iden sipp@ui.ac.id dan humas-ui@ui.ac.id +62 21 786 7222

Posyandu Jadi Salah Satu Sarana Strategis dalam Membantu Menekan Angka Stunting di Indonesia

Universitas Indonesia > Berita > Posyandu Jadi Salah Satu Sarana Strategis dalam Membantu Menekan Angka Stunting di Indonesia

Depok, 9 Desember 2023. Pemerintah menargetkan menurunkan angka stunting hingga 14% pada tahun 2024, dan salah satu elemen strategis guna mencapai target itu adalah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Hal itu berdasarkan jenis intervensi spesifik pencegahan dan penanggulangan stunting pada masa sebelum kelahiran dan banyaknya anak usia 0-23 bulan yang ditangani di Posyandu. Beberapa kegiatan posyandu yang sejalan dengan pencegahan adalah konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri dan ibu hamil, edukasi pemberian ASI eksklusif bagi bayi 0-6 bulan, juga pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang kaya protein hewani bagi baduta (anak di bawah dua tahun), tata laksana balita dengan masalah gizi, imunisasi, dan edukasi gizi bagi remaja, ibu hamil, dan keluarga.

Hal ini melatarbelakangi tim pengabdian Masyarakat (Pengmas) Departemen Gizi Kesmas Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) yang diketuai oleh Wahyu Kurnia Yusrin Putra, S.K.M., M.K.M., mengadakan kegiatan peningkatan literasi kader Posyandu dengan tema stunting dan anemia. Karena bersumber daya dari masyarakat, maka keberadaan dan kapasitas pada kader sebagai penyelenggara, menjadi kunci utama keberlangsungan posyandu. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada Senin (27/11) di Kantor Kecamatan Kalanganyar, Lebak-Banten.

Pemilihan lokasi pengabdian masyarakat didasarkan pada hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, di mana angka stunting di Provinsi Banten mencapai 24,5%, sementara Kabupaten Lebak termasuk dalam zona kuning dengan angka stunting sebesar 26,2%. Kecamatan Kalanganyar memiliki komitmen kuat untuk membantu percepatan penurunan angka stunting di wilayah Kabupaten Lebak, termasuk salah satunya adalah peningkatan kapasitas dan literasi kader Posyandu.

“Kita tahu bahwa salah satu kunci keberhasilan penanganan stunting berawal dari deteksi dini kasus dan edukasi pencegahan oleh para kader Posyandu. Oleh karenanya, menjadi penting untuk terus meningkatkan literasi dan berbagi pengalaman dengan para kader agar posyandu menjadi semakin berdaya dan efektif dalam mencegah dan menangani kasus stunting. Para kader juga perlu mengetahui bahwa anak yang stunting juga berpeluang besar untuk mengalami anemia, karena pangan hewani yang seringkali kurang dikonsumsi anak stunting juga merupakan sumber zat besi,” ujar Wahyu.

Sementara itu, dalam sambutan pembukaannya Ketua Tim Penggerak PKK tingkat Kecamatan, Mayasari menyampaikan bahwa wilayah Kalanganyar masih ditemukan sejumlah kasus balita stunting. “Saat diidentifikasi adanya kasus stunting di masyarakat, tim segera melakukan kunjungan rumah untuk menindaklanjuti temuan tersebut. Selain itu para kader posyandu juga secara aktif terus melakukan edukasi terkait stunting bagi warga di wilayahnya untuk mencegah timbulnya kasus stunting baru,” ujar Mayasari.

Kegiatan pengmas terbagi menjadi dua sesi, yakni pada sesi pertama para kader dibagi menjadi beberapa kelompok dan melakukan analisis data hasil penimbangan dan pengukuran tinggi badan balita. Sesi kedua adalah penyampaian poin-poin penguatan, seperti penyebab utama stunting, kaitan stunting dan anemia, pengaturan makanan untuk mencegah stunting dan anemia. Para kader juga akan mendapatkan modul yang berisi tentang poin poin tersebut. Diakhir kegiatan, para kader menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat, suasana kegiatan berlangsung gembira dan materinya mudah dipahami. Mereka berharap akan ada kegiatan lanjutan terutama untuk menguatkan kembali keterampilan para kader dalam pengukuran berat dan tinggi badan.

Related Posts