan dengan retainer cekat canine-to-canine dan retainer Hawley untuk mempertahankan hasil perawatan terutama dua tahun setelah perawatan komprehensif selesai.

Related Posts